LUCKY BAD GUY

6.9K 269 3
                                    

Jam dinding menunjukkan pukul 19.25 ketika Ludwiq berkutat dengan pensil, penggaris, jangka, dan alat tulis lainnya. Keadaan kantor sudah sepi, tapi hal itu tidak menyurutkan semangat Ludwiq menyelesaikan cetak biru untuk proyek pembangunan sebuah megahotel di Singapura. Sebenarnya masih banyak waktu yang tersisa sebelum deadline tiba, tapi dia terlalu malas pulang ke rumah. Nyonya besar tidak pernah absen merecoki hidupnya, dengan cara memperkenalkan Ludwiq pada beberapa putri sahabat beliau.

Sudah cukup hidup Ludwiq direcoki, dia bukan lagi balita yang perlu diatur-atur lagi. Di zaman modern seperti ini istri bukanlah prioritas. Pun Ludwiq tidak berminat menikahi salah satu perempuan yang dikenalkan mamanya, karena dia tahu perempuan-perempuan itu menyukai Ludwiq karena wajah yang tampan juga harta yang bergelimang. Selama bar, pub, serta klub masih buka, Ludwiq bisa mendapatkan kebahagiaan itu dengan uangnya, tanpa terikat dalam hubungan suami istri tentunya.

"Hei, bro. Tidak berminat pulang?" James tiba-tiba saja masuk tanpa mengetuk pintu. Sepertinya sekretaris Ludwiq tengah keluar, mencari kopi mungkin. "Jam kantor sudah lewat. Berhentilah berkencan dengan cetak biru sialanmu itu, lebih baik kita have fun dan cari perempuan untuk dikencani."

Ludwiq mendengus mendengar celotehan James. Konsentrasinya buyar, karena pewaris Jegu Luxury itu datang tanpa diundang. "Dont distrub me, Mr Gunawan cauze im busy now."

James menggedikkan bahunya tak acuh. Tanpa diperintah laki-laki itu berjalan mendekati meja sahabatnya. "Oh, cetak biru. Bukannya itu harus selesai akhir bulan depan, kenapa terburu-buru?"

Pandangan Ludwiq kembali fokus pada kertas cetak biru yang tergeletak di atas meja. Dia kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda. "Ya, tapi bukankah lebih cepat lebih baik? Omong-omong, ada apa kamu datang kemari, James?"

James menarik kursi di hadapan Ludwiq kemudian mendudukinya. Sedari tadi bibir laki-laki itu tidak berhenti menyunggingkan senyum lebar mengingat kejadin di lift beberapa hari yang lalu.

"Are you ..." Ludwiq meringis mendengar kekehan James yang tiba-tiba, padahal tidak ada kejadian lucu yang perlu ditertawakan, "... crazy?"

"Not yet," goda James sebelum menyembunyikan tawanya dalam dehaman. "Lud, coba tebak kemarin aku bertemu dengan siapa?"

Ludwiq mengalihkan pandangan dari cetak birunya. Dia memandang James lurus, mencoba mencari kebenaran dalam mata James. "Siapa lagi kalau bukan Iren."

James tertawa. "No no no."

Ludwiq kembali memutar kepala, dia mencoba mengingat siapa saja perempuan yang tengah dekat dengan sahabatnya. "Ah, pasti Lenka."

James menggeleng mantap. "Come on, man. Lenka masih ada di Thailand."

Ludwiq menepuk keningnya pelan. Dia baru ingat bahwa Lenka masih mencari spot untuk pengambilan gambar di negara gajah putih itu. Profesinya sebagai model majalah dewasa mengharuskan Lenka menjelajah belahan lain bumi. Namun, sepertinya James tidak keberatan, bahkan sahabatnya itu tidak mempermasalahkan tubuh kekasihnya dipegang laki-laki lain ketika pemotretan. Kalau saja Ludwiq jadi James, sudah dari dulu dia memutuskan hubungan. Di antara banyaknya kekasih James, Lenka merupakan yang paling tidak Ludwiq sukai karena perempuan itu selalu bersikap manja pada laki-laki mana saja yang ditemuinya. Pun Ludwiq pernah menjadi sasaran kemanjaan Lenka. Ketika mengadu pada James, laki-laki itu seolah tak acuh.

"Jika bukan Iren dan Lenka berarti ... pasti Grace. You say her beutifull, sweet, and ...."

"No, kami belum bertemu kembali. Ya, kuakui Grace memang spesial, tapi yang ini superspesial. Dia lebih daripada Grace, dan dia ...."

"Who is her?" desak Ludwiq tidak sabaran. Dia bahkan melupakan cetak biru yang tengah dikerjakannya.

Bukannya menjawab, James malah menyeringai. Membuat Ludwiq penasaran merupakan sebuah kebanggaan untuk dirinya sendiri. Selama ini Ludwiq terlampau tidak memedulikan hubungan asmara James, laki-laki itu selalu menanggapi curhatannya dengan gelengan serta anggukan, ataupun kalimat semacam 'ya' dan 'tidak'.

Dark SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang