Nih update nih gue, biar kalean seneng, apasih yang nggak buat kalean unjh cenah.
Enjoy!
-
entah itu terlalu berat, kejam atau menyedihkan. aku berharap kau punya pilihan untuk terluka.
•••
Selepas Lucas balik ke Berlin, membuat Jessie merasa kesepian lagi, pasalnya dia benar benar gak punya siapa siapa lagi kecuali Andira. Tapi Andira juga udah balik ke Yogyakarta. Andira milih kuliah di Yogya karena emang orang tua nya ada disana.
Kalau Varo, lah dia lagi, mana mau sih dia di ajak main main ke Mall. Yang ada baru masuk mall udah bilang, "Dek pulang yuk."
Jessie mengecek ponselnya, dan mencoba menyalakan nya, tapi hasil nya nihil. Ponsel nya tidak mau menyala. "Aah bete." ia melempar asal ponselnya.
"Bang Varooo!!" Jessie teriak dari kamarnya, dan keluar menuju kamar Varo.
Saat Jessie membuka pintu Varo, ia terlihat sedang tiduran sambil memainkan Mobile Legend nya. "Apaan si Jess,"
Jessie mendekat dan naik ke atas kasur Varo. "Minjem hapee loo dongg."
"Lahlah, kemaren bisa upload foto di ig pake hp siapa?" tanya Varo dengan mata yang tetap fokus ke layar ponselnya.
"Pake hp gue, kemaren bisa nyala, tapi sekarang gak bisa lagi.."
"Minta sama papah," balas Varo.
"Udah, tapi kata papah nanti pas ketemu di Paris." jawab Jessie sambil memanyunkan bibirnya.
Varo mematikan ponselnya dan menatap adiknya. "Yaudah sabar ya adik manis. Makanya kalo kesel sama pacar jangan banting hp. Eh lupa, kan udah jadi mantan. Hehehe."
"Sialan lo ah!"
"Btw mamah jadi pulang kapan?" tanya Jessie."Sore nanti, gue jemput di bandara, lo ikut gak?" tanya Varo.
"Kaga, gue mau ngurus Visa. Papah bawel banget ngirimin gue email mulu nyuruh gue buruan nyelesain visa terus ke Paris."
"Yaudah urusin dah," balas Varo sambil mulai meringkuh ke dalam bantal.
"Bang, temenin gue ke Paris kek." ajak Jessie sambil menggoyang goyangkan badan Varo.
"Gak."
"Pleasee, demi adik mu yang mwaniss ini." bujuk Jessie.
"Kaga. Udah sana lo katanya mau urus visa."
"Yaudah, anterin dong."
"Dih males."
"Anterin atau gue aduin ke mamah kemaren lo ajak kak Krystal main ke vila mamah yang ada di Bandung?!" ancam Jessie. Kalo udah begini, biasanya Varo mau gak mau ya harus mau.
"Iyeiye!"
"Nah gitu dong, 10 menit lagi udah rapih, gue tunggu di bawah." Jessie berjalan keluar kamar Varo.
Tak lama Jessie berberes, ia keluar mendapati Varo sedang menunggunya di ruang tamu, "Lama lo."
"Hehe," jawab Jessie sambil nyengir.
"He He He." Varo menirukan gaya Jessie.
"Buruan deh, nanti keburu tutup."
"Apaan yang keburu tutup?"
"Hati gue buat Mark udah di tutup."
"Ye bocah gila." Varo berjalan mendahului Jessie. Dan Jessie mengikutinya dari belakang sambil tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Louvre
FanfictionJangan tanya kenapa. Karena cinta tak butuh alasan. Seperti aku, yang tak butuh alasan untuk mencintaimu. 2018 by danzkeey.