+628534268xxx : Ehehe di jawab juga akhirnya setelah nunggu 2 minggu, besok aku mau ketemu kakak ya hehe
Euh, ini cewe ada-ada aja.
Davin : Okay, kalau mau ketemu pas istirahat ya, have nice day de, ketemuan di perpus.
Baru aja gue Lock hp gue, langsung ngegeter.
+628534268xxx : gausah ka, nanti aku ke depan kelas kakak aja, bue kaa
Gue lalu melihat ke arah Alana.
"Smsan sama siapa?" Tanyanya.
"Idih kepo, udah ah mau ke bawah, kamu mau ikut ga?" Tanya gue balik.
---------------
Ya, hari bergantinya kerasa cepet, aneh emang.
Sekarang udah hari senin lagi.
"Alana, cepet dong" ucap gue yang ada di ambang connecting door.
"Iya bentar, ini lagi pake kaos kaki Davinkuu"
Kan, kebiasaan kaos kakinya warna-warni, udah tau di suruh pake warna putih aja.
"Itu kaos kakinya jangan yang warna-warni dong Lannn" omel gue.
"Udah ah yu, dari pada kena macet"
Tanpa babibu gue naik ke sepedah, Lana ngeliatin gue dengan tatapan aneh.
"Naik sepedah?"
"Ya, cepetan naik" ucap gue.
"Ga ah, aku naik mobil aja sama bunda bye, bye"
Gue menggelengkan kepala lalu pergi ke sekolah.
------------------
Sepedah om Vino gue taro di parkiran sepedah.
Selama jalan di koridor ga ada satu pun mata yang liat ke gue, yaiyalah siapa gue coba? Kalau gue jalan bareng Lana baru pada nyapa, ke Lana tapi.
Gue langsung ke kelas, dan belum ada siapapun kecuali cewe di ujung kelas.
Gue keluar kelas, dan duduk di kursi koridor.
Di ujung koridor ada cewe, kenapa dunia ini penuh dengan cewe sehhh.
Sambil membaca buku ia melihat ke arah gue beberapa kali, napa sih? Ada yang salah dari gue?
"Hey, kenapa liatin gue terus?" Tanya gue.
Dia yang di ajak ngomong melihat ke sekitarnya, dan menunjuk dirinya sendiri.
"Ya, lo yang gue ajak ngomong"
"Eh ... ehm, hai? Ka Davin kan? Yang selalu duduk sama ka Lana dan selalu baca buku di perpus saat istirahat, selalu jajan saat kantin udah sepi, selalu merhatiin senyuman ka Lana, dan aku tebak, kakak suka ka Lana kan? Setiap gerak-gerik ka Lana selalu kakak perhatiin, dan aku juga yang sms kakak waktu itu" ucapannya ... bikin gue merasa bahwa dia cctv dan spy.
Gue menautkan alis, dan menghampirinya.
Menarik kursi di seblahnya dan memperhatikan lekuk wajahnya.
Si doi yang di perhatiin mulai risih, dia selalu membenarkan posisi duduknya.
"Jadi nona mata-mata, kenapa lo kepoin hidup gue?" Tanya gue.
"Aku ga kepoin kakak, aku hanya, ingin lebih dekat dengan kakak, hanya itu saja" ucapannya membuatku ingin tertawa, sungguh.
Tanpa gue sadari, gue mengacak rambutnya dan mengangguk.
"Stranger, my name is Davin Vionino, call me Davin" ucap gue.
Dia mengangguk.
"I know, and then, my name is Gavrila Ananta Auliti" ucapnya.
Freak name. But i don't care.
-----------------------
"Alana! mau pulang bareng aku atau naik taksi?" Tanya gue.
Dia terlihat sedang berfikir.
Lalu dia suguhi gue dengan senyuman manisnya.
"Aku udah balikan sama Adriannnnn, yeay, hari ini aku mau pulang bareng Dri, mau ke taman dulu" gue mengangguk.
Lagi, lagi gue kehilangan dia.
-----------------
Sekarang yang gue lakuin? Videoin gerak-gerik Alana. Sama Adriannya juga.
Gue tersenyum saat Alana tertawa karena melihat Adrian jatuh, tapi gue menahan diri saat Alana menyenderkan kepalanya ke pundak Dri.
"Ka?" Ucap seseorang.
Gue membalikkan badan dan ... Nanta?
"Hai Nan, lagi apa disini?" Ucap gue.
Dia menggelengkan kepala.
"Lagi jernihin fikiran aja"
Gue mengagguk dan hening.
Ga ada pembicaraan yang kita bicarain, tapi ga tau kenapa kayaknya Nanta ngeliatin gue deh, kerasa aja gitu ada yang ngeliatin.
"Jangan ngeliatin terus nanti malah suka" canda gue.
"Emang udah" dia langsung menyentil mulutnya.
Gue tersenyum dan mengacak rambutnya.
"Hey, lo itu cantik loh, jangan suka ke gue, cari yang lain Nan, gue yakin, gue ga bakalan bisa suka sama lo, jadi cari yang lain ya, sayang" ucap gue.
Matanya berkaca-kaca, emang sih gue keterlakuan ngomongnya, masalahnua sih mumpung perasaannya ke gue belum terlalu dalem, mungkin.
Gue juga ga mau jadi cowo php.
"Nangis aja deh, gapapa, kalau buat lo lebih tenang, asalkan abis nangis, cari cowo yang pas buat lo ya, gue udah baik loh, ngasih kesempatan buat lo nyari cowo yang lebih baik"
Dia menelungkupkan mukanya di tangan dia sendiri.
Pundaknya berguncang.
Gue mengelus punggungnya pelan lalu merapihkan rambutnya.
"Gue make over lo, mau ya?" Tanya gue.
Dia mendongakkan kepala dan menautkan alisnya.
Apa ada yang salah?
------------------//---------------
Yang di mulmed itu Nanta, love yaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Changed Me
Teen FictionSebelumnya Klise kalau cuman karena gue, sahabat gue bisa berubah drastis, okay emang itu janji, tapi tidak sampai membuat perubahan besar. -Alana Gue berubah demi dia, jangan tanya kenapa, gue dengan senang hati nepatin janji gue. -Davin Sesudahnya...