Hening. Bahkan Farhan yang sejak 3 menit lalu memasuki kamar pengantinnya juga tak bersuara sedikit pun. Di ujung ranjang, Nisa masih mengenakan gamis putih berhiaskan payet silver berpadu dengan sifon ungu. Gaun pengantinnya...
"Maaf Nis" ujar Farhan lirih. Keheningan seperti ini sangat berbanding terbalik dari kehangatan mereka saat pacaran dulu. Ya. Mereka saling mencintai. Bahkan sudah menjalin hubungan spesial sejak kelas 1 SMA. Tapi, kenapa pernikahan ini seolah menjadi sebuah kesalahan besar ? Bukankah muara dari 2 orang yang saling mencintai adalah sebuah pernikahan ?
Nisa tak bersuara sedikit pun. Hal itu membuat Farhan seolah menanggung beban seberat barbel di dadanya. "Tolong jawab aku, Nis. Aku nggak tau lagi harus gimana biar kamu maafin aku..." Farhan meremas rambutnya.
"Impianku, Kak..." Nisa berucap lirih. Matanya nanar menatap lantai marmer. Farhan seketika mencelos hatinya. Dia beringsut mendekati Nisa yang tiba-tiba berubah menjadi seorang putri yang sangat rapuh di hadapannya.
Dengan lengan kokohnya, Farhan memeluk Nisa dengan sayang. Ditenggelamkannya tubuh gadis yang ia cintai itu dalam balutan lengannya. Pelukan pertama mereka yang Halal.
Tak selang lama, suara isak tangis terdengar. Nisa menangis...
"Aku tau ini berat buat kamu. Buat kita. Tapi mau nggak mau kita harus jalani ini semua. Kita saling mencintai,kan ? Sebelumnya kita sudah menempuh kisah cinta yang salah dengan pacaran. Sekarang, kita dipertemukan di jalan yang benar-benar di ridloi Allah"
Nisa yang mendengarnya makin mengeratkan pelukan. Tangisnya makin keras. Farhan sesak. Bukan. Bukan karena pelukan erat ini. Tapi karena melihat bidadarinya menangis pilu.Tangisan karena mimpi yang sudah lama ia rangkai dihancurkan begitu saja...
💐💐💐💐💐
#FlashbackONFarhan didudukkan di ruang keluarga oleh Abinya. Sang umi telah lebih dulu duduk di sofa panjang tepat di hadapannya. Entah kenapa. Ekspresi Uminya terlihat sedih. Sang Abi malah cenderung terlihat...murka.
Farhan bingung. Sungguh. Ia adalah anak berbakti. Selalu menuruti kemauan orang tuanya. Ia tak pernah melihat ekspresi seperti ini sejak dimasukkan di pondok pesantren. Saat itu ia masih menginjak bangku SMP.
Kesalahan besar apa yang sudah ia perbuat?
"Umi, ada apa ini?" Tanya Farhan bingung. Uminya malah memilih memalingkan wajah. Suatu pukulan telak untuk Farhan. Karena sejak 19 tahun hidupnya, ia baru pertama kali diperlakukan seperti ini oleh ibunya sendiri.
Sebuah kertas tiba-tiba melayang ke wajahnya. Lalu jatuh di atas karpet bulu di ruang keluarga itu. Sang Abi telah berdiri nyalang. Farhan mendongak untuk menatap mata marah itu, lalu menunduk untuk mengambil kertas yang baru saja dilemparkan Abi . Farhan kaku seketika. Itu bukan kertas. Itu sebuah foto...
Foto seorang gadis berjilbab yang tengah memeluk laki-laki. Foto itu diambil dari belakang. Hingga wajah laki-laki itu tak terlihat. Hanya wajah sang gadislah yang tampak bahagia. Matanya terpejam merasakan pelukan laki-lakinya. Dagunya ia tumpukan di atas bahu laki-laki itu. Gadis itu, sangat cantik...
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda (Bukan Perjodohan) [END]
Romantizm[REVISI] 18++ "Maaf Nis" ujar Farhan lirih. Keheningan seperti ini sangat berbanding terbalik dari kehangatan mereka saat pacaran dulu. Ya. Mereka saling mencintai. Bahkan sudah menjalin hubungan spesial sejak kelas 1 SMA. Tapi, kenapa pernikahan i...