Davin POV
Bingung, ya gue bingung banget harus gimana.
Di satu sisi gue sayang Lana, banget, tapi di sisi lain gue pacarnya Nanta, kalian boleh bilang gue plin-plan, emang gue plin-plan pada kenyataannya.
"Ka, jadi gimana? Mau ka Lana atau Nanta?" Tanya ade gue, yap, gue bukan ke rumah Nanta, tapi gue pulang.
"Ga tau de, kasih saran napa, gue bingung nih, tapi masa gue yang mutusin Nanta, kan aneh banget" ucap gue sembari mengacak rambut, btw, rambut gue udah ga beraturan lagi, entah sejak kapan.
"Lo, bikin Nanta benci sama lo kak, lo bikin dia kesel" ucap Danies.
"Bisa juga, yaudah yang penting jangan bilangin siapa-siapa dulu kalau gue udah pacaran, apa lagi mamih, nanti mamih suruh ngundang cewenya lagi" Danies mengangguk dan menghampiri Vier yang sedang berselfie, yap, katanya sih hp barunya di beliin sama Danies, entah lah.
Kalau pada akhirnya gini, gue dei awal pacarin Vier deh, orangnya asik sih, ga ribet.
Hp gue berbunyi.
Ananta
Aku ke rumah kamu ya, mau kenalan sama mamah kamu, love youuu
Whatever, eh kan dia taunya rumah Lana ya, berarti gue harus cepet-cepet ke rumah Lana dong?
Damn, males abis gue.
---------------
Pas.
Yap, pas banet gue dateng ke rumah Lana, pas Nanta ada di depan rumah Lana.
Dia keluar dari mobil, aduh, itu roknya kenapa pendek banget, maksud gue ya boleh-boleh aja pake rok di atas lutut, tapi jangan gitu juga lagi.
"Davin!" teriaknya.
Gue langsung masuk ke rumah dan mencari Lana.
Yang ada malah bunda.
"Bun, Lana mana ya?" Tanya gue.
"Lagi ke rumah sakit, lagu check up, tunggu aja ya, eh Vin, tolong bukain pintunya, kayaknya ada tamu" ucap bunda, gue langsung liat ke cctv, kan Nanta.
Gue berjalan ke arah Nanta.
Dia langsung memeluk gue, ya, dia tingginya hampir menyerupai Lana, tapi rasa sayang gue beda ga menyerupai ataupun mendekati.
"Kangenn, khawatir, kenapa telfonku ga kamu jawab?" Tanyanya, gue melepas pelukannya.
"Bukan urusan lo" ucap gue ketus.
"Semua tentang kamu itu sekarang urusan aku, dan mau segimana kamu marah-marah, aaupun ketus, ga bakalan ngerubah apapun, aku ga bakalan mutusin kamu, sebelum aku mati" ucapannya itu loh, ga pake mikir dulu.
"Haha, lucu banget omongan lo" ucap gue ketus.
"Kamu aneh deh, kamu yang nembak, tapi kamu yang ketus, harusnya aku yang ketus, karena aku tau kamu itu jadiin aku pelampiasan dari ka Lana, keliatan kok dari mukanya" ujarnya lalu berjalan ke arah bunda.
Hebat kan, orang lain udah tau, tapi orangnya aja belum tau.
Gue juga ikut berjalan menuju bunda, Nanta kalau bertemu bunda langsung menjadi Lana yang dulu, yanv lugu, cantik, baik, dan ga songong.
"Kamu itu yang waktu itu Davin bawa kesini kan?" Tanya bunda.
Nana mengangguj dan tersenyum dnegan lugu.
"Wah, kamu berubah sekali, jadi-"
"Jadi maleficent" potong gue.
"Kamu! ga boleh gitu, jadi makin cantik kok, gimana udah punya pacar belum?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Changed Me
Teen FictionSebelumnya Klise kalau cuman karena gue, sahabat gue bisa berubah drastis, okay emang itu janji, tapi tidak sampai membuat perubahan besar. -Alana Gue berubah demi dia, jangan tanya kenapa, gue dengan senang hati nepatin janji gue. -Davin Sesudahnya...