39

265 41 0
                                    

════════════════════

Conversation

════════════════════

Niara berbaring di kasur nya, ini hari Minggu yang membosankan bagi Niara. Minhyun sibuk dengan skripsi nya, Niara maklumi. Tapi, yang tidak ia maklumi adalah kedua sepupunya yang sok sibuk dengan Laptop mereka masing-masing.

"Mau makan orang aja rasanya huaa!" Niara berteriak keras, ia terus bergelung dengan selimut berwarna pink nya. Woojin yang berada di rumah, menemani Niara mengetuk pintu kamar Niara cukup keras.

"Dek kamu gapapa?" Tanya Woojin membuka pintu kamar Niara yang tak terkunci. Niara tetap diam, tak merespon pertanyaan Woojin.

"Eh Kak Woojin sejak kapan disitu?" Niara ternyata baru menyadari kehadiran Woojin, pria tersebut memutar bola mata nya kesal. Woojin memutuskan untuk duduk di samping Niara yang sedang tiduran.

"Kamu kenapa?" Tanya Woojin lagi, dia menaruh punggung tangan nya di dahi Niara.

"Panas, kamu sakit?" Panik Woojin, raut wajah nya berubah drastis menjadi khawatir. Niara menggeleng lemas, keringat dingin terus membulir di kening mulus nya.

"Mau ketemu kak Sungwoon," Gumam Niara menangkupkan wajah nya ke bantal. Niara tidak bisa mendefinisikan bagaimana ia merindukan kakak nya itu, sudah hampir satu tahun tak bertemu, serta komunikasi yang kurang, membuat Niara terus-terusan memikirkan Sungwoon.

"Mau aku panggilin Minhyun?" Tawar Woojin, Niara menggeleng lagi. Woojin menarik napas nya panjang, ia berlalu dari kamar Niara. Mencari nama Minhyun di buku telepon milik Niara yang tergeletak begitu saja di meja tengah.

Woojin juga menelepon ketiga sepupu Niara, siapa lagi kalau bukan Jihoon, Guanlin dan Seonho. Ketiga lelaki itu berebut menjawab panggilan dari Woojin, Woojin harus ekstra sabar menghadapi ketiga nya. Apalagi Guanlin dan Seonho.

"UDAH LU SEMUA KESINI AJA!" Teriak Woojin kesal, yang diseberang sana terdiam akibat teriakan Woojin.

"Siap jin!" Jihoon mengiyakan, Woojin memutus panggilan sepihak.

Satu persatu dari mereka datang, dengan Guanlin yang hadir pertama kali, disusul Seonho dan Jihoon. Mereka tidak membawa apa-apa, padahal Woojin berharap salah satu dari membawa makanan.

"Ga ada yang bisa diarepin emang," Gumam Woojin memasang wajah tak suka. Jihoon dan dua anak ayam segera pergi ke kamar Niara.

"Demi apapun kak! Jangan mati!" Seonho naik ke kasur Niara, mengubah posisi kepala Niara yang terbenam oleh selimut.

"Duh maapin gue deh kalau gue sok sibuk, jangan gini tapi," Tutur Guanlin merasa bersalah ketika melihat wajah Niara yang dipenuhi air mata.

"Huaa" Bukan nya diam Niara malah semakin menangis kencang dan memukuli bahu Guanlin kencang. Jihoon, menatap Guanlin dan Seonho tajam seakan 'awas lu nanti'.

"Niar! Kamu gapapa?" Minhyun datang, napas nya tersengal-sengal. 

"Tolong ini siapa yang manggil pangeran kesini, Niar makin ga kuat," Ungkap Niar disela isak tangis nya. Seonho yang humor nya memang rendah langsung ngakak gitu aja.

Minhyun heran, tidak biasanya Niara seperti ini.

"Mau jalan? Skripsiku udah selesai kok" Minhyun tersenyum, menarik tangan Niara mencoba menyadarkan nya, takut-takut kalau Niara malah mengigau.

"Serius? Ehehe ayo!" Niara menghapus air mata nya sendiri, Niara menyuruh semua nya untuk pergi dari kamar nya terlebih dahulu.

"Beneran kamu skripsi nya udah selesai?" Tanya Jihoon ke Minhyun yang duduk bersebelahan dengan nya. Minhyun mengangguk cepat diiringi dengan senyuman.

"Nanti revisian nya banyak lagi," Ucap Jihoon mencibir Minhyun, Minhyun hanya tersenyum santai menanggapi ucapan Jihoon yang menurut nya kelewat kasar.

"Liat aja nanti pak, saya lulus lebih cepat deh kayak nya," Tutur Minhyun dengan percaya diri.

***

"Hyun bentar lagi disidang dong ya?" Tanya Niara di sela-sela mereka berkeliling bazar buku di mall.

"Iya, kenapa emang nya?" Minhyun merangkul bahu Niara, sesekali Minhyun melirik Niara.

"Hm bagus deh, terus abis wisudaan mau kemana?" Tanya Niara melihat Minhyun dari ekor mata nya. Minhyun tidak menjawab langsung, ia sempat memikirkan sesuatu di dalam kepala nya.

"Mau nyari kerja," Jawab Minhyun, Niara hanya tersenyum. Ternyata dugaan yang Woojin katakan salah, padahal Niara sudah terlalu percaya diri.

════════════════════

Conversation

════════════════════


Voment juseyo 😘😘

❏Conversation⚘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang