Dengan langkah percaya diri Safa memasuki lobi Jegu Luxury Hotel. Hari ini perempuan itu bertekad akan mengatakan semuanya pada Bu Amel sekaligus meminta dimutasi ke luar kota, terdengar mustahil mengigat Safa adalah pegawai baru, tapi tidak ada salahnya bukan bila mencoba? Ya, siapa tahu saja Bu Amel mau menolongnya, syukur-syukur dia tidak dipecat. Berdasarkan kontrak, para pegawai diharuskan tidak menikah dulu di tiga tahun pertama bekerja. Safa memang tidak berniat untuk menikah dekat-dekat ini, masalahnya ... apakah Jegu Luxury Hotel akan membiarkan dirinya tetap bekerja dalam keadaan berbadan dua?
Safa beranggapan tidak menyalahi kontrak, sebab yang ditulis di lembar kontrak bermaterai adalah tidak boleh menikah, bukan tidak boleh hamil. Jadi, tidak ada salahnya bila perempuan itu mengatakan keadaan yang sebenarnya pada Bu Amel. Sebagai sesama perempuan Bu Amel pasti akan mengerti bagaimana perasaan Safa.
Semoga saja semua berjalan sesuai rencana, batin Safa.
Perempuan itu tersenyum pada penjaga resepsionis, anehnya perempuan-perempuan muda itu tidak merespons dengan lambaian tangan seperti biasanya. Safa tidak ambil pusing, dia terus berjalan menuju lift. Sesekali perempuan itu menyapa staf hotel yang ada di kiri dan kanannya, tapi mereka malah mengabaikan Safa. Bahkan secara terang-terangan orang-orang itu menjauhinya, kemudian berbisik-bisik dengan rekan yang ada di sampingnya. Tentu saja tingkah mereka membuat Safa merasa tidak nyaman, berulang kali perempuan itu mengusap pipinya, khawatir di wajahnya terdapat coreng-moreng.
Ding!
Lift terbuka. Safa tersenyum dan menundukkan kepala pada orang-orang yang baru saja keluar dari sana. Lagi-lagi mereka menghujami perempuan itu dengan pandangan sinis, tanpa mengindahkan kehadirannya mereka melenggang, beberapa orang ada yang menubruk bahu Safa secara sengaja. Yang bisa Safa lakukan hanyalah meringis, sambil menyingkir. Rasanya perempuan itu ingin menangis sejadinya, tapi dia sadar di mana posisinya saat ini.
Setelah semua orang di sekitarnya masuk, barulah Safa ikut masuk ke dalam lift. Lagi-lagi mereka menghindari Safa dengan cara menyeruak ke bagian belakang lift, tidak peduli berdesak-desak. Yang penting orang-orang itu bisa menjaga jarak dengan Safa.
"Mbak, di sini masih kosong." Safa memberanikan diri untuk bicara.
Akan tetapi, mereka tidak menanggapinya dengan ucapan, melainkan dengan pandangan meremehkan, juga seringai. Tatapan itu mengisyaratkan seolah Safa adalah makhluk paling menjijikan di dunia.
Tiga menit bagaikan berabad-abad. Safa sudah tidak sabar ingin terlepas dari orang-orang itu. Berulang kali dia menggerakkan kakinya gelisah, berharap gerakan itu bisa membuat waktu berjalan lebih cepat. Berada di antara orang-orang yang tidak menyukai kita merupakan hal yang tidak menenagkan, dan itulah yang Safa rasakan sekarang.
Ding!
Akhirnya. Safa membuang napas kasar, bergegas perempuan itu keluar dari dalam lift. Dengan langkah lebar dia melewati lorong panjang yang akan mengantarnya pada ruang HRD. Sesampainya di ruang HRD, kejadian serupa kembali terulang. Para staff yang sedang mengobrol tiba-tiba saja terdiam setelah melihat kedatangan Safa. "Pagi Mbak, Mas."
Bukannya menyahut, mereka malah berpura-pura sibuk pada apa saja yang ada di sekitar. Beberapa dari mereka terlihat membaca berkas yang ada di dalam genggaman, sisanya berpura-pura fokus pada komputer, juga buku panduan perhotelan.
Safa melongok pada ruang Bu Amelia yang dibatasi dengan kaca transparan, perempuan itu mengembuskan napas berat ketika melihat Bu Amel belum datang. Akhirnya Safa memilih bersembunyi di balik kubikelnya. Perempuan itu lebih memilih bersembunyi, daripada menerima perlakukan tidak mengenakan. Hari ini dia seperti makhluk tak kasatmata.
Sembari menunggu Bu Amel datang, Safa mengeluarkan ponselnya dari dalam tas. Perempuan itu menyalakan kamera depan, kemudian meneliti penampilannya hari ini. "Cepol rapi, wajah juga nggak ada yang aneh, tapi kenapa mereka ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Secret
RomanceHidup Safa berubah 180 derajat. Mati-matian dia menyembunyikan kehamilannya dari sekitar. Namun, serapat-rapatnya bangkai disembunyikan, toh akan tercium juga busuknya. - Sebuah ketidaksengajaan membuat Safa kembali memutar kejadian buruk yang dial...