Happy Anniversary, Mark. Aku bahagia punya kamu disini. Terimakasih telah menjadi bagian dari hidup aku.
•••
Hari ini tiba saatnya Jessie beremu Mark di Cafe dekat kampus Jessie. Niat awalnya emang deket kampus Mark, tapi ternyata Jessie ada urusan sebentar di kampus jadi dia gak mungkin ke kampus Mark yang jarak nya lumayan jauh.
"Sori ya aku lama." sapa Jessie, yang dibalas anggukan oleh Mark. "Ahh, aku tadi abis minta bantuan dosen buat ngejain tugas ini."
"Tugas apa?" tanya Mark.
"Hm, ada deh. Oh iya kamu udah mesen?"
"Belom," jawab Mark. "Oke aku pesen ya, kamu mau kaya biasa atau?"
"Iya kaya biasa aja." Jessie tersenyum dan berjalan ke kasir untuk memesan.
"Ice americano 2."
Mark dan Jessie, keduanya menyukai Ice Americano. Dari jaman nya masih SMA kelas 12.
"Makasih." Jessie berjalan ke tempat duduk, dan memberikan satunya untuk Mark.
Jessie menyedot ice sambil membuka tas nya, mengeluarkan suatu kotak dari sana dan menyerahkan nya pada Mark. "Apa ini?"
"Itu hadiah dari Berlin, kemarin aku minta Lucas buat beliin. Semoga kamu suka. Because i know, Jerman is your dream." jelas Jessie.
Mark tersenyum dan membuka hadiah dari Jessie. Baju dan surat? Mark mengangat alisnya sambil menunjukkan surat ke Jessie.
"Hmm, itu, kamu baca dirumah aja." Mark mengangguk dan menyimpannya di tas. "Apa yang mau kamu bicarain?" tanya Mark.
"Happy Third Anniversary, Mark." ucap Jessie.
Hah? hari jadi yang ketiga? masa sih. Pikir Mark. Jujur saja, Mark bahkan gak tahu kapan tanggal jadi mereka.
"Cuma itu, gimana film baru kamu?"
"Udah mau liris, syuting nya juga lancar." jelas Mark. Jessie hanya membulatkan bibirnya.
"Oh iya, kamu kenal Andira kan?"
"Iya. Kenapa?"
Jessie mengeluarkan undangan dari dalam tas nya. "Sabtu ini dia ulang tahun, dia undang kita." Ia menyerahkan undangan itu ke Mark.
Mark membuka undangan dan melihat jam nya. Mark mengangguk. "Oke."
"Kamu gak ada jadwal syuting?" tanya Jessie. Mark menggeleng. "Tapi mungkin aku agak telat, kamu kalo mau duluan aja."
Ah, pikir Jessie berdua. "Oke." Jessie tersenyum. "Oh iya aku duluan ya, Mark. Aku ada janji sama dosen."
"Oke, see u." kata Mark. Jessie mengangguk dan keluar meninggalkan Mark di dalam Cafe.
Tak lama Mark bangun dan ikut keluar Cafe dengan membawa hadiah dari Jessie, ia pergi meninggalkan Cafe. Cafe yang selalu memberi kenangan untuk mereka.
•••
Jessie sampai di kampus dalam waktu 10 menit. Ia buru buru ke ruangan Pak Brata karena ada tugas yang ingin dia tanyakan.
Jessie mengetuk pintu ruangan dan membuka pintunya. "Misi pak." Dilihatnya dosen galak itu sedang duduk di kursi kebanggaannya.
"Jessie? silahkan masuk Jess." Jessie mengangguk dan masuk. Ia duduk di kursi depan pak Brata.
"Gimana? apa yang gak kamu ngerti?" tanya pak Brata.
"Bukan gak ngerti pak, saya bingung." jelas Jessie.
"Sama aja itu Jess, sini saya ajarin. Disana aja." dosen itu menunjuk sofa yang lumayan nyaman untuk belajar.
Setelah 2 jam didalam ruangan, Jessie keluar dengan kepala botak. Alias lelah.
Ia berjalan melewati lorong seperti zombie yang tak punya tenaga. Sampainya di mobil, ia jatuhkan kepalanya ke stir. "HUAAA! GUE GAK MAU KULIAHHHH."
Kalo bukan karena mau Uas juga Jessie ogah belajar mati matian kek gini. Ia berkaca dan melihat wajahnya yang sudah kucel kaya gembel. Tiba tiba ponselnya bergetar.
"Siapa sihh, ganggu aja." Jessie mengangkat telfon nya tanpa melihat siapa yang menelfonnya. "Hallo." sapanya.
'Jess dimana?'
"Di mobil, kenapa?" balasnya dengan suara lemas.
'Lo kenapa? abis ketemu Mark jadi gini ya?'
"Gue abis belajar materi uas 2 jam Cas."
'Oh pantes, pala lo botak ya pasti.'
"Bacot, lo ngapain telfon gue?"
'Anterin gue makan dong.'
"Lo dimana sekarang?"
'Rumah, ke rumah gue ya.'
"Iye."
Secepat kilat mobil Jessie keluar parkiran dan meninggalkan lingkungan Kampus untuk menyusul manusia yang paling dibenci nya di dunia ini.
•••
OKE UP NYA CUMA BISA SEGINI, BCS AKU KEMAREN TUH UDAH NULIS SAMPE 500 WORDS TIBA2 ADA MASALAH, YANG NGEBUAT AKU HARUS STOP NULIS. NAH PAS MAU LANJUT JADI BUNTU DEH. MAAF YA:(
KAMU SEDANG MEMBACA
The Louvre
FanficJangan tanya kenapa. Karena cinta tak butuh alasan. Seperti aku, yang tak butuh alasan untuk mencintaimu. 2018 by danzkeey.