Incoming Call from “Gila”
19.09 PM“Iya, kenapa?”
“Indomie di rumah gue abis.”
“Ya terus."
“Ah, nggak peka nih.”
“Apaan sih?”
“MINTA INDOMIE ANJ--”
“Ih biasa dong nggak usah ngegas. Makanya jangan kode-kodean, gue nggak ngerti. Ngomong langsung.”
“Oh gitu ya, San, pantes.”
“Pantes kenapa?”
“Pantes lo gue kodein nggak peka.”
“Kodein indomie? Ya jelas-jelas gue nggak peka lah gila, lo cuma bilang indomie di rumah lo abis. Makanya ngomong gitu langsung, ribet. Gue bukan agen rahasia yang bisa memecahkan kode-kode, plis.”
“Iyain biar cepet. Gue ke rumah lo yak, lo ada di rumah nggak?”
“Enggak.”
“Yaelah si tarjo udah malem gini masih aja kelayapan, pasti sama si odong itu.”
“Apaan yang udah malem, masih sore ini. Weh setan, jangan ngatain Rafli dong ih jahat banget sih.”
“Oh I know lo udah pacaran ‘kan sama dia?”
“Hahahahaha.”
“Serem.”
“Iya.”
“…”
“Kok diem?”
“Ah … enggak. Ya udah deh ngambil indomienya nanti aja, enjoy it!”
“Eng … Iya. Bye.”
Call End.
“Gue kalah nih ceritanya?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Calling to Night
Short Story"Nggak bisa hidup tanpa lo, San, kalau nggak ada lo nanti siapa yang kasih gue indomie?" Call End. Copyright © All Right Reserved || December 2017 by littlelse