"Hai, bidadariku, gimana sekolahnya?" Tanya Davin.
Anak perempuan itu berhenti di depan ayahnya lalu tersenyum.
"Apa daddy tau aku sangat lelah hari ini?"
"Tentu"
"Apakah daddy, ayah yang sangat kuat?"
Davin mulai menautkan alisnya.
"Tentu"
"WHOAAA, AYO GENDONG AKU" teriak anaknya itu sembari menarik-narik baju ayahnya.
Sontak Davin tersenyum dan melihat ke sekitarnya.
"Okay, apa sih yang tidak untuk princess" Davin langsung menggendong anaknya dan mulai berjalan.
Anak perempuan itu tertawa dan memeluk daddynya dengan kasih sayang.
Dari kejauhan sudah ada perempuan yang memperhatikan mereka berdua dan tersenyum tanda entah apa yang harus ia lakukan lagi untuk mendapan perhatian dan hati lelaku itu seperti dahulu.
Tidak usah berbicara hati dulu, perhatiannya saja sangat susah ia alihkan.
Mingkin sekarang adalah waktu yang tepat untuk ia menyerah.
"Di saat kamu menyerah, di saat itu juga aku yang berjuang untuk kamu, Lana" ucap Davin.
"Tante" sapa anak perempuan itu dengan ramah dan menunjukan senyuman manisnya.
"Di saat kamu mulai merasa ga bisa dapetin aku, di saat itu aku dapetin kamu, kamu Lana, aku rasa kamu benar-benar jatuh cinta dengan pangeran yang satu ini" ucap Davin sembari menyisir rambutnya dengan jari-jari tangannya.
Lana dengan tiba-tiba mengeluarkan air matanya dan memeluk Davin, Davin tidak membalas pelukannya tetapi menutup kedua mata anaknya dengan kedua tangannya.
"Apa kamu mau semua orang ini membunuhku saat mereka tau bahwa aku memeluk seorang model?"
Lana melepas pelukannya dan menautkan alisnya.
"Kamu menganggap aku apa sekarang?" Tanya Lana.
Davin tersenyum dengan bermaksud menggoda Lana.
"Aku anggep kamu teman" ucap Davin.
Lana langsung bungkam dan menarik nafas panjang dan mengeluarkan nafasnya dengan keras.
"Teman hidup" ucap Davin sembari tertawa.
"Tapi bagaimana dengan mantan istrimu?" Tanya Lana.
Davin tertawa sangat lepas.
"Mantan istri? Karena Candies kamu mengambil kesimpulan bahwa aku punya istri? Big no, dia," Davin langsung mendekat ke telinga Lana, "Anak angkatku"
Lana tersenyum kembali dan mengangguk.
"Apa kalian akan menikah?" Tanya Candies.
"Jika itu maumu, sebenarnya itu mauku sih" ucap Davin.
Sontak mereka semua tertawa bahagia, yap, tidak semua hidup berakhir bahagia, tapi jika akhirnya bahagia mungkin itu poin tambahan untuk hidup kita.
"Ya, tunggu saja beberapa bulan lagi, nama kamu akan berganti jadi nyonya Davin, dan sebentar lagi aku akan di teror" Lana menautkan alisnya, begitu juga dengan Candies.
"Yap, karena aku menikahi model yang cantik, baik dan terkenal seperti kamu" dengan sekejap muka Lana berubah menjadi merah.
"Stop! ayo daddy, kita pulang" rengek Candies.
"Ayo, kita bawa tanye ini ke rumah kita yang asli yuu" ucap Davin dan di sertai anggukan dari Candies.
Candies berlari menuju rumah asli mereka, yap, Candies sudah dari lahir disini, jadi udah mengetahui setiap sisi kota ini.
"Makasih yo" ucap Lana dengan bahasa Indonesia.
"Makasih?" Tanya Davin.
"Ya, makasih udah bikin aku jadi cewe yang aneh, yang setiap malem mikirin kalau suatu hari aku bakalan ketemu kamu lagi"
Davin mengulum senyumnya.
"Sekarang kan udah ketemu lagi, i'm yours" ucap Davin lalu berlari menuju rumahnya yang di sertai dengan Lana di belakangnya.
--------------------//-------------------
Ohoho, aneh ya? Maafin belum handal masih amatiran.
Makasih ya udah mau baca, kalau ga ada kalian, juga ga bakalan ada novel abal ini.
Love youuu banget deh.
Kalian itu ya kayak oksigen untuk kita, ya udah kita ga jago bikin pidato, ohoho, jadi ya, makasih banyak yaa.
Uuuuuu, akhirnya selesai ehehe, yhanks yaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Changed Me
Teen FictionSebelumnya Klise kalau cuman karena gue, sahabat gue bisa berubah drastis, okay emang itu janji, tapi tidak sampai membuat perubahan besar. -Alana Gue berubah demi dia, jangan tanya kenapa, gue dengan senang hati nepatin janji gue. -Davin Sesudahnya...