O

6.5K 684 12
                                    

Mingyu memasuki rumahnya dengan senyuman lebar hingga Baekhyun yang berada diruang tamu langsung menautkan alisnya heran melihat sikap aneh anaknya ini.

"Kau kenapa?"

Mingyu terkekeh pelan lalu menghampiri Baekhyun dan mengecup sebelah pipi pria paruh baya itu. "Entahlah.. yang penting aku sedang bahagia sekarang, dan eomma.. dimana appa? Apa dia belum pulang?"

"Dia ada di ruang kerjanya, memangnya ada apa?"

Mingyu mengendikkan bahunya acuh, "Ini urusan pria eomma.. jadi eomma tidak perlu tahu."

Baekhyun berdehem sedikit keras lalu memincingkan matanya pada Mingyu, "Eomma mu ini juga laki-laki jika kau lupa, Kim Mingyu."

Mingyu tertawa mendengar perkataan ibunya, ia memang tidak lupa akan hal itu. Tapi kata pria yang dimaksud Mingyu dalam perkataannya tadi adalah untuk laki-laki yang lebih dominan, bukan semacam ibunya atau Wonwoo tentunya. Mereka itu memiliki spesifikasi yang berbeda.

"Yahh terserah eomma saja, toh aku tidak perduli. Kalau begitu aku pergi dulu.. aku ingin bertemu appa."

Baekhyun mendesis kesal dan hampir saja ia memukul Mingyu dengan majalah yang ia pegang jika saja anaknya itu tidak langsung lari menuju ruang kerja ayahnya sembari tertawa geli melihat kekesalan ibunya sendiri.

Ohh Tuhan.. sabarkanlah hati Baekhyun untuk saat ini.

"Untungnya Taehyung tidak seperti Mingyu."

...
...

"Kau putus dengan Daniel?"

Ck.
Jihoon berdecak sebal saat mendengar pertanyaan yang sama kembali diucapkan oleh kakaknya.

"Iya. Aku memutuskan hubungan kami. Memangnya kenapa? Apa hyung juga ingin menasehatiku untuk tidak gegabah sama seperti Woojin? Kalau hyung datang ke kamarku hanya untuk mengatakan itu, maka keluar saja sana. Aku mengusirmu dari sini."

Jungkook memutar matanya malas mendengar celotehan adiknya, tersenyum tipis sebelum akhirnya satu pukulan mengenai kepala Jihoon membuat empunya mengerang kesakitan lalu menatap Jungkook dengan tatapan kesal.

"Hyung!! Ini sakit!! Kenapa hyung senang sekali memukul kepalaku sih? Kalau aku mendadak hilang ingatan bagaimana?! Menyebalkan!!"

"Bisakah kau tenang?! Dan jangan membentakku seperti itu Jihoon! Aku ini kakakmu."

Jihoon mendengus sebal, setelah nya ia memilih untuk bungkam, menurut Jihoon seharusnya kakaknya itu bersyukur karna dia sedang hamil sekarang, jika tidak mungkin Jihoon sudah menendang kakaknya itu keluar dari kamarnya saat ini.

Jihoon melirik pada Jungkook yang kini tengah mendudukkan dirinya ditepian ranjang Jihoon. Dan pada akhirnya Jihoon hanya bisa menghela napas beratnya saat melihat ekspresi kelelahan yang ditunjukkan oleh sang kakak. Jihoon sebenarnya kasihan pada kakaknya itu, karna Jungkook mudah sekali lelah saat pria manis itu memasuki fase kehamilannya. Tidak seperti dulu, yang sangat aktif bepergian kesana kemari.

"Kenapa? Lelah?" Jungkook menoleh pada Jihoon, lalu tersenyum tipis.

"Hng.. sedikit."

Keduanya kembali terdiam sejenak, membuat kakak beradik itu diselimuti hawa canggung yang begitu mendominasi.

"Khem!! Jadi bagaimana hubungan mu dengan Daniel? Kenapa kau memutuskannya begitu saja?"

Jihoon sedikit melirik pada Jungkook, "Kami berakhir, karna aku lelah terus-terusan menunggu. Dan dihubungan kami berdua, seperti akulah yang menjadi orang ketiga diantara Daniel dan Nayoung. Aku hanya lelah hyung, tak bisakah semua orang mengerti."

Kim FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang