CTN [48]

463 29 0
                                    

Incoming from “Punya gue”
23.02 PM

“Dit!”

“Kenapaaaaaaaaa?”

“Ish, biasa aja kan bisa?”

Iya, Gassani cantik sedunia. Kenapa?”

“Lebay lo. Gue mau curhat.”

“Emang gue mama dedeh?”

“Ya elah, Dit.”

“Emang kenapa nggak curhat sama cowok lo itu?”

“Dia udah tidur jam seginiii.”

“Halah, mana ada cowok jam segini tidur? Apalagi modelan kayak dia.”

“Modelan kayak dia, maksud lo apa?”

“Nggak. Mau curhat apaan?”

“Kenapa sih, Dit, lo nggak bisa nerima Rafli?”

“Emang gue abis ditembak sama dia? Pake nerima-nerimaan segala?”

“Ih, bukan itu maksud gue.”

“Terus?”

“Ish, maksud gue. Lo nggak bisa nerima dia sebagai temen gitu? Gue kan pacaran sama dia sekarang, seharusnya lo setuju dong.”

“Kan dari dulu gue emang nggak suka sama dia. Tapi kalau lo emang mau serius sama dia, ya udah jalanin aja. Lagian, kenapa lo minta persetujuan sama gue? Emang gue bapak lo?”

“Yaaa setidaknya sih, Dit. Lo kan sahabat gue. Lo harus mendukung sahabat sendiri juga dong. Rafli jadi nggak enak kalau ketemu lo, lo-nya sinis gitu.”

“Au ah, kuping gue sakit lama-lama bahas dia mulu.”

“Dit.”

“Iya, apa?”

“Segitunya ya?”

“Ck. Harus gue bilangin apa lagi sih, San, biar lo ngerti?”

“Lo kenapa sih, selalu nggak suka kalau gue pacaran sama cowok manapun?”

“San, gue sayang sama lo. Makanya gue nggak mau lo sakit hati saat lo pacaran sama cowok yang nggak bener.”

“Ya tapi jangan gini juga. Gue nggak nyaman.”

“Yaudah pacaran sama gue aja biar nyaman.”

Call End.

“Gila.”

Calling to NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang