════════════════════
Conversation
════════════════════
"Halo" Niara mendekatkan ponsel ke daun telinga nya, Jihoon menelepon nya tiba-tiba disaat Niara sedang pergi mengontrol kandungan bersama Jinyoung.
"Ah serius? Selamat ya kak, Niar ikut seneng" Niara tersenyum mendengar kabar dari Jihoon, sedangkan Jinyoung hanya fokus menyetir, meski ia penasaran dengan apa yang Niara dan Jihoon obrolkan.
"Iya kak, yaudah ya Niar tutup dulu telepon nya" Niara mengkhiri panggilan. Ia kembali menaruh ponsel kedalam tas selempang.
"Kenapa kak?" Tanya Jinyoung pada akhirnya, ia melirik Niar sekilas dan kembali fokus ke jalan.
"Kak Jihoon sekarang jadi dosen tetap, akhirnya ya hehe" Niara tak kuasa menahan rasa senang, Niar tahu betul bahwa cita-cita Jihoon adalah ingin menjadi dosen, pasti Jihoon sekarang tengah tersenyum bahagia.
Jinyoung mengangguk paham, dia tidak ingin banyak bicara karena mood nya menang sedang jelek sejak kemarin-kemarin.
Niara melamun sembari mengelus perut nya yang memang lumayan besar. Kehamilan nya sudah mencapai empat bulan, dan dari beberapa kali pemeriksaan Minhyun hanya pernah menemani nya satu kali. Yang lain nya pasti di temani Jinyoung atau pun Guanlin.
Pekerjaan Minhyun semakin banyak setelah ia diangkat menjadi kepala divisi kantor Woojin, bahkan tak jarang Minhyun pergi keluar negeri untuk bertemu klien penting.
Rindu, jelas Niara rindu Minhyun. Bagaimana pun ia seorang ibu hamil yang pasti akan sensitif dalam hal apapun.
"Kak udah nyampe nih, yuk turun!" Tutur Jinyoung melepas sabuk pengaman nya, ia belum menyadari kalau Niara sedang melamun.
"Kak," Panggil Jinyoung dengan nada pelan, ia juga menyenggol siku Niara. Membuat wanita itu tersadar dan langsung bertanya dengan wajah kikuk nya.
Mereka berjalan beriringan, Niara menyapa perawat yang berjaga di depan ruang dokter. Untung nya Niara sudah janji pada dokter akan datang hari ini jadi, perawat tak perlu menyuruh nya untuk mengambil nomor antrian.
"Selamat siang bu Niar," Sapa dokter dengan senyuman manis nya, Niara hanya tersenyum menanggapi, ia mendudukkan diri di samping Jinyoung.
Selesai pemeriksaan Niara dan Jinyoung langsung pulang kerumah, awalnya Niara memaksa Jinyoung untuk pergi ke mall untuk sekedar berjalan-jalan. Namun, Jinyoung tak mengizinkan Niara, akibat nya Niara merajuk dan terus diam tanpa bicara apa-apa pada Jinyoung.
"Kak, jangan ngambek dong" Jinyoung bersuara menampakkan wajah menyesal.
"Gamau tau, lagi marah pokok nya"
"Masa marah ngomong sih kak, yaampun"
"Ya biarin, kok ga terima aja!" Tutur Niara ketus, ia tak menoleh ke arah Jinyoung sama sekali.
"Yaudah kak Niar mau kemana? Asal jangan capek-capek" Jinyoung melunak, menyingkirkan ego nya yang memaksa Niara agar tetap beristirahat.
"Beneran?" Niara menoleh kearah Jinyoung, raut wajah nya berubah menjadi senang.
"Iya, mau kemana?"
"Hmm enak nya kemana?" Tanya balik Niara, Jinyoung menghela napas. Ia harus ekstra sabar kalau Niara sudah begini.
"Ke taman bermain aja ya kak," Saran Jinyoung langsung memutar stir nya ke kiri, menuju ke taman bermain.
"Boleh deh, daripada bosen dirumah" Niara tersenyum, ia menyimpan ponsel yang tadi sempat ia mainkan kedalam tas. Hanya perlu beberapa menit untuk mencapai taman bermain.
Niara cepat-cepat turun dari mobil, ia menyebrang tanpa melihat kanan dan kiri. Motor dari arah kanan berjalan dengan begitu cepat, Jinyoung yang melihat nya segera berlari menyelamatkan Niara, beberapa orang yang melihat kejadian itu berteriak ketakutan.
"Kakak gapapa?" Tanya Jinyoung dengan sedikit ringisan, siku nya sempat tergores motor, dan bahkan sekarang berdarah.
"Hm gapapa kok," Gumam Niara dengan degup jantung yang berdebar kencang, saat ini ia dipeluk dari belakang oleh Jinyoung, seakan Jinyoung menyelimuti Niara, pipi mereka berdua bahkan beradu.
"Siku kamu young, sakit ya?" Tanya Niara mengalihkan pandangan nya ke siku kanan Jinyoung yang mengeluarkan darah.
"Ash ga terlalu kok, ayo kesana" Ajak Jinyoung melepas tangan nya dari pinggang Niara. Ia menuntun Niara duduk di salah satu bangku.
"Young maaf ya," Niara menundukkan kepala nya, merasa bersalah dengan apa yang dia lakukan barusan.
"Gapapa kak, makanya kalau nyebrang jangan buru-buru, kalau Jinyoung ga selametin kakak gimana coba," Cicit Jinyoung khawatir.
"Iya-iya, maaf"
"Perasaan Jinyoung ga enak kak, kenapa ya..."
════════════════════
Conversation
════════════════════
KAMU SEDANG MEMBACA
❏Conversation⚘
De Todo❝ Pemeran utama tidak selalu ada dalam setiap peristiwa, meski tak dekat, namun kita saling terikat ❞ . . . . . © loosesage 2018