01. Sendal Jepit

29K 1.2K 33
                                    

Sebelumnya,aku mau minta tolong sama kalian. Jika menemukan typo minta komentarnya ya... 🙏☺ Biar aku bisa langsung revisi😅.
*
*
*

   Sinar matahari telah nampak tepat di atas kepala ku. Cerah. Yah secerah hati ku saat ini. Eh salah ding, aku kan emang selalu cerah tiap hari. Karna hari ini adalah hari jum'at, semua aktifitas di pondok libur.

  Tak ada kerjaan aku pun mengambil kitab terjemah Al-Bayan, kitab ini berisikan tentang faedah membaca Al-Qur'an. Dari mulai jumlah pahala membaca basmallah sampai menerangkan begitu mulianya orang yang hafal Al-Qur'an.

  Dalam kitab AlBayan ini menjelaskan bahwa pahala membaca Basmallah bukan di hitung perkalimat melainkan adalah perhuruf. Coba bayangkan jika basmallah saja ada 19 huruf, jika di kali 10 maka hasilnya 190. Dan itu belum kita membaca Alfatihah kan?.

  Dan coba bayangkan lagi jika kita membaca 1 juz AlQur'an, maka berapa jumlah pahala yang kita dapat? Dan itu jika kita membaca AlQur'an tidak dalam keadaan berwudu. Kalau kita mempunyai wudu, setiap satu huruf alQur'an itu dihitung 25 kebaikan, maka jika di kali 1 juz, berapa pahala yang kita dapat?

   Subhanallah...

  Betapa baiknya Allah kepada hamba hambanya. Lantas jika kita sudah mengetahui, mengapa kita masih enggan melakukannya?

  Aku berlanjut ke halaman berikutnya. Di halaman ini menjelaskan tentang proses nya AlQur'an diturunkan.

  Aku terus membaca hingga aku pun tersentuh dengan sebuah hadits 'bahwa AlQur'an akan mensyafa'ati pembacanya di hari pembalasan kelak'. MasyaAllah...
Aku terus tenggelam dengan kitab ini. Sampai aku tak sadar semua orang berlari berhamburan kesana kemari. 'Ada pa sih' aku pun bangkit menaruh kitab ku asal dan keluar kamar.

Ya Allah....

  Gerimis, jemuran ku!. Aku bergegas berlari menuruni tangga dan keluar lewat pintu belakang pondok. Yah pintu itu menghubungkan ruang belakang ndalem dan tempat menjemur pakaian satri putri.

   Aku memakai sandal asal-asalan. Sebuah sendal jepit. Entah punya siapa yang jelas aku meminjam nya sebentar untuk mengambil jemuran ku. Baru saja aku hendak menaiki tangga. Seseorang telah memanggil ku.

"Hey kamu. Yang pake kerudung biru! ".
Suara bariton itu menginstruksi. Aku menengokkan kepalaku kesegala arah. Barang kali ada orang lain di sini.

"Iyah kamu yang pake kerudung biru". Dia mengulangi nya lagi. Aku pun menunjuk diriku sendiri.

"Aku? ". Tanya ku dengan sangat bodohnya. Jelas-jelas yang disini cuma hanya aku sendiri!.

   Subhanallah... Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan.

  Namun, akupun tak bisa berbohong jika aku terpesona pada orang dihadapanku.

  Siapa dia? Kenapa tampan sekali? Selama ini, aku sama sekali tak pernah melihatnya.

"Yaiyalah. Terus siapa lagi? Disini tuh cuma ada kamu aja!". Lanjut pria itu lagi. Nada bicaranya mulai sedikit meningkat.

"Oh, iyah, ada apa? ". Tanyaku masih tak mengerti.

"Dasar pencuri, itu sendal saya! Sini kembalikan". Katanya dengan menekankan kata 'pencuri' pada ku. Aku berdecak sebal. Bisa-bisanya dia mengataiku pencuri!.

"Apa kata mu? Aku pencuri? Kalo ngomong dijaga yah, Pak! Aku bukan pencuri, aku hanya pinjam sebentar untuk mengambil jemuran!". Nada bicara ku meninggi tak mau kalah. Siapa dia beraninya membentak ku. Hanya gara-gara sebuah sandal? Untung aja tampan. Kalo enggak udah abis tuh orang.
Kekagumanku sudah hilang seketika pada lelaki itu.

Gus KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang