Sudah pukul tujuh pagi Jessie masih meringkuh di dalam selimut. Dirinya masih dibalut piyama pink kesayangan nya dan bantal yang masih ada di pelukannya.
Raina sudah berkali-kali mengetuk pintu kamar anaknya, tapi tak ada jawaban. Saat ia buka knop pintu tersebut, ternyata anaknya masih berselimut padahal dia harus segera ke kampus.
"Jessie. Bangun nak." Raina mengoyangkan tubuh anaknya.
"Jes, kamu gak mau kuliah?"
"Asem nih anak."
Raina meninggalkan Jessie yang tak mau bangun sedari tadi. Melihat Raina keluar, Jessie bangun dan mendudukkan diri.
"Kuliah jam berapa sih.." suara Jessie terdengar seperti macan yang haus akan susu. Ia meraih ponsel nya yang ada di atas meja lampu tidur.
"Lah gak ada?"
Jessie bangun mencari ponsel nya yang hilang. Seingat dia, ia melempar ponsel tersebut kee..
"Meja rias." Jessie buru-buru merangkak ke bawah meja rias. Ah itu dia.
"Gila tahan banting juga lu."
Jessie mendudukkan pantatnya di pinggir kasur. Ia mengecek jadwal kuliahnya hari ini. Setelah ujian kemarin membuatnya gila, sekarang ia hanya butuh refreshing.
"Gue males nge-ospek maba." ia meringkuk lagi dan mulai tertidur lagi.
Tak lama ponselnya berdering, dan terlihat ada nama disana. "Pak Brata."
"Ngapain dia?"
"Hallo."
"Jess, kamu gak ke kampus?"
"Gak pak. Saya gak ikut nge-ospek."
"Bukan itu,"
"Terus apa pak?"
"Udah, kamu saya tunggu jam 9 di ruangan. kalo gak dateng saya gak mau jadi pembimbing skripsi kamu lagi."
"EHH-IY-" Jessie mendengus melihat dosen nya seenak jidat menyuruhnya ke kampus dengan alasan tak jelas.
Kalo bukan karena Jessie udah semester 6, udah otw lulus, males banget dah dia ketemu pak Brata. Walaupun ganteng, tapi aslinya ya gitu, nyebelin banget.
Jessie buru-buru mandi dan memakai baju ala-ala dia. Selesai mengenakan baju, Jessie memoles wajahnya dengan BB Cream, dan bedak tabur sedikit saja. Jangan lupakan Alis dan Eyeshadow. Dan juga yang paling penting bagi Jessie adalah : Liptint.
Selesai itu semua, ia keluar kamar dan melihat Varo dan Raina sedang sarapan bersama.
"Sini Jes," ajak Varo.
"Nggak deh bang, mau ke kampus."
"Makan dulu neng." seru Raina.
"Gak usah mah, aku jalan ya!" Jessie menyalami Raina dan kabur meninggalkan rumah.
Jessie keluar gerbang tak menemukan angkot atau ojek. Yang ada hanyalah taxi, mau gimana lagi? dia sekarang tidak diperbolehkan bawa mobil sama papah nya karena Julian mendengar kabar dari Varo bahwa Jessie pernah kecelakaan mobil.
Alhasil sekarang mobil Jessie harus di simpan dan tak boleh di bawa kemana-mana.
"Kampus UI ya pak."
"Iya neng."
-
Brata tak habis pikir, Jessie benar-benar mau datang dan menemuinya. Walaupun datang tak membawa apa-apa, hanya almet kuning yang dia tenteng. Brata hanya geleng-geleng melihat kelakuan Jessie yang malah tebar pesona di depan mahasiswa baru.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Louvre
FanficJangan tanya kenapa. Karena cinta tak butuh alasan. Seperti aku, yang tak butuh alasan untuk mencintaimu. 2018 by danzkeey.