════════════════════
Conversation
════════════════════
Sore Sabtu, sekitar pukul lima gue dan kak Sungwoon sedang bermain game Ludo. Gue hampir menang karena cuma tinggal satu token yang belum masuk. Token / pin gue yang terakhir selalu aja kena sepak kak Sungwoon.
"Nah akhirnya masuk tiga!" Teriak kak Sungwoon bahagia
"Ahh ga ikhlas!" Ungkap gue tidak terima, akhirnya kita kejar-kejaran siapa yang bisa lebih dulu menang.
"Ibu pulang!" Suara ibu mengalihkan perhatian kita berdua tapi, gue tetap fokus untuk bermain karena sebentar lagi pin gue akan masuk ke dalam rumah nya.
Sret
"Heh! Gue belum menang ya!" Gue memandangi bahu kak Sungwoon yang mulai menjauh membawa hp nya, dia nya emang ga mau kalah jadi nya pergi gitu aja.
Gue menyusul kearah depan karena kak Sungwoon mulai berisik debat sama anak nya tante Lily. Gue mengedarkan pandangan, sampai bertemu pandang dengan anak nya tante Lily yang baru gue ketahui
"Lah Guanlin?" Kaget gue dengan wajah terheran, ibu yang membawa belanjaan menoleh sekilas dan terkekeh pelan.
"Udah kenal lu sama dia?" Tanya kak Sungwoon, gue mengangguk, masih agak kurang percaya dia anak nya tante Lily.
"Eh ayo Lin masuk dulu" Ibu kembali setelah dari dapur, beliau mempersilakan Guanlin untuk masuk. Diikuti gue dan kak Sungwoon, kita disuruh ibu untuk ngobrol-ngobrol supaya lebih akrab.
Jadi Guanlin itu asli nya kelas Sebelas, cuma dia memang sengaja menunda sekolah nya setelah lulus SMP. Guanlin pergi ke Taipei waktu itu, setelah satu tahun berselang dia kembali ke Indonesia dan bersekolah bersama adik nya. Jadilah Guanlin dan adiknya satu sekolah bahkan satu kelas, katanya Guanlin ga punya temen deket dari dulu:(
"Ga nyangka banget loh gue," Gumam gue lagi menanggapi obrolan Guanlin dan kak Sungwoon. Kirain gue Guanlin itu orang asing, dan ternyata Guanlin sendiri juga ga tau kalau gue sama dia itu sepupu-an.
"Kak Niar tuh suka ngelamun bang, gue nya jadi takut kalau deket-deket dia," Ucap Guanlin yang terdengar mengadu ke kak Sungwoon.
"Apasih Lin, lu sok tau banget jadi orang" Kak Sungwoon langsung ngeliatin gue dengan tatapan mata tajam, udah gue nya diam seribu basa.
"Kurang Piknik dia mah" Cicit kak Sungwoon menunjuk gue dengan dagu nya. Guanlin terkekeh lagi, entah untuk keberapa kali nya.
"Gue pulang dulu ya bang, bunda udah sms suruh pulang" Guanlin berdiri dari duduk nya, Guanlin penurut banget, sampe baru dapet sms nya ga lebih dari puluhan detik langsung dia laksanakan.
"Loh lin, kok pulang?" Ibu keluar membawa nampan berisi buah-buahan yang telah di potong. Guanlin tersenyum dan mendekati ibu gue.
"Udah disuruh pulang bu sama bunda," Ucap Guanlin sembari mencium punggung tangan ibu gue. Guanlin itu emang manggil ibu gue dengan sebutan ibu juga, dan gue dulu melakukan hal yang sama ke tante Lily, gue manggil dia bunda.
"Ah gitu ya, yaudah gih pulang
Ati-ati, jangan ngebut bawa motor nya!" Titah ibu gue yang segera di angguki oleh Guanlin."Hati-hati Lin," Ucap gue dan kak Sungwoon secara bersamaan. Gue kan lagi marahan sama dia, jadi gue diem aja dan memilih pergi ke dalam rumah.
