Lucas mengambil nafas panjang, lumayan juga bonjeng Jessie dari rumah nya sampe tukang bubur ayam pengkolan komplek.
"Berasa angkut karung beras gue." ucap Lucas.
"HAHA. Udah buru diparkir dulu, sekalian cari tempat." perintah Jessie. Lucas hanya mengikuti apa yang dikatakan Jessie.
"Bubur ayam 2 mas. Yang satu kaga pake kacang soalnya kaga enak kalo dikacangin palagi sama pacar sendiri." abang bubur ayam cuma angguk angguk ngerti. "Yah si Eneng malah baper." balas si abang.
"Terus makan disini aja bang, pake ayam yang banyak, tapi jangan digabung."
"Kenapa neng?" tanya si abang.
"Entar bubur saya dimakan ayamnya bang." balas Jessie. Si abang cuma ketawa kecil. "Bisa aja si eneng."
"Biar nggak gabut amat bang, btw ajarin saya bikin bubur dong!"
"Banyak maunya lo jadi pembeli." gak tau dari mana asalnya tiba tiba Lucas ada disamping Jessie.
"Iya nih mas, pacarnya banyak mau."
"Loh bang, dia bukan pacar saya kali." kata Jessie.
"Saya pacaran sama dia? mending saya jadi tukang cuci piring di tukang bubur ayam." balas Lucas yang langsung dibalas tatapan mati lo anjing dari Jessie.
Si abang bubur mah cuma ketawa tawa ngeliat kelakuan mereka berdua. "Nih buburnya. Jangan lupa baca doa." si abang ngasih nampan berisi dua porsi bubur ayam ke Jessie.
"Jess lo jangan makan banyak banyak." kata Lucas sambil mengambil buburnya.
"Lah napa?"
"Berat." Jessie diem. Natap Lucas lagi dengan tatapan mati lo anjing.
"Eh Jess, elah becanda. Lo ringan kok, seringan bulu ayam."
"Bodo gue marah sama lo." ucap Jessie.
"Yaelah Jess, gue beliin apapun yang lo mau deh." rayu Lucas.
"Beliin gue parfum di The Body Shop yang peach. Parfum gue udah abis."
"Anjing itu mahal gila."
"Apaan si monyet cuma 150k." balas Jessie sambil menyuap buburnya ke dalam mulut.
"Yaudeh, gue beliin. Bangkrut gue lama lama."
"HAHAHA!"
"Jamet."
Selesai makan bubur ayam mereka balik lagi ke rumah Lucas. Ternyata pas nyampe rumah ada mobil papahnya Lucas.
"Loh papah pulang?" Lucas langsung buru buru memarkirkan sepedahnya asal dan berlari ke dalam rumah. Jessie mengikuti dari belakang.
"Pah?" sapa Lucas.
"Eh Lu, papah lupa bawa ini makanya pulang." ucap Panji sambil menunjukkan paspornya.
"Oh itu, yaudah hati hati pah."
"Iya, eh ada Jessie?" Panji berjalan menuju Jessie. "Hehe om, apa kabar?" sapa Jessie.
"Baik, kamu gimana?"
"Baik juga om. Mau kemana om?" tanya Jessie.
"Wakanda Jess, hehe."
Lucas memutar bola matanya, dan menghampiri papahnya. "Apaan sih gila dasar, sana ntar keburu ketinggalan pesawat." Lucas memegang pundak Panji dan mendorongnya ke arah pintu. Jessie cuma diem ngeliatin Lucas.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Louvre
FanficJangan tanya kenapa. Karena cinta tak butuh alasan. Seperti aku, yang tak butuh alasan untuk mencintaimu. 2018 by danzkeey.