"Okay, your room at 6th floor, thank you, sir" ucap resepsionisnya.
"Kita mau sekamar atau mau pesen dua kamar?" Tanya gue ke Lana yang lagi asik sama gadgetnya.
"Serah lah, sebodo" kata Lana, ett, ini anak masih marah ceritanya?
Dia langsung tersenyum sendiri, gila emang, palingan lagi chat sama pacar kucrutnya itu.
"Ihhhh, Dapinnn, nanti anterin aku ke hotel ini" katanya sambil menunjukkan nama hotelnya.
Gue menggeleng. Ngapain lagi gue ke sana, mending gue baca buku ya ga?
"Ihhh, Adrian lagi Spore, dia nginep di hotel itu, pokoknya anterin aku, kalau ngga aku pulang ke Indo nih" ancam Lana.
Gue tertawa garing.
"Terserah, pulang aja sana, dari pada aku harus anterin kamu ke hotelnya si Adrian, najis" kata gue ketus.
Dia menggembungkan pipinya, adoh, lucu banget.
"Pesenin aku tiket pesawat sekarang juga" kata Lana sambil menyodorkan gadgetnya.
"Pesen ndiri sana" kata gue sambil menyodorkan koper ke pegawai hotelnya.
"Sorry sir, you room?" Tanyanya.
"612" kata gue sambil menuju lift.
Lana ngedumel sendiri sambil ngikutin gue.
Gila ini anak cerewet banget sih, ngeselin, diemmm ah.
"Lan, diem, berisik, kalau mau pergi, pergi aja sendiri ke hotel si Adrian itu, kalau ada dia kamu ga butuh aku kan? Udah sana, kalau kamu ilang juga salah Adrian, sana" bentak gue sambil mengacak rambut.
Beuh, salah dah gue ngebentak si Lana, pasti bentar lagi dia nangis, gue luluh, ah salah gue emang.
Tuh kan, matanya di Lana mulai berkaca-kaca, ah salah dah gue.
"Yaudah, aku pergi sendiri kesana" Katanya sok sinetron.
God, jangan bilang dia beneran naked, ah.
Gue mau cegat, yakali, gue yang nyuruh dia pergi sendiri, tapi kalau gue ga cegat, nanti dia sama si kucrut satu itu.
"Oke-oke, jangan nekat, aku anterin kamu, okay?" Kata gue.
"Yeay! makasih Dapinnkoeh" katanya sambil mencubit pipinya.
Ehm.
"Hmm" kata gue sambil menepis tangannya.
"Tapi nanti kita ke VS dulu ya, mau beli parfume, biar pas ketemu Adrian, jegerrrr, wanginyaaa pacarku kata Adrian nanti" katanya dengan lebay.
-----------------
"Thanks, sir" ucap si supir taksi.
Gue menuruni taksi, begitu juga dengan Lana.
Beuh, wangi parfume langsung menyeuak di hidung gue.
"Ihih, Vin ini wangi ga?"
"Hmmm" kata gue sambil menepis tangan Lana yang ada di depan gue.
"Vin, Vin kalau yang ini?" Katanya lagi, perasaan semuanya sama-sama wangi, ya udah ambil aja yang dia liat, kan semuanya sama-sama wangi.
Tiba-tiba ada cewe yang memegang pundak gue, gue liat ke belakang, wajahnya familiar, eh, siapa ya?
"Vino? Ehm, maksud gue Davin?" Kata cewe itu.
"Sorry, sipa ya?" Kata gue dengan nada yang, sebenernya ketus sih.
"Ohiya, lo lupa ya? Gue Berryl, masih ga inget ya? Eh, temen setim lo pas cerdas cermat seprovinsi, ya emang sih gue udah pindah sekolah saat kelas 8 tapi inget-inget lagi dong" katanya dengan keras kepala.
Gue menaikkan satu alis, lalu menggeleng, dan menghampiri Lana.
"Vin, cewe itu siapa sih? Kok ngobrol sama kamu?" Katanya.
"Ga tau lah, tanya aja sama cewe itu" kata gue sambil mengaitkan earphone di telinga gue.
Gue keluar dari toko laknat itu.
Gue senderan di tembok, dan membaca buku novel Kahlil Gibran yang judulnya, Sayap-Sayap Patah.
"Ga berubah, ngedengerin lagu, sambil membaca novel" kata cewe itu lagi.
Siapa sih cewe ini?
"Siapa lo?" Kata gue sambil melepas earphone.
"Berryl, gue cewe yang ada di pojokan kelas, yang gendut, yang ga pernah ada cowo yabg ngelirik gue, dan saat lo mau ngobrol sama gue, itu salah satu keajaiban dalam hidup gue, gue dulu item" jelasnya sangat rinci.
Gendut, item, diem di pojokan, ahaha cewe saaaran bully itu?
"Hey, gue inget lo kok, cewe yang selalu jadi objek bully, tapi gue yang selalu kena akhirnya, gue juga inget, yang gendut dan kucel setiap harinya, yang selalu nyoba diet tapi kadang turun kadang naik, lo ga secantik ini dulu" kata gue sambil menjutaknya dan mengacak rambutnya.
Gemessa kalau ngebayangin dia yang dulu.
"Davin?" Ucap seorang Lana yang mematung.
Gue liat sih sedikit air matanya turun, tapi dia langsung menepis kasar.
Dia langsung pergi dan mencari tempat stopan taksi, dia menyetop taksi dan pergi entah kemana.
Kenapa sih dia? Gue padahal ga ngapa-ngapain, kok dia tiba-tiba kayak gitu?
Ah dasar cewe, ribet, labil.
----------------//------------
![](https://img.wattpad.com/cover/19887759-288-k341953.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Changed Me
Teen FictionSebelumnya Klise kalau cuman karena gue, sahabat gue bisa berubah drastis, okay emang itu janji, tapi tidak sampai membuat perubahan besar. -Alana Gue berubah demi dia, jangan tanya kenapa, gue dengan senang hati nepatin janji gue. -Davin Sesudahnya...