***
"Kalian kenapa sih, tumben diem-dieman?" Tanya ibu yang tengah menyiapkan acara makan malam kami.
"Ga tau tuh adek," Jawab kak Sungwoon melirik gue sengit, abis ini pasti ibu nanya ke gue.
"Kamu kenapa sih dek?"
Tuh kan bener dugaan gue, kayanya gue pantes jadi peramal deh.
"Lagi males sama kak Sungwoon, adek main game belum menang hp nya udah di ambil aja" Ungkap gue apa adanya. Ini bukan ngadu atau apapun, karena kita sepakat kalau ada masalah sekecil apapun harus di ceritakan. Jadilah gue cerita yang sebenarnya.
"Lagian kalian udah gede main nya game mulu, lain kali kerjain tugas rumah, kalian kan bisa beres-beres gudang atau apapun"
Gue diem. Kak Sungwoon menanggapi ujaran ibu dengan beberapa alasan, alasan klasik ga mau beres-beres di gudang, takut Kecoa.
Acara makan malam di Sabtu malam, atau orang-orang sering menyebut malam Minggu, memang sering di tunggu oleh gue karena, gue bisa berkumpul satu meja bersama ibu dan kak Sungwoon. Meskipun terjadi sekali dalam seminggu tapi, setidak nya hubungan kami baik-baik saja.
Tin nung
Bel rumah berbunyi, gue sama sekali ga berminat untuk membuka pintu. Sangat mager dan jujur aja gue suka ketakutan kalau ada tamu, apalagi orang tersebut ga gue kenal.
"Udah biar ibu aja!" Ibu menahan kak Sungwoon yang awal nya sudah bangun dari kursi.
Ibu akhirnya pergi ke ruang tamu, suara kuncian pintu terdengar lumayan jelas di telinga gue.
"Eh Lin, ayo masuk"
Guanlin toh, gue kirain siapa.
Lalu gue melihat ibu yang berjalan beriringan bersama Guanlin, ibu mempersilakan Guanlin untuk duduk. Dan cowok tinggi itu menarik kursi di sebelah gue.
"Tadi sebelum kesini Guanlin udah makan dirumah bu," Ujar Guanlin saat ibu gue menyuruh Guanlin untuk makan malam.
"Oh yaudah, kalau mau ambil apa-apa, ambil sendiri aja ya, ga usah sungkan" Ibu gue tersenyum, ia memunguti piring bekas milik gue dan kak Sungwoon untuk ditaruh di bak cuci piring.
"Tumben Lin ga les?" Tanya kak Sungwoon membuka pembicaraan, dia mengupas buah apel yang tersedia di meja.
"Guanlin ganti jadwal les bang sama dek Seonho"
Gue memperhatikan mereka berdua yang terkesan akrab layak nya teman lama.
"Kok gitu? Bukan nya Seonho ga suka jadwal les nya malam Minggu?"
"Yaelah kak kepo amat sih urusan orang," Potong gue memilih pergi menuju lemari es, ga jauh sih cuma lima langkah. Jadi gue masih denger apa yang Guanlin ucapkan.
"Ya ga apa dong, masih sodara ini ya gak Lin?"
Guanlin mengangguk setuju.
"Dek Seonho kalau malam Minggu pergi nya ngapel mulu bang, bunda jadi khawatir"
Lalu dari situ lah Guanlin mulai curhat masalah kakak dan adik nya, bahkan dia menceritakan masalah nya sendiri. Kata ibu tadi sore, Guanlin itu susah terbuka sama semua orang, paling dia cerita masalah nya ke orang yang dia bikin nyaman gitu.
Guanlin ga punya temen deket, temen sih banyak, satu angkatan sekolah SMP nya aja sekitar 250 orang tapi, ga ada yang mau jadi temen deket Guanlin. Kalau datang cuma ada butuh nya doang.
════════════════════
Conversation
════════════════════
Voment juseyoo 💃💃💃
KAMU SEDANG MEMBACA
❏Conversation⚘
Random❝ Pemeran utama tidak selalu ada dalam setiap peristiwa, meski tak dekat, namun kita saling terikat ❞ . . . . . © loosesage 2018