Chapter 20

221 4 0
                                    

Davin POV

Jujur gue ga tega liat Lana kayak gitu.

"Vin, ayo cepetan, jangan melamun, yu ke rumah sakit biasa!" ucap bunda dengan panik.

"Ayah gimana bun?" Tanya gue.

Bunda langsung nutup pintu mobil dan duduk di sebelah gue, sedangkan Lana di belakang.

"Katanya dia mau pake sepedah, yu cepetan, Lananya udah ga kuat kayaknya, dia" jeda bunda, "Kan pingsan dia! yo cepetan Vin" teriak bunda.

------------------------

Gue nunggu di cafe yang ada di rumah sakit.

Seperti biasa gue ga tega liat Lana.

"Vin! Davin!" teriak seseorang di depan telinga gue.

Gue langsung ngeliat ke arah suara.

"Kenapa Yah?" Tanya gue.

"Itu, Alana udah sadar, ayah cape Vin, ayo ke kamar Lana" ucap ayah.

Huh, perasaannya tuh kayak lo mau ketabrak, tapi ga jadi, nah seneng tapi deg-degan kan?

"Kamu kenapa ga temenin Lana sih?" Tanya ayah.

"Ya gitu deh, aku ga tegaan sih orangnya, ayah waktu itu sahabatan ya sama bunda?" Tanya gue saat udah di lift.

Ayah terkikik mendengar pertanyaan gue, apakah ada yang salah?

"Ahahaha kamu itu, jangan ngode gitu ah, tenang aja ayah udah ngasih lampu hijau kok buat kamu sama Lana, tapi kalau jawaban dari pertanyaan kamu sih, iya, dulu ayah sama bunda sering banget berantem, saling ejek, eh akhirnya nikah juga" ujar ayah.

Kapan gue kayak gitu uhuhuhu, pengen rasanya kayak bunda sama ayah.

Gue dan ayah keluar dari lift dan langsung masuk ke lorong kamar Alana.

"Tunggu, anda keluarga pasien?" Tanya satpamnya.

Ayah langsung narik satpamnya dan bilang, "Ya, dia kakak dari pasien bernama Alana"

"Ohiya, maaf, silahkan masuk, kamarnya di ujung lorong"

Gue langsung lari ke kamar Lana, dan membuka pintu kamarnya.

"Lana?" Ucap gue saat memasuki kamarnya.

Gue langsung ke bagian dia, karena kamarnya yang besar, kayak di hotel tau ga.

Selang masuk ke hidungnya, infus ada dua, mukanya pucet.

Rambutnya acak-acakan, kasian.

"Hai Dav, btw, tadi cairan di paru-paru aku di ambil dong, hebat kan? Banyak lagi" ucapnya.

"Tapi, kepala aku sakit banget waktu sesek"

Stop, gue ga tega uhuhuhu.

Gue liat ke arah ruang tv, ada ayah sama bunda lagi nonton tv.

"Masih sakit?" Tanya gue sembari duduk di sebelahnya.

"Sedikit lah, tapi ngerasa lebih baik kok aku, kamu tau ga, dokternya ganteng banget, mirip kamu"

Sejak kapan Lana suka gombal?!

Lana mukanya masih pucet banget, emang sih harusnya yang bukan keluarga ga boleh masuk, tapi gue di bilang kakaknya, ya akhirnya boleh masuk.

"Liat selangnya banyak ya? Dav, aku pengen deh jadi udara, aku pengen di butuhin semua orang, aku pengen di inget kapanpun sama semua orang, aku juga pengen ada untuk semua orang walaupun aku ga di butuhin, aku rasa itu ga mungkin, tapi aku pengen deh kayak gitu, walaupun mereka ga sadar mereka sebenernya ngebutuhin aku, yang penting aku selalu ada buat mereka"

Keinginan lo udah kekabul Lan, lo selalu ada saat gue ga butuh, maupun butuh, lo selalu gue inget, lo selalu punya apa yang gue inginin.

"Kamu udah lakuin itu semua Lan, kamu selalu ada buat aku, kamu selalu aku inget" ucap gue.

Sumpah, kenapa ini suasana jadi kayak gini sih?

Gue ga suka suasana kayak gini!

"Vin, sana dulu deh, aku mau sendiri, nanti kalau aku panggil dateng ya" ucap Lana.

"Pasti"

Gue keluar dari daerah rawat Lana, dan menuju balkon.

'Tittt" bunyi apaan sih? Ga enak di dengernya.

Gue berlari ke arah Lana.

Huh, untung ga lurus, masih ada lah dikit-dikit yang naik turun, apanya? Ritme jantungnya.

"Vin, kayaknya Lana mau homeschooling aja deh, nanti bunda urusin masalah sekolah Lana" ucap bunda.

Loh kenapa?

"Lan kamu homeschooling loh sekarang" ucap gue ke Lana.

"Ehehe iya, gapapa, kamu jadi gaul ya, janji?" Ucapnya.

"Okidoki! demi Lana apa sih yang ngga, janji" ucap gue.

Mulai dari sekarang pasti, hidup gue berubah, everything has changed, right now.

---------------//--------------

Di mulmed itu ada Alana di rumah sakit ya, love yaa.

Kalau kalian mau chat sama kita, bisa invite bbm kita : 7E80D903

Love yaa.

Changed MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang