Chapter 3

367 8 0
                                    

Hai, hai

Masih ada yang nunggu update ga ini?

Kayaknya sih ngga ya, ihihi.

Gimana tentang novel kita? Kasih tanggapan ya, apanya yang kurang, apanya yang ga klop sama kalian, di comment, atau ngga di message aja.

Enjoy.

Love, ZahraShilla

--------------

"Ka Lian, ini Davin" teriak gue sambil melepas sweater pemberian bunda gue.

"Ya, eh mamih sama ayah lagi ke jerman, eh Alana mana? Kok tumben ga ikut lo?" Tanyanya sambil menuruni tangga.

Kan adiknya pulang, malah nyariin Alana alias Lana, ya hampir semua keluarga gue lebih sayang sama Lana, daripada gue.

"Kan gue abis les ka, masa gue bawa-bawa Lana ke tempat les"

Ka Lian malah ber'oh' ria.

"Lain kali ajak ya Lananya, gue kangen banget sama Lana" gue mengangguk lalu naik ke kamar gue.

Koper udah, nah tinggal bawa baju, buku, paspor, tiket kan ada di bunda, berarti sekarang tinggal beresin baju.

Gue buka lemari gue dan memilah baju.

"De, lo mau olimpiade ya?" Tanya kakak gue di ambang pintu.

Gue mengangguk.

"Kapan berangkatnya?"

"Besok, jam 8" kata gue sambil menutup koper, dan menuju meja belajar gue.

Kakak gue mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Hati-hati bro, good luck buat olimpiadenya, salam buat Lana ya"

Gue mengangguk lalu memasukan buku-buku gue ke tas gue.

"Yaudah ka, gue duluan ya, btw kunci mobil gue mana?"

"Itu di garasi, di lemari lo"

Gue megangguk dan keluar dari kamar sembari membawa koper dan tas gue.

Sesampainya di bagasi, gue mencari kunci mobil, dan meminta supir mamih gue untuk membukakan gerbang.

"Bingo!" ucap gue saat menemukan kunci mobil gue.

Gue langsung menyalakan mobil dan tancap gas.

-------------------------

"Bunda, bunda, bundaaa, Dapin pulang" teriak gue saat membuka kamar bunda gue.

"Bunda lagi ke super market, kamu kalau ke bunda kenapa ga pendiem?" Tanya Lana.

Gue menggeleng lalu menyeret koper gue ke kamar gue yang sebenernya kamar ka Devo.

"Pinnnn, sakittt HUEEEE" teriak Lana dari bawah, itu anak kenapa lagi sih.

Gue dengan terburu-buru turun ke bawah.

"Kenapa lagi sih!?" Bentak gue saat melihat Lana yang memegang dengkulnya yang masih terluka.

"Ini, tadi aku ke sandung, darahnya keluar lagi, tolong obatin Vin, sakit" rintihnya sembari memegangi daerah dengkulnya.

"Obatin sendiri sana, suruh siapa kesandung, makanya kalau jalan hati-hati Lana"

Gue itu bukannya ga mau jagain dia, gue bukannya ga mau nolongin dia, bukannya ga sayang sama dia, tapi gue khawatir sama dia, gini lah caranya kekhawatiran gue di luapkan, emang ga sweet, tapi ya ini cara gue.

"Tolongin, sakit Vin" gue nyerah kalau udah liat Lana mau nangis, ga tega.

Gue langsung menggendong Lana ke sofa ruang TV, lalu mengambil P3K.

"Aww, pelan-pelan Davin, sakit, darahnya kan belum kering" kata Lana sambil narik rambut gue.

Gue terus ngobatin tanpa ngeliat mukanya, ya palingan sekarang dia udah mau nangis, gue ga tega kalau liat dia mau nangis.

"Lan, jalannya hati-hati, jangan buat gue khawatir lagi" kata gue sambil mengacak rambutnya.

"Cie khawatirin aku acikiwir, aku di khawatirin, ayayay kapten nanti kalau kamu di Spore kan ada Adrian yang jagain aku, jadi kamu jangan kepikiran sama aku ya, pikirin olimpiade aja, jadi kalau aku jatuh lagi, Adrian yang obatin aku okay" katanya sambil hormat ala upacara bendera.

Lucu banget sih, heran ada cewe yang selucu Alana.

Gue cuman mengangguk dan memasang muka jutek gue lagi.

Tapi kenapa harus Adrian lagi, Adrian lagi, pengen ee gue kalau denger namanya.

Gue naik ke kamar gue, dan ke balkon sambil bawa buku.

"Vin, buka dong kacamatanya, pasti kamu ganteng deh kalau di buka" kata Lana yang tiba-tiba ada di sebelah gue.

Jantung, kontrol dong, masa cuman di bilang ganteng deg-degan.

"Ya Vin ya, buka dong" katanya sambil duduk di sofa sebelah gue.

Gue menggeleng sambil menetralisir jantung gue.

Tiba-tiba pandangan gue burem seketika, wah, ini sih pasti Lana ngambil kacamata gue.

Sialan emang.

"Lan ga lucu, apaan sih" ucap gue ketus, sambil mengambil kacamata gue dan memekainya lagi.

"Marah-marah mulu ih, luntur gantengnya nanti" godanya sambil menoel dagu gue.

Jantung, tahan ya, jangan berlebihan deg-degannya.

----------------------//---------------------

Eh, kayaknya kita ga bakalan ngasih cast, terserah kalian aja orang-orangnya mau siapa, kan setiap orang pasti beda imaginenya, jadi kita gabakalan kasih cast, kalian aja yang berimagine sendiri.

Love, ZahraShilla.

Changed MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang