"Gimana?" Tanya gue.
Dia masih menautkan alis.
Gue menariknya menuju sepedah, dan menyuruhnya naik.
"Maafin cuman pake sepedah keranjang, tapi untung keranjangnya udah di copot, ehehe" ucap gue saat sedang mengendarai sepedah.
Tak ada jawaban dari yang gue ajak ngomong.
------------------------
Sesampainya di rumah, gue menyuruh dia ke taman belakang dan mengambil peralatan make up Alana.
"Gue lepas ya kacamatanya, nanti lo pake soft lens aja" ucap gue.
Gue melepas kacamatanya, dan memulai merapihkan rambutnya, gue memakaikan make up yang standar aja, ga terlalu over, cuman bedak sama lipbalm, karena cuman itu yang gue tau.
"Kan, baru gini aja udah cantik, lain kali kalau ke sekolah kayak gini ya"
Dia mengagguk.
"Senyum dong, pepsodent ga mahal kok, lagi discount"
Dia terkikik pelan, seengganya dia udah bisa terkikik. Walaupun pelan.
"Ka, mau tidak kakak menjadi sahabatku?' Tanyanya.
Gue tersenyum ke dia.
Kenapa bahasanya jadi baku banget, mungkin gugup.
"Nantaku, kata sahabat itu ga keluar dari mulut, tapi dari sini" ucap gue sembari menunjuk dada gue.
Dia melihat ke gue dan mengagguk.
"Tapi kalau kakak di tawarin sama princess yang cantik ini kakak mau kok, apa sih yang ngga buat princess" ucap gue.
-------------------
"Yakin cuman sahabat?" Tanya bunda.
Ettt, bunda malah bikin Nanta diem kan.
Gue ngasih isyarat ke bunda biar narik omongannya.
"Ehehe, maksud bunda itu kalian cocok kok sahabatan" ucap bunda.
Fiuhhh, untunglah, Nanta tersenyum ke gue sembari mengunyah makanannya.
"Nanta, abis ini mau aku ajak ke suatu tempat, mau ga?" Tanya gue.
Dia mengagguk dengan wajah semangatnya.
------------------------
Jujur, gue aneh sama cowo-cowo di taman ini, mereka kenapa ngeliatin gue kayak jijik, kalau liatin Nanta langsung tersenyum sendiri.
"Nan, liat deh, parah abiskan? Masa mereka kayak gasudi gue jalan sama princess" dia tersenyum mendengar omongan gue.
"Ya udah siniin kacamata aku, sama iket rambut aku, biar mereka sudi aku jalan bareng prince aku, gimana?" Ucapnya.
Gue menautkan alis.
"Gabakalan gue kasih, pokoknya biarin mereka jijik ke gue, asalkan ke lo ngga jijik" ucap gue sembari mengacak rambutnya pelan, biar ga berantakan.
Dia mengangguk, sebenernya ini taman komplek, jadi ya cowo-cowo yang lagi lari atau jp yang kesini.
Gue ngerasa pundak gue berat, dan gue langsung liat ke sebelah, Nanta senderan ke bahu gue.
"Enak ya? Berduaan sama cewe, aku di tinggalin di rumah" ucap seseorang dari belakang.
Gue dan Nanta spontan balik ke belakang.
Alana? Kenapa tiba-tiba dia marah?
"Hey, kamu kenapa sih? Kok ngomel?" Tanya gue.
"Sttt! jangan ngomong sama aku lagi! ga usah ngejar aku" ucapnya.
"Siapa yang mau ngejar kamu emangnya? Ya udah, pulang mah, pulang aja" ujar gue santai.
Alana pergi dan Nanta liat ke arah gue sembari mencubit perut gue.
"Aww, am i wrong?" Tanya gue.
"Ofcourse, sebagai cewe pasti ka Lana pengen di kejar, pengen ka Davin minta maaf" ucapnya.
Gue langsung menarik tangannya Nanta dan lari menuju rumah.
----------------------
Setelah beberapa menit Nanta pulang gue hanya terdiam melihat Lana yang meringkuk di kasurnya dan jujur gue merasa bersalah.
"Lana" finally.
Dia membalikkan badan, dia hanya memasang muka datarnya dan pergi dari kamarnya begitu saja.
Dia turun tangga, gue ikutin, dia duduk di sofa tv gue ikutin.
"Apaan sih?!" teriak Lana.
"Lan jang-"
"Apaan lagi Vin? Katanya mau jagain aku, katanya ga mau pacaran, bullshit, kenapa kamu ga jujur sama aku hah! kirain aku kita udah saling jujur, kalau kita ga saling jujur, buat apa kita sahabatan? Mending kayak biasa aja, mulai sekarang anggap aku teman kamu seperti yang lainnya, dan satu lagi, gue-lo yang sekarang kita pake, kalau lo mau ke rumah gue, anggep gue bukan sahabat lo, anggep aja selayaknya main ke rumah temen" jelasnya dan menyalakan TV.
Gue ga nyangka reaksi dari Lana kayak gini. Baru pertama kali gue liat Lana kayak gini.
Tanpa babibu gue mengecup puncak kepalanya "Aku bakalan inget semua perkataan kamu Lan, sampai rincinya, Love you" Gue langsung keluar rumah dan menaiki sepedah, kembali ke rumah gue.
Gue ga bakalan nginep lagi di rumah Lana, dan jarang ketemu dengan bunda.
---------------//---------------
Di mulmed itu Nanta udah di make over yooo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Changed Me
Teen FictionSebelumnya Klise kalau cuman karena gue, sahabat gue bisa berubah drastis, okay emang itu janji, tapi tidak sampai membuat perubahan besar. -Alana Gue berubah demi dia, jangan tanya kenapa, gue dengan senang hati nepatin janji gue. -Davin Sesudahnya...