Hari ini Jessie pergi ke Jogja, nyamper Andira. Sebenernya males banget Jessie kaya begini, tapi yaudahlah ya, dari pada dia gabut dirumah cuma ngerem diri di kamar. Nunggu acara Ospek kelar tuh membuat Jessie gabuttt sekali kawan-kawan.
"Bang temenin gue dong ke Stasiun." ajak Jessie kepada sang abang yang masih menggunakan kolor.
"Males. Lo pake taksi online aja." seru Varo.
"Issh!! sayangg duit nya!"
"Kalo sayang ya gak usah dilepas." balas Varo sambil memberikan senyuman mengejek.
Jessie menatap Varo dan kembali ke kamarnya. Bisa gila dia kalo ngeladenin manusia macam Alvaro. Jessie meriksa barang apa yang udah dibawa atau yang belom dibawa.
Selesai itu, Jessie menarik kopernya menuruni tangga, dan langsung keluar rumah menemui taksi yang sudah menjemputnya.
Mamahnya, udah pergi sejak pagi tadi, jadi Jessie udah pamit sejak tadi pagi sama mamahnya. Biarin aja si Varo sendirian kaya orang tolol di rumah.
"Bagasi nya pak." seru Jessie yang dianggukkan oleh pak supir.
Jessie memasukkan barangnya ke bagasi, dan masuk kedalam mobil. "Stasiun Gambir yak pak."
"Siap neng."
Sepanjang jalan, Jessie hanya melihat keluar jendela. Hujan turun begitu cepat, padahal tadi tidak mendung sama sekali. Kalian tahu kenapa Jessie milih naik kereta? Karena sayang minceeuu kalo naik pesawat, mending ditabung.
Sampe di Stasiun, Jessie turun dari mobil dan di bantu pak supir ngeluarin kopernya dari bagasi.
"Makasih ya pak."
Jessie berjalan ke arah pintu masuk, dia melihat di jadwal keberangkatan keretanya akan segera berangkat dalam waktu 30 menit. Jessie pun bergegas dan segera mencari kereta nya.
Ketika sudah mendapatkan keretanya, Jessie masuk dengan gugup. Percayalah ini pertama kalinya Jessie naik kereta. Jessie menarik nafas dan masuk mencari tempat duduknya, kopernya dia biarkan berada di samping nya, dipikiran Jessie hanya satu "Kalo gue taro di atas, terus gue lupa, mampus aja barang gue."
Jadi ia putuskan menaruh kopernya di sela tempat duduknya. Jangan ditanyalah Jessie naik kereta apa, pokoknya mahal aja. Maklum rich fangirl.
"Perjalanan ini kira-kira 8 sampe 10 jam, pantat gue entar tepos gak ya?" katanya sambil bermonolog. Jessie hanya mendidikkan bahunya dan memasang earphone kedua telinganya.
Pandangannya ke luar jendela, pikirannya kacau, hatinya pun begitu. Sebenarnya apa yang terjadi pada dirinya? Jessie pun tak tahu.
Jessie menarik nafas panjang dan menghembuskannya, kereta sudah mulai berjalan, untung saja penumpang yang duduk di samping Jessie belum datang. Jessie berharap dia tak datang sampe Jessie sampai di Jogja.
Kakinya ia naikkan dan menyandarkan punggungnya ke jendela dengan bantal sebagai ganjalannya di kepala dan di kaki.
"Mau makan apa mbak?" tanya seorang pelayan. Jessie hanya menggeleng.
Akibat lagu yang ia dengarkan terlalu kencang, membuat dirinya tak bisa mendengar apa-apa. Sampai akhirnya dia tertidur pulas di perjalannya menuju Andira.
-
Lucas berjalan menelusuri jalan di Berlin. Menggunakan jaket tebal dan syal yang menempel di lehernya, karena sudah mendekati musim dingin.
Ia duduk disebuah kursi dan memperhatikan mobil yang berlalu-lalang di hadapannya. Tiba-tiba Grace muncul disamping Lucas menyodorkan sebuah susu hangat.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Louvre
FanfictionJangan tanya kenapa. Karena cinta tak butuh alasan. Seperti aku, yang tak butuh alasan untuk mencintaimu. 2018 by danzkeey.