25 ; jealousy.

343 57 2
                                    

════════════════════

Conversation

════════════════════

÷Minhyun point of view÷

Jaehwan selalu menggangu gue saat sedang belajar, dia selalu minta di temani untuk sekedar pergi ke kantin.

"Lu cowok berani sendiri kek!" Ungkap gue dengan nada ketus, gue yang sedang mengisi buku soal pun merasa terganggu setiap saat.

"Yaelah hyun, ketimbang nemenin, lagian lu belum minum, tenggorokan lu ga kaku gitu?"

"Mana ada tenggorokan kaku" Dengan berat hati gue menutup buku dan memasukkan nya ke dalam kolong meja.

"Ya itu tenggorokan lu doang emang yang kaku" Jaehwan mencibir gue, gue memilih diam daripada menimbulkan pertengkaran ditengah jalan, ga elit.

"Weh itu Niara sama siapa?" Tanya Jaehwan mengalihkan atensi gue, gue langsung menatap kemana arah tatapan Jaehwan.

Di depan sana ada Niara —pacar gue yang sedang duduk berdua bersama cowok lain. Ini kantin AC nya mati atau gimana?

"Udah ayo lu mau pesen apa?" Tanya gue pura-pura tidak melihat mereka. Jaehwan dan gue melewati meja yang Niara tempati, dapat gue lihat dari ekor mata gue kalau Niara melirik gue cukup lama. Tapi, sayang banget dia tidak menyapa gue, dia kembali terlalu dalam obrolan cowok di hadapan nya, bahkan sesekali dapat gue dengar mereka tertawa.

"Tahan hyun tahan," Gumam Jaehwan menepuk bahu gue lumayan keras. Gue tidak merespon ucapan Jaehwan, terdengar seperti orang yang berkumur dipagi hari.

Gue mengambil tempat duduk yang agak jauh dari tempat Niara berada. Mendengar dia tertawa bersama orang lain membuat hati gue sakit.

"Dia siapa sih? Akrab banget sama pacar gue"

"Lu tanyain orang nya langsung lah, gimana sih lu kan pacar nya, nih ya jaman sekarang tuh cowok yang mengatur!" Tutur Jaehwan di sela-sela memakan siomay.

"Lu harus nya jadi cowok yang boyfriend material, ah kalau lu mah baby material kali ya" Jaehwan terus mencibir layak nya tetangga di samping rumah gue.

"Udah ah males gue sama lu" Gue bangun dan memilih kembali ke kelas, namun gue mengambil jalan yang berbeda tidak seperti tadi yang datang dari depan kantin.

Gue berpikir sejenak tentang hubungan gue dan Niara, selama ini gue jarang memberi sebuah kabar, anak muda jaman sekarang ga dikasih kabar dalam beberapa hari aja udah minta putus. Beda hal nya dengan Niara.

"Lu tuh bego, Niara lu sia-siain, sini mending buat gue aja"

Seketika terngiang di telinga gue ucapan Jaehwan yang menusuk sampai ulu hati.

***

Gue memanggil Baejin beberapa kali tapi, adik gue itu ga menanggapi sama sekali.
Akhirnya gue memutuskan untuk pergi ke kamar nya.

❏Conversation⚘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang