Chapter 19

209 3 0
                                    

Alana POV

Daddy mana sih? Ayah manaa?

Katanya udah di luar lagi nunggu.

Tapi nyatanya ga ada.

"Alana!" teriak seseorang.

Gue melihat ke seluruh arah dan bingo! itu ayah.

Yahh, tapi kenapa bukan kayak ayah-ayah sih dandanannya, masa pake converse, pake sweater, di jambul lagi, udah daridulu gue bilang jambulnya ilangin!

"Miss you so muchhh" ucap ayah gue sembari merentangkan tangan.

"Miss you too, kenapa lama banget ga pulangnya?" Tanya gue sembari memeluk ayah gue.

"Kakak kamu tuh ngalangin ayah untuk pulang, kan meeting ayah di negara kakak kamu kuliah, eh, bunda gimana keadaannya?" Tanya ayah gue.

Ih, gue yang ada di depannya kok malahan nanyain bunda, bete kan.

"Tau ah, aku yang ada di depannya kok bunda yang di tanyain, yu ah Vin kita ke mobil, tinggalin aja ayah sendiri, biar pulang pake taksi.

Gue menarik tangan Davin dan berjalan.

"Kamu tuh ya, kasian ah om Vinonya, balik lagi ya?" Ucap Davin.

Huh!

"Ayo yah mau pulang ga?" Tanya gue saat ada di depan ayah gue.

"Okay"

-----------------------

Gue membuka pintu rumah dan sepi, yaiyalah bibi pasti udah di kamarnya, bunda kemana ya?

"Hey, Davin, kamu kok nambah tinggi? Ayah jadi ketinggalan jauh nih" ucap ayah gue.

Kan garing candaannya.

"Ehehe, lucu banget yah bercandanya, yakin Davin yang ninggiin bukan ayah yang makin pendek?" Tanya gue.

Ayah gue langsung meluk dan menjitak kepala gue pelan.

"Kamu itu ya, kalian ada kemajuan ga?" Tanya ayah, maksudnya?

Kemajuan apa?

"Maksudnya Yah?" Tanya gue.

"Ya kalian emangnya ga mau lebih dari sahabat?" Tanya ayah.

Mau Yah, mau banget, tapi ya keadaan sama keinginan berbanding terbalik.

"Ga lah, kan Lananya juga abis putus sama Dri" ucap Davin dengan polos.

"Lana? Siapa lagi sih Dri? Perasaan kamu waktu itu baru jadian sama Gerry, ckckck, kenapa anak ayah yang satu ini Player? Yang di luar malah susah dapet pacar" ucap ayah gue sembari duduk di sofa

Gue senderan di pundak ayah gue.

"Yah, kan itu jadiannya udah lama sama Gerrynya, ayahnya aja yang baru tau, kalau Dri, ya gitu lah, dianya sama cewe lain, mungkin udah ga nyaman sama aku kali" ucap gue.

Kadag gue ngerasa, beruntung banget mamah gue dapetin suami macem ayah gue.

"Istrinya ga usah di cariin, kan ga penting" sindir bunda gue yang udah di depan ayah gue sembari melipat kedua tangannya di depan dada.

Ayah gue langsung berdiri dan memeluk bunda, kan sweet banget mereka.

Kapan gue bisa kayak mereka, setiap ada cowo yang deketin pasti tiba-tiba ngejauh lagi dari gue.

Kok? Kenapa sesek sih? Kan tarik nafas, keluarin, pelan-pelan paru-paru, jangan ngerusak suasana dong!

"Nak? Kenapa kamu? Sesek lagi?!" ucap bunda gue panik.

Kan lo sih paru-paru! ngerusak suasana aja.

Tarik, keluarin, jangan panik Lan!

"Come on don't be panic Babe" ucap ayah gue.

"Gimana ga panik?! dia, Alana anak kita lagi sesek nafas, gila kamu, Davin bawa Lana ke mobil, nanti bunda mau ngambil tas, kita ke rumah sakit" bunda jangan panik dong, Lana ikut panik nih.

Gue berdiri dan diikuti oleh Davin, Davin langsung bawa gue ke mobil.

Udah di mobil ga ada omongan apapun dari Davin, dia hanya menyalakan mobil dan menyalakan lagu.

Gue udah ga bisa dengerin apapun lagi sekarang, sekarang semuanya langsung blank! gue cape narik nafas yang panjang, tapi ga ada udara yang masuk.

---------------//------------

Di mulmed itu ayahnya Alana, pengen deh kita jadi istrinya, ohoho, love ya.

Changed MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang