16. Kita telah usai

112 18 8
                                        

yey gue update!! lah kok gue yg seneng ya malahan😂maap maap ya gue update nya mau mau nga nga. tp serius deh kemarin an itu gue bener2 ga mood. dari pada jelek/berantakan mending gak usah.

ENJOY GUYS!

ps: di post ulang karena ga masuk notip.

-

Berbahagialah, aku tak akan mengusikmu. kita telah usai meski belum sampai.

- Wordhunter & Calumiaa -

•••

Sebenernya jam keberangkatan Jessie itu pukul 9:50 PM. Tapi Varo yang katanya mau nganterin dia itu malah nyuruh buru buru soalnya dia mau nemenin Krystal ke nikahan saudaranya, jadilah Jessie udah sampe di Airport jam 7 malem. Varo emang jahat.

"Bang sumpah ya lu, masih dua jam lagi astagfirullah!!" teriak Jessie saat hendak turun dari mobil Varo.

"Udah si Jess, lo bisa makan dulu, nongki dulu kek dimana gitu, puas-puasin di Jakarta." balas Varo. "Turun sana!" lanjutnya.

Jessie ingin sekali menjambak rambut abangnya itu, tapi ia segera meredahkan amarahnya dan keluar dari mobil, saat menutup pintunya Jessie sengaja menutupnya dengan kencang.

"Woi anjing mobil baru gua!!!"

"Bodo amat!" Jessie langsung jalan menuju pintu masuknya. Sejujurnya ia pengen makan Hokben dulu, cuma dia pengen masuk dulu biar gak ribet. Lagian di Hokben sepi.

Sebari menarik kopernya, Jessie melihat ke arah sesuatu yang tak asing baginya. Ia maju lebih dekat ke sesuatu itu.

"Mark? ngapain?" tanya Jessie bermonolog.

Disana Mark sedang bersama seorang perempuan, entah lah, gelap. Jessie sulit mengenalinya tapi sepertinya dia kenal dengan perempuan itu.

"Ah apaan sih. Fokus Jess!" Jessie mengarahkan pandangannya ke arah lain dan berjalan dengan cepat agar tidak ketahuan.

Bukan Jessie namanya kalau gak pegang buku di genggamannya. Mark yang melihat itu pun ia langsung mengejar Jessie dan memanggil Jessie. Jessie yang sadar bahwa dirinya dipanggil itu pun langsung segera berlari kencang.

"Jess tunggu Jess! aku mau ngomong." Mark mengejar Jessie meninggalkan perempuan itu.

"Siapa sih?" tanya perempuan itu.

"Jessie, Van." jawab Putra.

"Oh." Vanya hanya membulatkan bibirnya.

"Jess tunggu!" Mark berhasil memegang tangan Jessie. Jessie yang sudah pasrah itu pun ia membalikkan tubuhnya.

"Kenapa lo?"

"Aku mau tanya soal sms itu Jess." sahut Mark.

"Kenapa sama sms itu," balas Jessie seadanya.

"Kenapa kamu bisa bilang kaya gitu dengan gampang Jess?" tanya Mark sambil memegang tangan Jessie.

Jessie menarik nafas. "Mark, udah ya, gue tuh capek. Selama kita pacaran lo selalu asik dengan syuting syuting lo. Lo gak pernah ada waktu buat gue. Oke gue ngerti, tapi apa lo pernah mikirin hati dan perasaan gue? lo pergi ke luar kota bareng partner kerja lo berduaan. Apa lo gak mikir perasaan gue?! Gue tuh udah capek. Lo tuh gak pernah ngertiin gue selama 3 tahun kita pacaran."

The LouvreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang