════════════════════
Conversation
════════════════════
Di penghujung tahun, Niara harus rela menerima kabar dari Sungwoon kalau Minhyun mengalami kecelakaan saat akan pergi makan malam ke restoran terkenal di Taipei. Hati Niara merasa terpukul, bahkan ia sekarang tak bisa mengunjungi Minhyun yang terbaring lemah diranjang rumah sakit Taipei.
Usia kandungan nya yang sudah mencapai 9 bulan mengharuskan Niara tetap dirumah sampai bayi nya lahir. Semua takdir yang menimpa Niara akhir-akhir ini benar-benar membuat napas sesak.
"Yang sabar kak" Guanlin mengelus bahu Niara pelan, Guanlin tak tega melihat Niara seperti ini. Guanlin tidak bisa berbuat banyak untuk Niara kali ini. Gerak nya sudah terbatas, ia sudah mempunyai istri yang juga harus dijaga.
"Kak Niar sabar ya," Ucap Zila— istri Guanlin. Dia adalah teman Niara juga, lebih tua satu tahun dari Guanlin. Kalian tentu masih ingat dengan Zila yang minta diajarkan materi oleh Minhyun.
"Kenapa gini hisk" Niara semakin menangis kencang, memukuli dada Guanlin. Zila memandang Niara iba terlihat dari mata nya berkaca-kaca, bahkan sesekali Zila menepis air mata yang akan jatuh dari sudut mata nya.
"Lin, basah" Zila berucap dengan panik, ia menunjuk selangkangan Niara dengan ragu.
"Ambil kunci mobil kak Jihoon, cepet!" Panik Guanlin siap-siap untuk mengangkat tubuh Niara yang barusan tak sadarkan diri.
***
Suster memberi kabar gembira untuk keluarga Niara dan keluarga Minhyun, ibu dan bayi nya sehat, meski Niara masih tak sadarkan diri.
Jinyoung mengunjungi bayi kakak nya di ruang khusus yang telah di sediakan untuk pasien yang mengambil VIP.
"Hai jagoan, selamat datang di dunia, pesan mas, kamu jangan nakal ya, kasian mama" Jinyoung tersenyum bahagia, sesekali mengusap tangan mungil sang bayi.
"Lucu..." Gumam Jinyoung, ia merasa terharu sampai tak sadar menangis diruangan ini sendirian.
"Eh ada Jinyoung" Jihoon membuka pintu ruangan, Jinyoung sempat terkejut, ia segera menghapus air mata nya.
"Udah?" Tanya Jihoon ketika Jinyoung berlalu, pria itu hanya menganggukan kepala.
Jinyoung keluar dari ruangan, dan menemukan mamah nya menangis tersedu di ruang tunggu.
"Ma, mamah kenapa?" Jinyoung menghampiri mamah nya, melihat mamah nya menangis membuat dada Jinyoung terasa sesak.
"Jinyoung" Mamah Jinyoung sedikit berteriak, ia memeluk tubuh Jinyoung yang baru saja duduk di sebelah nya.
"Minhyun udah pergi young, udah pergi" Racau nya memukul punggung Jinyoung. Ibu Niara yang melihat kedua nya berinteraksi langsung jatuh lemas, untung Guanlin sigap menangkap beliau.
"Dia udah pergi jauuhh, ketemu papah di sana,"
Niara yang berada di ambang pintu menatap semua orang yang tak jauh dari hadapan tak percaya, air mata nya jatuh begitu saja.
"Engga, kalian jangan bercanda" Lirih Niara tersenyum dengan gelengan. Mamah Jinyoung segera memeluk Niara, memberi kekuatan untuk menantu nya itu.
"Mamah lagi ngerjain Niar kan? Mas Minhyun pasti lagi di ruangan dede bayi, dia pasti lagi gendong anak kita," Tutur Niara masih tersenyum. Ia segera berlari keruangan seberang.
"Minhy—" Niara terdiam ditempat, perkiraan nya salah. Bukan Minhyun yang ia dapati, melainkan Jihoon yang sedang menenangkan anak nya menangis.
"Kak," Panggil Jinyoung dari belakang tubuh Niara. Mata Jinyoung sudah merah dan berair, Niara menggeleng tak percaya. Tubuh nya merosot di dekapan Jinyoung.
"Jangan nangis kak," Lirih Jinyoung, mengingatkan orang lain agar tak menangis tapi, diri nya sendiri menangis, ah dasar Jinyoung. Niara memang tak menangis. Ia sudah tak sadarkan diri terlebih dahulu dipelukan Jinyoung.
***
Niara duduk di kursi roda menyaksikan pemakaman Minhyun. Ia menatap kosong peti yang Minhyun tempati. Hari ini terakhir kali nya ia bertemu Minhyun, terakhir kalinya mencium pipi Minhyun, tanpa sebuah balasan cium dari Minhyun. Menyedihkan.
Semua orang memberi penghormatan terakhirnya. Pagi ini langit terlihat mendung, seakan tahu bagaimana perasaan Niara saat ini. Setelah selesai, semua berpamitan untuk kembali beraktifitas, termasuk Daniel. Pria itu dengan senang hati meluangkan waktu nya yang padat untuk ke pemakaman Minhyun.
"Jangan sedih terus ya, anak kamu harus diperhatiin juga kan," Ungkap Daniel berjongkok di hadapan Niara. Menyamakan posisi wajah nya dengan Niara yang duduk di kursi roda. Niara hanya menganggukan kepala, menarik sudut bibir nya keatas.
Di mana letak surga itu?
Biar ku gantikan tempatmu denganku
Adakah tangga surga itu?
Biar ku temukan untuk bersamamu
Ku biarkan senyumku menari di udara,
biar semua tahu kematian tak mengakhiri cinta.—Agnes Monica - Tanpa kekasihku
════════════════════
Conversation
════════════════════
Jika kesal dan ingin menghujat
silahkan komen di line ini :'')
KAMU SEDANG MEMBACA
❏Conversation⚘
Aléatoire❝ Pemeran utama tidak selalu ada dalam setiap peristiwa, meski tak dekat, namun kita saling terikat ❞ . . . . . © loosesage 2018