════════════════════
Conversation
════════════════════
Sudah lima bulan akhirnya Minhyun bisa wisuda sesi pertama, hanya sekitar 25 orang yang di wisuda bersama Minhyun kali ini, yaitu mereka yang giat mengerjakan skripsi meski harus revisi beberapa kali.
"Tega lu hyun, kata nya mau wisudaan bareng, malah duluan" Jaehwan menghampiri Minhyun yang tengah menikmati es kopi nya di kantin. Acara sudah selesai, dan Minhyun bisa bersantai sembari menunggu Niar.
"Lagian lu lama, skripsi suruh di revisi malah belum sama sekali," Tutur Minhyun menampilkan raut wajah datar.
"Gue mah mau nanti-nantian aja, Mina kan belum selesai buat skripsi nya" Jaehwan membuka buku tebal yang ia bawa. Definisi yang pantas dari Minhyun untuk Jaehwan adalah, Bucin.
"Udah ya gue duluan, mau jemput kesayangan" Minhyun meninggalkan Jaehwan yang tergagap di tempat, Jaehwan sempat meneriaki Minhyun beberapa kali. Namanya Minhyun, sudah pasti dia tidak akan menanggapi teriakan melengking Jaehwan.
Niara akhir-akhir ini memang sering ada kelas sore, padahal Niara sangat malas kalau ada kelas sore. Ia lebih menyukai kelas pagi dan juga siang tapi, mau gimana lagi. Yang menentukan kelas adalah sang dosen sendiri.
"Minhyuun," Panggil Niara dengan nada manja, Minhyun menjadi gemas sendiri kala itu. Dengan langkah yang terkesan cepat, Niara menghampiri Minhyun sambil terus memamerkan senyum.
"Selamat yaa akhirnya lulus, maaf ya kalau ga dateng ke acara, abisnya dosen yang satu ini ga mau ngosongin kelas, sebel kan!" Niara memasang wajah kesal, ia tidak dapat melihat Minhyun memakai toga. Sekarang Minhyun hanya mengenakan pakaian formal, dengan kemeja, dasi dan celana bahan.
"Udah ga papa, ayo pulang, pasti capek kan?" Minhyun merangkul bahu Niara hangat, beberapa teman Niara menatap Niara iri.
"Mau beli chatime dulu, ya ya?" Pinta Niara tersenyum manis, Minhyun mengangguk dan segera menuntun Niara berjalan. Sejak satu bulan yang lalu, Minhyun selalu menunjukkan sisi romantis nya kepada Niara.
Minhyun juga sering tersenyum dan sering berinteraksi dengan Niara, tidak seperti dulu yang saling diam layak nya boneka.
"Mau denger cerita ga?" Niara membuka suara setelah terdiam di mobil Minhyun cukup lama, Minhyun menoleh memberi ekspresi antusias.
"Tadi di kelas Guanlin di tembak sama temen nya, yaampun aku heran kok malah cewek yang confess duluan, Guanlin nya kaya ga terima dong" Niara bercerita, sesekali mengubah ekspresi nya.
"Terus juga Seonho malah ngeledek cewek nya, ya meskipun aku kesel kan tetep aja kasian sama cewek itu, dia bahkan hampir nangis, jadi aku hibur dia, aku bilang kalau Guanlin juga suka sama dia," Jelas Niara lagi
"Loh kamu boong dong?" Tanya Minhyun melirik Niara tajam, Niara menggeleng.
"Engga hyun, Guanlin emang beneran suka sih sama dia, cuma kan Guanlin mau fokus sama kuliah nya dulu, jadi dia ga nyatain perasaan apalagi nembak si cewek itu" Niara mengubah posisi duduk nya mengarah ke Minhyun.
"Aduh by, duduk yang bener dong!" Perintah Minhyun
"Ini bener kok," Jawab Niara
"Ngga usah madep ke aku, ntar aku ga fokus nyetir, terus juga kenapa kamu senyum-senyum hm?" Mobil Minhyun berhenti karena lampu merah. Sekali gerak, Minhyun menangkup wajah Niara.
"Aduh hyun, lepas ih!" Jantung Niara berdegup lebih kencang, posisi wajah nya dan wajah Minhyun terkesan dekat. Niara dapat merasakan hembusan napas Minhyun yang panas.
Niara mau kabur tapi, ga bisa:(
"Hyun, hyun kamu mau ngapain?" Tanya Niara dengan nada ketakutan. Dalam hati Niara sudah mengucap banyak doa, agar setan yang merasuki Minhyun keluar dengan segera. Emang Minhyun kerasukan?
"Nikah yuk sama aku" Minhyun menatap lekat manik mata milik Niara, Minhyun merasa mata itu sangat meneduhkan hati nya dikala sedang gelisah.
"Hm?" Niara berdehem menetralkan jantung nya yang berguncang hebat.
"Kalau diem terua sedikit senyum jawaban nya iya" Goda Minhyun, ia mendekatkan wajah nya ke wajah Niara. Minhyun mengecup pipi kiri Niara cukup lama.
"Udah dapet bingkisan yang di kasih Jinyoung kan?" Tanya Minhyun, Niara masih diam terpaku di tempat.
"Kok ga jawab, mau aku cium lagi?" Tanya Minhyun diakhiri kekehan, alhasil ia mendapatkan pukulan kecil dari Niara di bahu nya.
"Inget ya? Padahal aku ngalihin pembicaraan nyeritain Guanlin tadi," Ungkap Niara menundukkan kepala nya. Mobil Minhyun kembali melaju membelah jalanan kota.
"Gimana?" Minhyun masih fokus menyetir. Niara sibuk berfikir, ia merasa tersanjung dengan cara Minhyun untuk kali ini.
Niara diberikan sebuah kotak berisi cincin emas dengan berlian di tengah nya. Niara sempat berpikir kalau Minhyun menyuruh nya untuk menggadaikan emas tersebut untuk membeli tiket konser oppa-oppa nya Niara. Tapi Guanlin dan Seonho menormalkan pikiran Niara yang kelewat belok itu.
"Aku mau kok nikah sama kamu, terus kita punya hidup baru, terus nanti punya anak hehe" Kedua nya sama-sama tersenyum, menyembunyikan rasa gugup.
════════════════════
Conversation
════════════════════
Sangat garing sekali
part ini XDMaaf y, ga sesuai ekpektasi kalian :')
Voment yaa 😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
❏Conversation⚘
Acak❝ Pemeran utama tidak selalu ada dalam setiap peristiwa, meski tak dekat, namun kita saling terikat ❞ . . . . . © loosesage 2018