Incoming Call from "Gila"
00:01 AM"Lo lagi nelpon sama siapa, San?"
"Lo lah."
"Nggak. Maksud gue, tadi. Gue call lo berkali-kali tapi gagal terus."
"OH. Sama orang."
"Siapa? Cowok? Kayaknya lama banget."
"Idih jadi orang jangan terlalu kepo."
"Yaelah lo anggap gue apa si."
"Hahahaha, oke-oke karena lo sahabat gue. Gue bakalan kasih tau. Tapiii, gue malu!"
"Ya elah segala pake malu, nggak pake baju lo?"
"Mesum!"
"Gece ngapa."
"Slow down, pak."
"Yaudah cepet."
"Ah tapi gue maluuuu."
"Gue bunuh lo ngomong malu sekali lagi."
"Hahahaha, gue lagi deket sama Rafli. Lo tau 'kan?"
"Rafli mana jing."
"IH, anak futsal loh. Anak bahasa juga."
"Yang suka mainin cewek itu? Ngapain sih lo deket-deket sama dia, hah?"
"Ih apansih, Dit, dia nggak suka mainin cewek. Dia manis orangnya."
"Lo suka?"
"..."
"Kenapa diem?"
"Nggak tau gue suka sama dia apa enggak, tapi gue nyaman deket sama dia."
"Lo yakin nyaman sama dia? Lo tau 'kan dia sering mainin cewek. Lo kenapa mudah banget tergiur sama cowok yang manis di awal si? Jauhin dia ah."
"Ih tapi, Dit, dia nggak seperti lo bayangin."
"Alah, lo bilang gini juga gara-gara lo lagi deket sama dia. Lo sama dia lagi manis-manisnya. Coba kalau entar, lo bakalan maki-maki dia. Pasti."
"Nggak akan."
"Seyakin itu?"
"Lo kenapa sih, Dit, lo tuh harusnya dukung gue dong sebagai sahabat. Bukannya malah hina-hina Rafli."
"Gue bukannya hina-hina dia. Tapi gue membicarakan hal yang fakta. Gue bilang kayak gini buat lo juga, San, sebelumnya juga lo udah pernah disakitin sama cowok. Dan sekarang lo malah deket sama cowok lain yang lebih parah, gue nggak mau lo sakit hati lagi."
"..."
Call End.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calling to Night
Short Story"Nggak bisa hidup tanpa lo, San, kalau nggak ada lo nanti siapa yang kasih gue indomie?" Call End. Copyright © All Right Reserved || December 2017 by littlelse