Mark berada di dalam satu Mall terbesar di Jakarta, yang dia lakukan di Mall tersebut hanya berkeliling dan sesekali masuk ke dalam toko tanpa membeli barang nya. Jangan lupakan bahwa saat sedang me time pun, Mark masih harus di ganggu fans yang menenalinya.
Bagaimanapun penyamarannya, Mark selalu gagal di bagian tangan dan nya yang selalu mengenakan cincin di jari telunjuk (it's not fact abot Mark Lee).
"Kayanya besok gue oplas deh, Hahah!" katanya kepada Devan.
"Mau oplas jadi siapa lo? Lee minho?" tanya Devan, saat ini keduanya sedang makan di Hoka Hoka Bento. Jujur aja nih, se-keren apapun Mark, makanannya ya Hokben. Sama aja kaya Jessie.
Dulu waktu jamannya pacaran sama adem ayem kaya tai ayam, sering banget mereka nongki di Hokben.
"Boleh juga, btw gimana kabar lo sama Alysha?
"Alysha Renata Adiyatma?"
"Ya mana gue tau nama panjangnya njirr." balas Mark.
Devan menelan nasi tersebut, "Baik,"
"Oh."
Setelah makan, mereka melanjutkan jalan ke sebuah tempat nongki selanjutnya. Berbeda dari sebelumnya, sekarang yang menyetir adalah Mark.
Manusia yang gak pernah bisa bawa kendaraan dari kecil dulu ini, akhirnya minta diajarin naik mobil sama Devan, mumpung Devan lagi ada di Jakarta.
Berhubung Devan itu kakak kelasnya dulu waktu SMA, Mark tak merasa malu untuk memintanya. Karena Devan pernah melihat Mark jatuh dari motor karena memaksa dirinya untuk bisa naik motor.
"Itu nyalain dulu mesinnya." seru Devan dengan tangan yang sudah siap berpegangan.
"Udah ini, terus gimana?" tanya Mark.
"Injek pedal gas nya."
"Pedal gas yang mana?"
"Kanan." Mark mulai menginjak pedal itu perlahan, dan perlahan juga mobilnya maju ke depan.
Saat dijalan raya, mobil yang dikendarai oleh seorang Mark ini berjalan seperti mau - mau ngak - ngak. Artinya ndut - ndut an.
"Ya Allah Mark! lu bawanya serem amat sih anjing!" teriak Devan.
"Gue baru belajar bang, maklum aja."
"Sampe gue masuk rumah sakit gue bunuh lo sialan." wajah Devan tak bisa disembunyikan lagi, kini wajahnya sudah berubah semerah tomat hanya karena ia takut dengan Mark.
"Bang lu napa dah?" tanya Mark sambil tetap fokus menyetir dan sesekali menengok ke Devan.
"Mark, gue belom mau mati." kata Devan.
"Gak ada yang ngajak mati." balas Mark sambil menengok ke arah Devan dan menatap laki laki itu.
"WOI ITU LIAT DEPAN!! LAMPU MERAH ANJING!!" teriak Devan yang membuat Mark segera menginjak pedal remnya yang membuat tubuh keduanya ke depan.
"LO GILA YA?!" seru Devan.
"Sans bang, disana kita tukeran dah, tangan gue dah merah nih. Hahahaha." balas Mark sambil menunjukkan tangannya yang sudah merah.
-
markhrs di ujung jalan
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.