26

291 51 1
                                    

════════════════════

Conversation

════════════════════

Gue memegangi kepala gue yang terasa semakin berat, setelah kemarin malam berusaha mati-matian membaca seluruh materi yang ada di buku, pagi nya gue dilarikan ke rumah sakit.

Kak Sungwoon terus mengomel kalau gue bandel dan lain sebagai nya. Kata dokter gue kelelahan, kurang tidur dan sedikit stres. Emang sih akhir-akhir ini pikiran gue kacau dan sulit untuk terkontrol.

"Ini loh makan dulu, Ra!" Perintah kak Sungwoon yang mencoba merayu gue untuk makan, ini sih nama nya bukan merayu, melainkan memaksa.

"Iya ih kak, nanti, Niara belum laper" Gue memalingkan wajah kearah jendela, membelakangi kak Sungwoon yang mungkin saja menatap punggung gue kecewa.

Tanpa gye sadar, air mata turun begitu aja dari sudut mata gue. Gue menepis nya, sebelum kak Sungwoon menyadari pipi gue yang basah.

Terdengar suara pintu tertutup, gue menoleh, tidak mendapati seorang pun yang menemani gue. Rasanya sedih, sakit disaat yang bersamaan, sekarang gue merasa ga dibutuhkan.

Tangis gue beneran pecah, melamun sampai sore hampir menjelang, bahkan kak Sungwoon belum kembali, mungkin dia sedang berkutik dengan pekerjaan di kantor nya.

Pintu berderit, gue segera menipis air mata gue dan pura-pura untuk tidur. Gue ga tau siapa yang mengunjungi gue saat ini..

"Niar, kakak tau kamu pasti bangun, kan?" Suara berat nya menginterupsi gue agar berbalik menghadap nya. Kedua bola mata gue mendapati sosok kak Jihoon dengan muka lelah nya.

"Loh kok mata kamu merah sih, kamu abis nangis?" Tanya kak Jihoon dengan tatapan teduh nya, ibu jari nya terulur untuk menghapus air mata yang kembali jatuh tanpa seiizin gue.

"Udah jangan nangis," Kak Jihoon bersuara dengan lembut nya. Dia mengelus puncak kepala gue, sebagai satu-satu nya cucu perempuan di keluarga nenek, gue merasa dapat banyak kasih sayang, termasuk dari kak Jihoon.

"Makan dulu yuk, ini bubur nya belum dimakan" Kak Jihoon meraih mangkuk bubur di meja, gue menggeleng tak selera menatap bubur.

"Kakak maksa nih, makan ya" Dengar suara pelan kak Jihoon menyodorkan sesuap bubur dihadapan gue. Dengan terpaksa gue memakan bubur tersebut.

"Nah gitu dong, nanti kalau bubur nya abis kakak kasih hadiah," Ucap kak Jihoon tersenyum menatap gue. Mendengar itu gue menjadi lebih semangat untuk mengunyah bubur, meskipun rasa nya hambar layak nya hidup.

Gue selesai makan bubur, kak Jihoon menaruh mangkuk di posisi semula. Hadiah nya apa ya kira-kira, pikir gue mulai membayangkan, ah atau kak Jihoon mau traktir makan ke gue kalau udah keluar dari rumah sakit.

Sepersekian detik kemudian, kak Jihoon mendekat kan wajah nya ke wajah gue.
Gue panik bukan main, takut terjadi hal yang iya-iya.

"Muka kamu kenapa lucu sih kalau takut, haha" Tawa kak Jihoon, gue membuka mata.
Gue dikerjain rupanya tapi, tadi kak Jihoon beneran mencium pipi sebelah kanan gue.

Sepupu gue gini amat sih.

"Argh kesel! Pergi sana, ih malu huhuhu" Gue menarik selimut rumah sakit sampai menutup muka.

"Hei, jangan ditutupin, ntar gabisa napas" Kak Jihoon menarik selimut gue, mebenarkan nya ke posisi awal. Gue membalikkan badan, memunggungi kak Jihoon yang terus merayu.

Entah apa yang dilakukan kak Jihoon, gue mendengar nada pesan Line beberapa kali, oh iya hp gue dimana ya, perasaan tadi di meja. Gue berbalik

"Kak, kenapa mainin hp aku?" Tanya gue memasang wajah garang, kak Jihoon nyengir tanpa dosa dan meletakkan hp gue ke meja.

"Kalau lagi sakit jangan main hp, tadi kakak minta lagu hehe, makasih ya," Jelas kak Jihoon menyodorkan hp nya ke gue. Dapat gue lihat beberapa daftar lagu Korea di sana, terserah dia aja deh. Dasar fanboy Taehyung.

"Kakak izin ke toilet ya," Ucap kak Jihoon tanpa gue tanggapi. Gue kembali melamun, ibu sama kak Sungwoon kemana sih...

Tring

Terdengar notifikasi lumayan keras dari arah toilet, kak Jihoon ke toilet ngapain sih, gerak-gerik nya aneh, jangan-jangan ngedance boy in luv lagi. g

"Kakak pulang dulu ya dek, ntar ada yang gantiin kok" Kak Jihoon yang baru keluar dari kamar mandi langsung izin untuk pulang. Gue merasa sedikit keberatan sih tapi, yaudah lah mungkin dia sibuk dengan tugas kuliah nya.

"Iya kak hati-hati, yang kesini Guanlin ya kak?" Tanya gue, kak Jihoon tidak menjawab, pintu telah tertutup rapat.

Hm serah lu aja kak:)

Gue memejamkan mata gue yang terasa semakin berat, gue berusaha untuk tidur, namun tak bisa. Apa harus kayang dulu baru tidur?

Pintu terbuka,

"Guanlin?"

"Siapa Guanlin?"

════════════════════

Conversation

════════════════════



Masih lanjut ke chapter 27,


Voment juseyo ❤❤



❏Conversation⚘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang