════════════════════
Conversation
════════════════════
Hari ini gue berangkat lebih pagi, karena kak Sungwoon ada meeting mendadak di luar kota, dan memang harus berangkat cepat agar tepat waktu.Gue melangkah memasuki kelas gue yang masih sepi, untung nya kelas udah bersih jadi ga perlu gue bersihin lagi.
Daripada ga jelas di kelas mendingan gue ke kantin, tadi gue sarapan cuma sedikit dan bahkan gue belum minum sama sekali.
Gue melewati kelas 12 A, disana ada Minhyun yang ternyata udah dateng dengan buku besar ditangan nya. Calon masa depan gue rajin banget ya, beda jauh sama gue.
Seperti biasa, kalau gue ketemu sama Minhyun dia pasti ngga nyapa gue. Kita beneran kaya engga kenal, marah sih engga cuma gue nya kesel aja. Gue kaya transparan di mata dia.
Gue sampai di kantin, hampir setiap meja penuh sama siswa, untung nya masih ada beberapa meja yang kosong. Gue cuma pesen susu kotak rasa Moka.
"Niara, sendirian aja lo?"
Gue mendongak melihat si pemilik suara yang berhasil mengalihkan atensi gue.
"Oh hwan, iya nih, lu juga sendiri kan" Gue tersenyum sekilas, Jaehwan menarik kursi di hadapan gue.
"Gue temenin ya?" Tanya dia meminta izin, gue cuma ngangguk setuju dan kembali mengisap susu kotak sampai tak tersisa.
"Tumben cuma sendiri, biasanya kan sama temen-temen lo itu," Ucap Jaehwan membuka suara lagi, dia memainkan garpu siomay nya dengan rusuh, sampai terdengar bunyi piring yang di adu garpu.
"Mereka belum berangkat, gue nya kepagian juga berangkat nya," Jelas gue sambil senyum. Gue mengambil ponsel gue si saku rok abu, menemukan beberapa notifikasi.
"Mina ngga berangkat ih kesel masa" Ungkap gue tanpa sadar, Jaehwan mengernyit heran.
"Kalau Sana?" Tanya Jaehwan membuat gue kembali teringat, kemarin juga Sana mencari Jaehwan, dan sekarang Jaehwan menanyakan Sana...
"Ada hubungan apa lu sama dia?"
"Hah, ngga ada hubungan apa-apa kok"
"Boong ya lu??" Gue menggoda dia, Jaehwan malah geram dengan pertanyaan yang gue lontarkan barusan.
Hening
"Niara! woy pacara---"
Teriak seseorang dari depan pintu masuk kantin, gue yakin kalau Sana belum meyelesaikan kalimat nya. Akibat Jaehwan yang menoleh lebih dulu ke sumber suara, membuat Sana bungkam seribu kata.
"Euhm kirain lagi sama Minhyun hehe" Sana mendekat kaearah gue dengan canggung.
"Pantes beda," Lanjut Sana dengan cengiran.
"Jelas lah punggung Minhyun kan pelukable, lah si Jaehwan apaan" Kekeh gue diakhir kalimat.
"Kalau lu bukan pacar Minhyun udah gue lempar ke jurang" Gumam Jaehwan yang masih bisa gue denger.
"San, lu belum sarapan ya?" Tanya gue basa-basi, gue sedikit melirik Jaehwan dari ekor mata gue yang ternyata terus memperhatikan Sana.
"Eh belum, ra
makanya gue kesini kan," Jawab Sana"Pesen makan gih, gue bayarin," Ucap gue yang mewakili Jaehwan. Gue tau muka-muka nya Jaehwan kayak pengen kasih traktiran gratis ke gebetan.
"Serius?"
"Cie yang mau di seriusin!
iya ih, gue serius" Gue ga tau malau banget emang, padahal kantin lagi rame malah ribut sendiri.Abis itu Sana mesen sama ibu-ibu tukang bubur ayam, gue duduk santai aja sambil sesekali ngeliatin gerak-gerik Jaehwan.
Sana kembali ke meja yang gue dan Jaehwan tempati, dua menit kemudian ibu tukang bubur bawa pesenan Sana.
"Makasih, bu"
"Sama-sama neng, selamat makan ya" Sana melemparkan senyum simpul ke ibu nya.
"Ehh aduh, gue kebelet, tinggal dulu ya San,
ntar ketemu di kelas, see you!"Gue pergi dari kantin meninggalkan Sana dan Jaehwan, daripada gue jadi obat nyamuk disana. Jadi, mending pergi aja.
════════════════════
Conversation
════════════════════
KAMU SEDANG MEMBACA
❏Conversation⚘
Random❝ Pemeran utama tidak selalu ada dalam setiap peristiwa, meski tak dekat, namun kita saling terikat ❞ . . . . . © loosesage 2018