V

5.7K 704 52
                                    

Setelah mendengar kabar jika Jungkook mengalami pendarahan dirumah sakit, kini semua orang sudah berkumpul di depan ruang UGD, menunggu sembari berdoa agar keadaan Jungkook dan janinnya baik-baik saja. Terkecuali Taehyung dan Mingyu yang saat ini masih dalam perjalanan ke rumah sakit.

Luhan terlihat menangis didekapan suaminya, pria paruh baya itu amat khawatir karna ia tahu jika kandungan Jungkook sangatlah rentan dan sensitif, terlebih para perawat yang menolongnya mengatakan jika Jungkook mengalami pendarahan sangat parah.

Sesekali Baekhyun yang ada disamping Chanyeol pun ikut menenangkan Luhan meski ia sendiri terkadang meneteskan airmata lantaran sedih, ia juga cemas akan keadaan Jungkook dan calon cucunya. Sedangkan Chanyeol, pria itu hanya bisa mengusap punggung sang istri agar tetap tenang, sesekali matanya melirik kearah Sehun yang terlihat menahan tangisnya. Chanyeol tahu bagaimana perasaan sahabatnya itu, karna iapun merasakannya saat ini.

Jihoon sendiri hanya mampu menunduk sembari meremat kedua tangannya yang saling bertautan, sesekali isakan kecil terdengar dan pria manis itu akan langsung mengusap wajahnya kala airmata kembali menetes membasahi pipinya.

Daniel yang baru saja datang ke rumah sakit bersama Jisung yang menemaninya langsung berjalan mendekat kearah Jihoon, perlahan Daniel duduk disamping pria manis itu lalu merengkuh tubuh Jihoon agar masuk kedalam pelukannya. Dan tak lama setelah itu barulah tangis yang sedari tadi Jihoon tahan kini pecah, ia menangis dipelukan Daniel dengan tersedu-sedu.

"Hiks.. J-jungkook h-hyung.. hiks.. Niel.. hiks dia---"

"Sstttt... tenanglah Ji. Jangan panik, Jungkook pasti baik-baik saja."

Daniel perlahan menghembuskan napas beratnya, tangan kanannya mengusap punggung Jihoon pelan, Daniel membuat pilihan yang tepat untuk datang kerumah sakit saat ini, karna ia tahu Jihoon pasti membutuhkan nya di saat-saat seperti sekarang. Pria itu menengadahkan kepalanya, jika boleh jujur sebenarnya ia juga merasa sedih sekaligus khawatir, karna bagaimanapun Jungkook telah banyak membantunya dalam berbagai hal. Tapi saat ini, Jihoon lebih membutuhkan nya sebagai sandaran, dan Daniel harus bisa menenangkan Jihoon hingga membuat kekasihnya ini bisa sedikit lebih tenang.

"Sssssttt... jangan menangis, Jungkook akan sedih jika melihat mu seperti ini. Berdoa saja yang terbaik untuknya."

Jihoon mengangguk mengerti hingga membuat Daniel tersenyum tipis sembari terus mengusap punggung Jihoon.

"Eomma!!" Baekhyun menoleh saat melihat Mingyu dan Wonwoo datang, "Bagaimana keadaan Jungkook?"

"Dia masih dalam penanganan dokter."

Mingyu menoleh kearah pintu UGD yang masih tertutup rapat, pria itu langsung menghembuskan napasnya sembari mengusap wajahnya kasar, ia terlalu tidak menyangka jika hal ini akan terjadi pada Jungkook yang setahu Mingyu selalu menjaga kandungannya dengan sangat hati-hati sesuai perkataan kakaknya.

Wonwoo yang ada disebelah Mingyu langsung mengenggam tangan pria itu erat, pandangannya begitu menatap tak percaya kearah pintu UGD.

"Gyu.. t-temanku akan baik-baik saja kan?"

Mingyu menoleh kearah Wonwoo, lalu tersenyum. "Kita doakan saja yang terbaik untuk nya."

Selang beberapa menit pintu UGD akhirnya terbuka, menampilkan seorang dokter lengkap dengan baju operasinya yang baru saja keluar dari sana. Dengan sigap semuanya mendekat pada dokter itu untuk menanyakan keadaan Jungkook tentunya.

"Dok.. bagaimana keadaan anak saya dan janinnya?" Tanya Sehun.

Dokter itu terlihat menghela napasnya sejenak.

"Anak anda baik-baik saja, tapi maaf karna kami tidak bisa menyelamatkan janin yang ada di kandungannya, dia sudah mengalami keguguran sebelum kami dapat menyelamatkan keduanya. Rahimnya terlalu rentan dan pasien sebelumnya mengalami benturan yang sangat keras sehingga hal itu membuatnya mengalami pendarahan hebat dan banyak kekurangan darah. Dan kemungkinan pasien pun tidak akan sadarkan diri selama beberapa hari kedepan."

Kim FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang