T

5.4K 540 26
                                    

Mingyu dan Taehyung saling melirik sekilas lalu keduanya menghembuskan napas secara bersamaan. Kembali fokus kepada sosok pujaan hati mereka yang kini sedang mengobrol bersama. Seratus persen mengabaikan keberadaan kedua pria itu yang hanya bisa mengamati dalam diam.

Setelah acara makan malam, keempatnya berpindah menuju taman yang ada dihalaman depan rumah keluarga Kim, membiarkan kedua orangtua Wonwoo dan Mingyu membicarakan masalah mereka didalam rumah.

"Aku tidak menyangka jika appa dan eomma akan melaksanakan pertunanganmu dan Wonwoo."

Mingyu melirik sekilas kearah Taehyung, lalu kembali mengalihkan atensinya pada Wonwoo yang tengah tertawa bersama Jungkook, dan tanpa sadar, Mingyu ikut tersenyum melihatnya. "Karna Wonwoo itu jodohku, makanya kami bertunangan lalu menikah."

Taehyung memutar bola matanya malas, "Kerja saja belum becus sudah ingin menikahi anak orang, asal kau tahu ya Mingyu, menikah bukan hanya mengucap janji lalu tinggal bersama. Tapi, menikah berarti tanggung jawabmu sebagai lelaki akan bertambah. Karna kau tidak hanya mengurus dirimu sendiri tapi harus mengurus anak orang lain juga."

Mingyu mengangguk mengerti, ia sudah dewasa tentu saja ia mengerti arti sebuah pernikahan yang sesungguhnya. Hanya saja, Mingyu tidak yakin terhadap dirinya, ia takut akan mengecewakan Wonwoo lagi. Tapi tak apa, Mingyu janji akan berubah meski sedikit demi sedikit.

"Aku tahu itu, makanya aku sekarang bekerja dikantor mu."

Taehyung mengangguk, pandangannya beralih pada Jungkook dan fokus utamanya adalah pada bagian perut Jungkook yang kini mulai membesar. Taehyung ingat saat dulu dirinya mengejar-ngejar Jungkook, sama seperti Mingyu, saat itu yang selalu Taehyung prioritaskan adalah Jungkook seorang. Tidak peduli dengan sekitar yang terpenting Jungkook selalu diutamakan, dan mungkin hal itu terjadi sampai sekarang. Beruntung karna Jungkook membalas cintanya, jika tidak- mungkin Taehyung sudah menjadi gila sekarang.

Ya.. gila. Karna Jungkook-nya itu terlalu istimewa untuk tidak didapatkan. Terlalu sayang juga untuk dilewatkan begitu saja.

Intinya, masa kasmaran anak dari keluarga Kim itu sama, sama-sama buta cinta dan terlalu posesif. Persis seperti ayahnya.

"Tae~ ayo pulang." Jungkook tiba-tiba saja memeluk lengan Taehyung, membuat pria itu tersadar dari nostalgia nya.

"Kau lelah ya?"

"Hng! Makanya ayo pulang."

Taehyung terkekeh gemas melihat Jungkook, jika tidak ada Mingyu dan Wonwoo, mungkin sejak tadi Taehyung sudah mencium Jungkook saking gemasnya.

"Baiklah. Mingyu, katakan pada eomma dan appa.. kami pulang dulu, terimakasih atas makan malamnya. Kapan-kapan kami akan berkunjung lagi."

Mingyu mengangguk mengerti, "Hati-hati dijalan."

"Tentu."

Setelah mobil Taehyung hilang dibalik gerbang rumah, Mingyu langsung mengalihkan pandangannya pada Wonwoo. Tersenyum lebar hingga tak memperdulikan lirikan sinis dari pria cantik itu.

"Dasar!! Pandanganmu selalu saja mesum!"

"Hehehe.. Tak apa 'kan? Toh sebentar lagi aku jadi suamimu."

Wonwoo memutar matanya, kenapa sih orang seperti Mingyu itu selalu mempunyai tingkat kepercayaan diri begitu tinggi? Wonwoo jadi mual sendiri setiap Mingyu mengatakan hal semacam itu padanya.

"Suami kepalamu! Perjanjiannya, kau kaya baru aku mau menikah. Jadi sebelum kau benar bekerja jangan membicarakan tentang pernikahan denganku, jika tidak ingin wajahmu babak belur lagi, mengerti?"

Kim FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang