15. Sentuhan

17.1K 878 66
                                    

   Sampai selarut ini, Ana pun belum memejamkan matanya. Sama sekali tak tertarik untuk terlelap. Gadis itu masih memikirkan judul skripsi yang pas untuk tugas akhirnya, sebagai syarat kelulusannya dari pesantren itu. Karna tahun ini ia akan wisuda-maksudnya, akhirusanah. Ana harus mengumpulkan bahan-bahan materinya dari berbagai buku ataupun kitab.

   Dan hal itu, mampu membuat Ana tak bisa untuk tidur, padahal kedua sahabatnya sudah bahagia dengan alamnya masing-masing. Dan minggu ini, ia harus bisa menemukan judul dan bahan materinya. Gadis itu terus saja menatap langit-langit kamarnya, berpikir keras masalah skripsinya.

"Ana, kamu belum tidur juga?" Hani terbangun karna ingin kekamar mandi.
Lalu gadis itu segera mencari tempat yang dituju.

   Beberapa menit kemudian, Hani pun sudah kembali dari urusannya, namun, Ana tetap belum bisa memejamkan mata.

"Kamu masih belum tidur juga, An?".

Ana mengangguk.

"Han, aku lagi mikirin judul yang pas buat skripsi aku. Terus materinya juga aku bingung mau ngambil dari kitab apa?".

"Ana... Udah nanti aja nyarinya. Besokkan bisa. Nanti kita nyari bareng di perpustakaan" Kata Hani dengan mata yang masih sayu.

"Tidak bisa, Han. Aku tidak bisa santai begini. Minggu ini kan judul meteri kita akan di cek sama Ustadz Baihaqi. Kamu tahu sendiri kan di orangnya disiplin banget".

"Iyah aku tahu. Tapi kalo sampe gak tidur kayak gini kan terlalu berlebihan, Ana. Lagi pula kalo kamu gak tidur terus sampe stres, itu malah bahaya lagi, kan? Terus kamu malah gak nemuin-namuin materinya. Udahlah, santai aja".

   Ana menghembuskan napasnya. Memang ada benarnya juga apa yang di katakan Hani. Seharusnya dia tidak perlu sampai seperti ini. Lagian masih ada waktu lima hari lagi. Pasti bisa!.

"Emang sekarang jam berapa sih?".

"Nih liat!" Hani memperlihatkan jam beker nya tepat di wajah Ana. Mata gadis itu melotot kan matanya sempurna.

"Jam dua?".

"Heem. Udah cepetan tidur. Sejam lagi juga bel akan bunyi".

***

   Ketiga sejoli itu, kini sedang berkutik di perpustakaan. Mencari buku dan kitab-kitab yang akan menjadi pelengkap skripsinya. Memang tak mudah untuk mengumpulkan semua materi, dari mulai judul materi sampai cara menyampaikan materi itu agar mudah dimengerti dan sesuai dengan judul dan tema.

   Belum lagi, nanti semua calon wisuda itu harus konsultasi terlebih dahulu pada Ustadz Baihaqi tentang judulnya. Dan itu bukanlah hal yang cepat. Semua calon wisuda itu haru berlomba-lomba untuk mendapatkan judul yang menarik agar bisa langsung di terima dan berlanjut ke tahap selanjutnya. Jika di konsultasinya paling akhir, maka akan semakin sedikit waktunya untuk melanjutkan skripsinya itu.

   Apalagi, empat bulanan kedepan adalah akhirusannah nya. Jadi, tiga bulan dari sekarang harus sudah di koreksi oleh Ustadz nya.

   Hani, Savirah, dan Ana. Masih betah dengan buku dan kitabnya yang sudah ia pilih untuk referensi. Sampai buku-buku itu sudah menggunung di tangannya. Namun, masih saja merasa kurang untuk menjadi bahan tambahan.

   Setelah dirasa cukup, ketiga sejoli itu membuka satu persatu bukunya, sampai satu jam sudah mereka membaca. Ana masih kuat dengan buku hadits yang tebal. Gadis itu tak akan pernah berhenti sampai materinya benar-benar ia temukan. Berganti ke buku tafsir. Ana mengaitkan hadits yang sudah ia baca dengan ayat-ayat Al-Qur'an. Kali ini, ia ingin membuat tema tentang kesabaran dan keikhlasan dalam kehidupan sehari-hari.

Gus KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang