Alana POV
"Davin?" Kata gue saat melihat dia yang sedang mengacak rambut cewe yang tadi ngajak ngobrol dia.
Gila, gue ga pernah liat dia ngacak rambut cewe, selain gue, gue ga pernah liat dia tersenyum setulus itu saat ketemu gue.
Gila emang Davin.
Gue langsung ke tempat penyetopan taksi, dan menaiki taksi.
Gue meminta supir taksi agar ke hotel yang gue tempatin.
Tunggu itu ... Bukannya Adrian ya?! kok dia ada di Spore sih? Mana sama cewe lagi.
Pake pelukan lagi!
It's a bad day, very bad day.
----------------------
Gue menuruni taksi dan masuk ke kamar. Untung aja gue yang megang kunci kamar.
Gue langsung ke balkon, dan duduk di sofanya.
Gue memejamkan mata, dan kenapa angin mendukung banget.
Gue langsung masuk ke alam mimpi.
---------------------
Gue mengerjapkan mata dan ngedumel ga jelas, itu siapa sih yang ngebel? Jangan bilang ....
"Davin!" kata gue girang sambil masuk ke kamar.
Gue langsung berlari ke depan pintu dan membuka pintu, tapi nihil ga ada siapa-siapa di luar, palingan anak-anak yang jail.
Gue memanaskan air, dan membuat hot chocolate.
Gue berjalan ke balkon, dan duduk di sofa lagi, sesekali gue menyeruput hot chocolate gue.
"Lana?" Ucap suara yang rada berat.
Gue membalikkan badan dan bener aja Davin yang dateng sambil memegang handphonenya dan rambut yang acak-acakan.
"Kamu kemana aja sih? Bikin aku khawatir tau ga, lain kali tunggu aku, mau pergi juga bilang! bukannya kayak tadi, aku jadi uring-uringan nyari kamu ke seluruh Spore, dikira gampang?" Omelnya.
Gue menarik nafas dan membuangnya, gila, sesek banget ini dada, kenapa sih?
"Heh, huh, heh, huh" tarik buang, tarik buang, itu yang gue lakuin.
"Loh kenapa kamu?" Tanya Davin.
Gue menggeleng dan BLANK! semuanya gelap.
--------------------
Gue membuka mata gue, dan terdengarlah suara spongebob yang sedanh tertawa, ga enak banget, pas bangun-bangun suara spongebob.
Ih, sekarang malah suara patric ngomong, siapa sih yang nyalain spongebob?
Gue dudukin badan gue dan melihat Adrian, dan gue menengok ke arah balkon, kok ada siluetnya ka Lian? Atau emang Ka Lian kali ya.
"Ka Lian!" teriak gue.
Siluet itu pun berbalik ke arah gue, dan bener aja itu Ka Lian, ahhhh, kangen.
"My little princess, udah bangun? Eh, eh aku udah kenal pacar kamu dong" katanya dengan bangga.
Gue terkikik, lalu melihat Adrian yang sedang tersenyum ke arah gue.
"Ka, kenapa ada di Spore?" Tanya gue.
"Kakak di kasih tau sama Davin, terus kakak minta sekertaris kakak untuk pesen tiket pesawat ke Spore secepatnya, dan bingo, sekertaris kakak dapet tiketnya, ya kakak di jemput sama Davin, pas di jemput, taunya ada Dri, yaudah kakak kenalan sama pacar kamu itu" jelas Ka Lian sambil mengelus rambut gue.
Gue tersenyum misterius, "Sekertaris kakak cantik ga? Kenalin ke aku dong" kata gue sambil menoel dagunya.
"Masih cantikan kamu kok, udah ah, itu darah kamu masih keluar, dari tadi si Davin kelabakan sendiri ngeliat darah kamu keluar makin banyak" kata Ka Lian, Davin? Kelabakan?
"Davin kenapa ga kesini ka, kan dia tau aku udah bangun" kata gue, dengan nada ya ... sedikit, sedikit kecewa.
Ka Lian menggeleng, "Dia ga tega liat lo katanya, tapi jangan bilangin dia kalau aku bilangin ke kamu okay?" Katanya.
Gue terkikik lalu mengacungkan jempol, dasar Davin, gengsian, bilang aja kalau dia ga tega dan khawatir, bhak, dasar.
"Ehm" kata seseorang di belekang Ka Lian, siapa lagi kalau bukan ....
"Apaan sih Vi- oh Adrian, mau ngobrol sama Lana, silahkan" kata Ka Lian sembari pergi ke balkon.
Dia diem sambil memberi gue senyuman yang, imut menurut gue, dulu, seelum gue liat dia sama cewe tadi, kalau sekarang bagi gue senyuman itu jiji untuk gue liat.
"Apa?" Kata gue ketus.
"Kenapa bisa kayak gini?" Katanya sambil memperhatikan hidung gue.
"Keluar dari kamar ini, putus, dua hal yang gue pengenin" kata gue sembari menunjuk pintu.
Dia menautkan alisnya, sok imut lo, "Maksud kamu? Beneran ga ngerti nih" kata Adrian.
Gue menarik nafas sangattttt panjang, "Gue pengen lo keluar, dan lo sama gue jadi mantan" kata gue polos.
Dia sedikit kaget, "Loh kenap-"
"DAVINNNNN!" teriak gue, ya, jelas lah gue motong omongannya.
Davin lari ke arah gue, "Hmm?"
"Vin, Adriannya tuh, usirin okay, love Davin" kata gue.
Adrian langsung berdiri dan keluar dari kamar gue, wow, kalau ada Davin dia langsung pergi.
"Hey, udah bangun" kata Davin.
Gue ga ngegubris Davin, gue masih ga sreg, dan masih kesel sama kelakuan dia yang di depan toko VS tadi.
"Punya mulut kan?" Sindir Davin, gue tetep diem.
Sebodo lah dia mau ngomong apa, lagi kesel.
Ada suaa hp bunyi? Hp siapa?
"Hallo, ......, oh kenapa?, ......., bisa bisa, ....., okay bye" kata Davin lalu mengambil sweaternya yang ada di kursi balkon, dan keluar kamar.
Tinggalin aja gue, sok sibuk banget sih.
---------------------//-----------------
Ehehe sorry pendek, ZahraShillaa
Dan maaf kalau updatenya lama, banyak tugas, uhuhu.
Di mulmed itu Berryl yooo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Changed Me
Teen FictionSebelumnya Klise kalau cuman karena gue, sahabat gue bisa berubah drastis, okay emang itu janji, tapi tidak sampai membuat perubahan besar. -Alana Gue berubah demi dia, jangan tanya kenapa, gue dengan senang hati nepatin janji gue. -Davin Sesudahnya...