Incoming Call from ‘Gila gila gila’
23:00 PM“Gassani.”
“Kenapa, kenapa, kenapa, kenapa, hah?”
“Ish, kenapa sih, sensi banget jadi orang.”
“Kalau lo mau minta indomie, kagak ada! beli sendiri!”
“Siapa juga yang mau minta indomie.”
“Ya trus apaan lagi? Lo ‘kan selalu nggak jelas kalau nelpon gue.”
“Besok anterin gue ke bengkel.”
“Tuh ‘kan, nggak jelas banget. Ngapain juga gue harus nganterin lo ke bengkel. Aduh yamin, yamin.”
“Aduh, jadi pengen mie yamin. Eh nggak, serius gue. Anterin gue, penting.”
“Dit.”
“Ah! Gue abis nabrak mobil tadi. Motor gue nggak kenapa-kenapa dan gue juga biasa aja, tapi gue nabrak mobil dan mobilnya itu penyok!”
“Woi gila kali lu yak?! Trus yang pemilik mobilnya gimana? Lo dimarahin?”
“Untung pemilik mobilnya baik. Cuma minta ganti rugi, yaudahlah mau nggak mau. gue yang salah.”
“Beneran lo gapapa?”
“Iya.”
“Urut sana, siapa tau tulang lo ada yang geser.”
“Iya nanti.”
“Orang rumah tau nggak?”
“Nggak gue kasih tau.”
“Kenapa?”
“Biar mereka nggak khawatir, lagian gue juga nggak kenapa-kenapa. Adoh udah deh, besok anterin gue ke tukang bengkel.”
“Kenapa nggak sendiri aja?”
“Emang lo lagi bantuin Presiden?”
“Ya enggak lah, ngapain gue bantuin Presiden.”
“Ya udah makanya anterin gue, lo sahabat gue bukan si?”
“Bukan lah, ngapain gue jadi sahabat lo.”
“Oh iya gue lupa kalau lo calon ibu dari anak-anak kita nanti.”
“Geli.”
Call End.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calling to Night
Short Story"Nggak bisa hidup tanpa lo, San, kalau nggak ada lo nanti siapa yang kasih gue indomie?" Call End. Copyright © All Right Reserved || December 2017 by littlelse