════════════════════
Conversation
════════════════════
Suasana yang lumayan dingin menusuk di kulit membuat gue mengeratkan jaket milik Guanlin yang melekat di tubuh gue sekarang. Gue telah sampai di Taipei terhitung beberapa puluh menit lalu. Dengan peta di tangan, gue berusaha menanyai beberapa orang yang lewat.
Untung nya ini merupakan rumah sakit terkenal, gue menghentikan taksi yang melewati rumah sakit yang akan gue tuju untuk menghindari terbuang nya waktu sia-sia.
Gue merasa asing dengan semua ini, ditambah gue ga paham dengan bahasa yang mereka katakan. Hanya beberapa dari mereka yang mengerti bahasa Inggris, dan untung nya supir taksi yang gue tumpangi bisa berbahasa Inggris dengan baik.
Sampai ditujuan gue segera mencari kamar rawat yang tertera di layar ponsel, sekilas gue melihat bunda Lily dan ayah Lai Aditya sedang mengobrol dengan resepsionis di lobi.
"Bunda," Panggil gue mendekati mereka, bunda Lily menoleh kearah gue dengan tatapan khawatir.
"Ya ampun sayang, ga bilang udah disini," Tutur bunda memegangi pipi gue, lalu dia memeluk gue.
"Bunda ga bilang ke Niar biar ke rumah kita ya?" Ayah bersuara, dia juga memeluk gue. Sang resepsionis seperti menjadi saksi bisu diantara kami.
"Aduh yah, aku lupa, kamu pasti capek ya sayang?" Tanya bunda sesekali menghapus peluh yang bercucuran di dahi gue. Jadi gue kesini cuma sia-sia dong.
"Engga bun, udah biasa juga Niar capek" Gue tersenyum simpul, mencoba membuat mereka tidak khawatir akan kondisi gue.
"Kamu pulang aja dulu ya dianter sama supir nya ayah, besok baru gantian jaga, kamu pasti capek banget, duh maaf bunda juga ga ngabarin tadi" Bunda Lily terlalu mengkhawatirkan gue. Padahal gue ga papa.
"Sebentar ya, ayah telepon supir ayah dulu, dia lagi di parkiran soalnya" Gue hanya mengangguk, rasa canggung menyelimuti gue dan ayah, baru beberapa kali kami bertemu.
"Nanti dia kesini,"
Gue mengangguk dan memilih duduk di sofa yang sudah disediakan.
"Tuh kan Niar pasti kecapekan, bunda sih"
"Ah gapapa kok yah, aku ga capek, cuma pengen duduk aja," Ungkap gue supaya memperbaiki suasana ayah dan bunda.
"Nah itu supir ayah udah dateng," Ucap ayah menunjuk seseorang yang sedang berjalan kearah kami. Tubuh nya yang tegap dan pakaian nya yang terlihat seperti orang kantoran membuat gue tidak yakin kalau dia cuma seorang supir.
"Uchin, tolong antar dia kerumah ya"
Gue ga tau apa yang di ucapkan oleh ayah, yang penting gue bakal istirahat setelah ini. Gue disuruh berjalan mendahului supir ayah, gue mah nurut aja.
Selama diperjalan gue ga tau apa yang harus dilakukan. Mau ngobrol, gue gatau bahasa orang sini, masa ngobrol nya pake bahasa isyarat
Mobil berhenti di pekarangan rumah yang menurut gue sangat luas, supir ayah membukakan pintu untuk gue. Gue melirik sekilas supir ayah, dia tersenyum kearah gue, kok ini cowok manis banget.
"Thankyou," Ucap gue ikut tersenyum, dia mengambil koper yang ada dibagasi. Ini gue bingung woy, tuntun incess kek.
"What's your name?" Tanya gue setelah dia berhasil menyamai langkah kaki gue.
"Nama saya Woojin, pake bahasa Indonesia aja juga bisa"
Kenapa ga bilang dari tadi :)
"Oh," Jawab gue ketus. Kesel banget gue, ga disangka ternyata dia bahasa Indonesia. Pengen mendem Woojin di rawa-rawa sekarang juga.
"Kamu bisa pake kamar nya Guanlin yang kosong, itu kata tuan Lai, ayo ikut saya" Gue mengangguk dan mengikuti langkah kaki nya yang terkesan lebar.
"Kalau butuh apa-apa, panggil saya, pakai ini" Dia menyerahkan sebuah walkie talkie.
"Ribet ah, gue nanti dateng ke lu kalau butuh," Tanda gue yang terkesan tidak sopan, sekali-kali gitu kan. Dia ngga marah atau kesal dengan penolakan gue barusan, dia mengangguk sambil tersenyum.
"Saya ada diruangan saya, disebelah kamar nona," Ucap dia sembari tersenyum. Ini orang murah senyum banget dah, heran.
"Oh ok, terimakasih"
════════════════════
Conversation
════════════════════
Vomment juseyoo ❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
❏Conversation⚘
Random❝ Pemeran utama tidak selalu ada dalam setiap peristiwa, meski tak dekat, namun kita saling terikat ❞ . . . . . © loosesage 2018