Chapter 13

197 3 0
                                    

Alana POV

Hari pertama, pagi pertama tanpa Davin, biasanya dia yang bangunin, huh.

Sesampainya di sekokah gue liat Davin lagi memakirkan sepedah.

Dia melihat ke arah gue sebentar lalu tersenyum dan memakai tasnya.

Berjalan menuju gue, tapi dia melewati gue begitu aja, seperti yang ga pernah kenal.

Sakit. Banget. Pengeng. Nangis.

Gue berjalan tepat di belakangnya.

"Hai Lan" ucap ketos sekolah gue.

"Hai"

"Morning Lana" ucap temen ekskul gue dulu.

"Morning"

Sesampainya di kelas gue duduk di tempat biasa dan berbeda dengan Davin dia duduk memojok.

"Davin! kenapa pindah?" Tanya gue.

Dia hanya tersenyum lalu mengagguk pelan.

Itu bukan jawaban, Vin.

-----------------

"Okay, anak-anak, akhirnya istirahat, silahkan istirahat, enjoy" ucap guru gue lalu keluar kelas.

Gue melihat ke belakang, tepatnya ke arah Davin.

"Hey, cepet! kita ke kantin Na" ucap seseorang.

Gue membalikkan kepala lalu berdirilah seorang Dri di depan gue.

"Ayo" ucap gue.

--------------

"Hey, kenapa diem aja? Ada masalah?" Tanyanya.

Ya, ada, dan masalah itu, gue yang buat.

"Nope, ga ada kok" ucap gue.

Dia tersenyum.

"Ya udah makan gih sotonya, nanti keburu dingin" gue mengangguk.

Davin emang ga seperhatian Dri, emang ga seganteng Dri, ya udah buat apa gue galau gini, udah beruntung gue punya Dri.

"Dri, will you stay with me?" Tanya gue tiba-tiba.

"Always"

Jawaban yang membuat gue lega.

Seenggaknya gue masih punya Dri yang mau terus sama gue.

"Ahahaha kaa, jangan di cubit sakut taoo" ucap seseorang cewe yang berjalan di depan gue, dan kalian tau sebelah cewe itu siapa? Ya, Davin, sahabatku.

"Kamu sih nakal, udah di bilang jangan pake kacamata, kalau mau beli softlens" ucap Davin.

Sakit, banget.

Kalau harus di umpamain, sakitnya saat lo nusuk tangan lo pake tusuk gigi pelan-pelan, dan tepat di urat nadi, sesudah darahnya bercucuran, lo biarin darah itu mengalir, tanpa lo obatin.

"Eh, ka Lana" sapa cewe itu, "Ka Davin! mau kemana sini kita duduk bareng ka Lana aja" ucap cewe itu.

"Nanta, sini aja, gue ga mau ganggu mereka" ucap Davin dari meja sebelah.

Nyesek.

Di gituin sama sahabat sendiri.

"Ka Lana! kalau mau makan bareng ke sana aja, dadah ka Lana" sialan itu anak.

Ngapain dadah-dadah ke gue sih? Nyombongin kalau dia deket sama Davin.

Hellaw, gue udah dari kapan deket sama Davin.

"Hey, kenapa ngelamun?"

"Ehehe Dri, gapapa kok, yaudah makan lagi gih"

Dri hanya tersenyum dan memakan makanannya lagi.

--------------///-------------

Adrian POV

"Gue ga tau, tapi gue rasa ada yang beda dari Lana" ucap gue ke sahabat gue yang satu ini, Luthan.

"Apanya yang beda? mukanya? Dia masih cantik kok"

Anjay, ini cowo mikirnya cover mulu.

"Lu lama-lama ge pacarin sama barbie baru tau rada, kan barbie sempurna"

"Sarap lu Dri, udah ah, latihan lagi yu, mumpung belum hujan"

Luthan berlari ke tengah lapangan dan merebut bola voli yang ada di tangan temennya.

Gue yakin, Lana, suka sama Davin, gini-gini juga, gue sayang banget sama Lana, dan gue juga tau banget sorot matanya pas tadi di kantin saat melamun dan matanya melihat ke Davin.

Apa itu ga sakit? Wah, ga usah di tanya, sakit banget.

Tapi.

Demi orang yang kita sayang apa sih yang ngga.

I love you, more than myself.

---------------//--------------

Changed MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang