Butuh ke pewean daalam menulis.
Gue kan udah bikin Mark sama Jessie putus ya, nah yaudah sih itu sekedar informasi aja wakakak.Enjoy!
-
"Mark,"
"Jangan pernah bikin gue berharap kalo lo gak pernah bisa bikin harapan itu menjadi kenyataan."
Sore itu, Jessie habis pulang dari ketemu sama Grace dan Lucas. Seperti biasa, ia mandi dan menonton tv di ruang tamu. Kebetulan dirumah ada Varo, Jessie niatnya mau minta tolong Varo, tapi gak jadi.
"Bang Varo!" teriak Jessie.
"Bang!!"
Varo yang lagi di kamar mandi, biasa nyator. Pun teriak, "BERISIK BEGO GUE LAGI BOKER!"
Mendenger jawaban itu, Jessie langsung tertawa, "HAHAHAHA BILANG DONG BEGO."
Tak lama sebari Jessie menonton tv, Varo duduk disampingnya dan mengambil cemilan yang di genggam Jessie.
"Ih tai lo."
"Ada apaan manggil cogan?" tanya Varo sambil memakan kripik kentang.
Jessie mengambil tumpukan kertas di meja dan menyerahkan nya ke Varo. "Bantuin gue kerjain tugas, lo kan orang statistik, pasti ngerti kan beginian?"
Varo membaca isi kertas tersebut dan melemparnya ke meja. "Ini mah Lucas yang ngerti." katanya sambil memakan kripik itu lagi.
"Lucas gak mau ngerjain. Katanya mumet."
"Yaudah sama gue juga." balasnya santai.
"Ah percuma lo bedua gak ada yang bisa diandelin." kata Jessie sambil mendengus. "Btw, lo ngasih apa sih ke Lucas?"
"Oh, kepo."
"Gue serius."
"Lo bakal kaget Jess,"
"Yaudah kasih tau aja sih." paksa Jessie.
"Itu oleh oleh dari Palembang buat Lucas. Dia nitip itu pas gue ke sana kemarin." jawab Varo.
"Iya gue tahu, tapi apa isinya??"
"Jess, emang ya, lu masih gak peka juga. Heran gue, otak lo pikirannya Mark mulu sih!"
Jessie mengangkat sebelah alisnya. "Maksudnya?"
"Lo masih gak sadar juga?" tanya Varo sambil membersihkan jari jarinya yang di lumuri bumbu keju.
Jessie menggeleng. "Nggak."
"Lucas itu suka sama lu."
Jessie diam, apaan dah bang Varo, pikirnya.
"Dia udah suka sama lo dari jaman nya kalian baru kenal, sampai sekarang. Dia sayang banget sama lo, sampai dia rela ke Indonesia sekarang gara gara lo ngerengek ke dia minta ketemu."
Jessie masih diam mendengar omongan Varo.
"Dia selalu ngehibur lo walaupun lo nya selalu sedih karena Mark. Dia selalu cerita ke gue setiap dia ngerasa kalo dia cuma dianggep temen sama lo. Dia gak berani bilang bukan karena dia pengecut, itu karena dia gak mau ngancurin hubungan lo sama dia."
"Bang,"
"Diem gue belom selesai ngomong. Dia-"
"DIEM BANG!" Varo akhirnya diam. Jessie berlari masuk ke kamar, mengunci pintu kamarnya rapat rapat. Ia tumpahkan seluruh amarah nya dalam tangis nya. Tubuh nya tengkurap dengan airmata yang terus keluar.
"Kenapaa sih Cas, kenapaa." Jessie menangis sejadi jadinya. "Hiikss."
"Kenapa lo gak pernah jujur sama gue, Cas, kenapaa." Jessie masih terus menangis. Sampai akhirnya dia tertidur karena lelah.
Pukul 21.00 Jessie terbangun, ia melihat ke cermin, matanya merah, wajah nya seperti habis di tabokin warga se rt.
Jessie berjalan ke kamar mandi, ia mengganti bajunya, mencuci wajahnya dan tak lupa menggunakan skincare Nature Republic.
Selesai itu semua, ia keluar kamar hendak membeli makan, karena ia tahu gak bakal ada makanan di rumah. Varo yang melihat adiknya berjalan seperi zombi pun menghampiri.
"Mau kemana Jess?"
"Makan." jawab Jessie cuek.
"Gue anter sini."
Tak berbicara apa apa, Jessie hanya melempar kunci mobilnya ke Varo.
"Makan dimana?"
"Mana aja. Terserah."
"Oke."
Mobil itu meluncur dari wilayah rumah Jessie. Mata bengep Jessie pun masih terlihat, Varo tahu bahwa adiknya ini menangis dari tadi. Iyalah soalnya kedengeran sampe kamar Varo.
Selesai makan, keduanya pulang dan Jessie masuk lagi ke kamarnya tanpa berbasa basi.
"Hp gue mana ya," ia mencari ponselnya.
Kemudian ia melihat ponselnya sudah hancur akibat ia banting saat ia kesal tadi. Jessie pun keluar kamar dan menuju kamar Varo.
Jessie mengetuk pintu kamar Varo, "Bang,"
"Apaan?" balas Varo.
"Hp gue rusak."
"Beli lagi minta ke papah."
"Minjem hp lo buat sms Lucas."
"Masuk aja sih."
Jessie membuka pintu dan masuk, melihat abang nya tengah telanjang dengan hanya menggunakan boxer berwarna pink tiduran di atas kasur sambil bermain gitar.
"Mana hp lo?"
"Tuh," tunjuk Varo.
Jessie mengambil ponsel Varo dan mengetik beberapa pesan untuk Lucas. Memberi tahu Lucas bahwa ponsel nya rusak. Dan ia juga menuliskan pesan untuk Mark.
Selesai itu, ia meletakkan ponsel Varo dan kembali ke kamar nya lagi.
"Dasar gak tau terimakasih."
Varo mengambil ponselnya, melihat kepada siapa ia mengirim pesan.
Lucas
Cas, ini gue Jessie, besok jemput jam 6 ya. gausah telpon gue, hp gue rusak.Bukan itu yang membuat Varo loncat, melainkan yang ada di atasnya.
0857xxxxxxxx
Let's break up Mark. It's me Jessie. I use my brother phone, cause my phone is dead."ANJAY. MUTUSIN MARK LEWAT HP GUA. SIALAN." teriak Varo, disamping itu, Jessie mendengarnya kemudian membalasnya.
"BACOT LO!"
•••
Oke throwback nya sampe disini aja.
jangan lupa di vote ya gengs!
btw nih gue update 2 kali, semalem sama ini. Yang belom baca part 12 baca dulu yeah.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Louvre
FanfictionJangan tanya kenapa. Karena cinta tak butuh alasan. Seperti aku, yang tak butuh alasan untuk mencintaimu. 2018 by danzkeey.