Davin POV
Wanjay! gue telat jemput ade gue.
Gue mencet klakson beberapa kali.
Huh, akhirnya tuh makhluk muncul juga.
"Ka Davin? Kemana aja?" Tanyanya.
"Udah cepetan masuk" ucap gue dari jendela.
Dia membuka pintu dan duduk di sebelah gue.
Untung ga di belakang, kalau di belakang bakalan gue omelin tuh anak.
"It's different, perasaan gue, dia luar si drivernya yang di kiri, ini kenapa penumpangnya yang di kiri?" Tanyanya.
"Ahh, bacot lu" ucap gue lalu menancap gas.
---------------------
Gue menuruni mobil dengan gaya cool gue, eh, gue sih dari sononya udah cool.
"Ka Davinnnnn! apa kaba- siapa ini?" Tanya Vier lah, emang mau siapa lagi?
"Kenalin gue Danies, adiknya Davin" ucap Danies.
Vier tersenyum ke gue, "Ka, adik kakak gue gebet ya?"
Ya lah, cape gue di kejar sama lo.
Gue mengangguk semangat.
"Gue Xavier, tapi panggil aja Vier" ucap Vier.
Huh, akhirnya penderitaan berkurang.
Gue langsung masuk ke rumah pa Aldo.
----------///--------
Danies POV
Kenapa cewe Indo cantik-cantik sih? Baru nyadar gue.
Apalagi Vier, emang sih ga murni Indo banget mukanya tapi ya tetep aja.
"Ka Davin, Vier punya kakak atau adik ga?" Tanya gue.
God, thanks i have perfect life, i have brothers like ka Lian and ka Davin, and i have mother like Mamih, and father like ayah, and i meet girl like Vier! it's very awesome.
"Ada kembaran, namanya Adrian, pacarnya sahabat kakak, Alana"
Oh, jadi ka Davin punya sahabat.
Ouh, i know, he has feeling for his bestfriend, i know that.
"Dan ka Davin suka sama sahabat kakak?" Tanya gue.
Ka Davin keliatan kikuk dan rada marah, mungkin karena gue nanya pertanyaan yang ga seharusnya.
"Liat aja nanti, kalau ka Davin jadian sama sahabat kakak berarti ka Davin suka sama dia, tapi kalau ga jadian-jadian, berarti ka Davin ga suka sama dia" wow, ternyata gue punya kakak yang pinter ngeles bro.
Tapi kakak gue cerdas juga ya cara ngelesnya, bisa bikin gue ga tau jawaban pastinya apakah dia suka sama sahabatnya ataupun ngga.
Btw, dari tadi kita ada di teras eumahnya pa Aldo, guru les gue.
"Danies!" Teriak seseorang.
Gue melihat ke segala arah, but nothing.
Damn! Vier! yeah Vier, she's so beautiful, and i think i fall in love with her.
God, i like this moment.
"Yap?" Ucap gue.
"Nies, lo adik angkatnya ka Davin ya?" God, why she ask me like that.
I can't answer, i can't.
"Lo kalau nanya mikir dulu bisa? Jangan asal kalau ngomong" ucap ka Davin sembari berdiri.
"Dan satu lagi, kalau kepo jangan berlebihan dong" ucap ka Davin lalu membuka bukunya.
Vier duduk di sebelah gue, gue baru nyadar kalau Vier masuk ke halaman pa Aldo.
Vier ngeliatin gue dengan mata yang, kasian gue liatnya.
"Maafin ga maksud kok, gue nanya biar ada topik aja, tapi ya gitu malah salah paham" ucapnya.
Gue mengangguk.
"No problem, everybody has mistake, no body's perfect, babe" ucap gue.
Dia tersenyum.
"You call me 'babe'?" Tanyanya.
"Yap! cause your my babe" ehehe, peace.
Dia tertawa.
"Bahkan lo ga nembak gue"
Nembak? maksudnya 'nembak' itu apa?
"Nembak? It's same like Shot?"
Dia tertawa dengan keras, apa gue salah nanya?
Kenapa dia ketawa begitu keras?
"Big no, itu tuh artinya sama kayak, 'will you be my girlfriend' or 'will you be mine?' " ucapnya.
"Karena, semuanya kan dateng dari perasaan dan bukan dari mulut, to be honest, i like you, love at first sight, yeah, it's me"
"Ahaha, iya deh, sama deh gue juga suka aja sama lo, boleh ga?"
Wowwwww.
I want to dance on the street, terus bikin jalanan macet, and then give hug for Vier.
I love her so much, i love her like i love myself.
And i also never want to let her go from my life.
"Najis lu pada" ucap ka Davin.
Setidaknya gue tau artinya bahasa itu, untung udah di kasih tau ka Lian.
"You're just jealous, i know that" ucap gue.
Kenapa gue ga nyadar selama ini ada orang yang lebih sayang dari pada gue selain mom Grace alias ibu panti gue waktu di luar.
--------------//-----------
Di mulmed itu Vier, cantik ga?
KAMU SEDANG MEMBACA
Changed Me
Roman pour AdolescentsSebelumnya Klise kalau cuman karena gue, sahabat gue bisa berubah drastis, okay emang itu janji, tapi tidak sampai membuat perubahan besar. -Alana Gue berubah demi dia, jangan tanya kenapa, gue dengan senang hati nepatin janji gue. -Davin Sesudahnya...