Y

6.1K 665 48
                                    

Bola mata Jungkook bergerak gelisah, tangannya meremat selimut dengan kuat, hingga saat melihat Jihoon kembali datang dengan seorang dokter, Jungkook langsung menarik lengan adiknya itu membuat Jihoon tersentak kaget dan ingin melayangkan protes, tapi ketika matanya bersitatap dengan iris sang kakak yang sudah memerah, Jihoon sekarang tahu apa yang tengah Jungkook pikirkan saat ini.

"Katakan pada hyung, sebenarnya apa yang terjadi saat hyung tidak sadar?"

Jihoon menelan salivanya gugup, ia merasa tidak yakin harus mengatakannya pada Jungkook karna Jihoon takut jika nanti kakaknya itu akan mengamuk dan kembali drop.

Tak kunjung mendapat jawaban, Jungkook akhirnya melepaskan cengkeramannya pada lengan Jihoon, tatapannya beralih pada sang dokter yang akan memeriksa dirinya.

"Dok, dimana janin saya?"

"Anda mengalami keguguran, nyonya Kim."

"Apa?!"

Jihoon menggigit bibir bawahnya, ia khawatir jika nanti Jungkook akan hilang kendali, dilihatnya sang kakak yang kini mengantupkan rahangnya, mata doenya membulat sempurna diiringi bias air mata yang mulai menggenang dipelupuk matanya.

"Keguguran? I-itu tidak mungkin." Napas Jungkook menderu, pria manis itu menggelengkan kepalanya tidak percaya, semuanya pasti bohong. 

"Jihoon, katakan pada hyung jika semuanya tidak benar! Dokter ini pasti berbohongkan?"

"H-hyung y-yang dikatakan dokter itu benar." Lirih Jihoon pelan.

Jungkook mendengus, pria manis itu tertawa sumbang dengan lelehan air mata yang mulai membasahi wajahnya.

"Hahh.. itu tidak mungkin!! Aku tidak mungkin keguguran!! Anakku!! Aku tidak mungkin kehilangannya!! Hiks.. dia anak pertamaku!!"

"H-hyung.. tenanglah."

"Hiks.. kembalikan anakku, ku mohon! Aku tidak mungkin keguguran seperti ini."

Jihoon seketika panik saat melihat kakaknya menangis begitu histeris, membuat Taehyung yang memang katanya tidak bisa tidur nyenyak kembali terbangun, pria itu terkejut ketika melihat istrinya sudah sadar dan sekarang tengah menangis entah karna hal apa.

"Jungkook-ah, kau sadar?"

"Oh! Tae-hyung! Tolong bantu aku menenangkan Kookie hyung, dia mengamuk karna tahu dirinya keguguran." Ujar Jihoon, membuat Taehyung mengangguk paham lalu mendekat kearah Jungkook.

"Dokter, biar saya yang menenangkan istri saya." Taehyung tersenyum tipis kearah sang dokter yang kini siap menyuntikkan obat penenang pada Jungkook, sekilas dokter itu mengangguk lalu sedikit memberi ruang untuk Taehyung agar ia bisa mendekat kearah istrinya.

"Bisa kalian keluar sebentar." Pinta Taehyung, ditatapnya Jungkook sendu, pria manis itu  masih berteriak meminta anaknya dikembalikan, hal itu tentunya membuat hati Taehyung seketika berdenyut nyeri.

"Tapi Kookie hyung--"

"Dia akan baik-baik saja, Ji."

Jihoon menghembuskan napasnya lalu berjalan keluar dari ruang rawat kakaknya bersama dokter tadi.

Setelah Jihoon dan dokter itu keluar, Taehyung langsung mendudukan dirinya disamping Jungkook, perlahan ia mulai merengkuh tubuh Jungkook kedalam pelukannya dan memberi tepukan pelan dipunggung istrinya itu.

"Jangan menangis, aku tahu kau sakit hati.. tapi semuanya sudah terjadi Jungkook, tidak ada yang bisa dikembalikan seperti semula. Berhentilah menangis, oke."

Jungkook menggeleng, kepalanya terangkat untuk menatap Taehyung. "Ini.. hiks.. hanya mimpi.. benarkan?"

Taehyung mengusap pipi Jungkook dengan ibu jarinya, "Kau tidak bermimpi, semuanya nyata. Kita- kehilangan anak pertama kita."

Kim FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang