Pastikan kamu sudah vote sebelum membaca dan comment sesudah membaca😉
🍂🍂🍂
Sebelumnya, aku mau bilang makasih banyak, buat yang udah baca Amare sampai sejauh ini. Ada beberapa fakta nih dari Amare, karena ada yang request di direct message.
1. Amare tuh udah dari lamaa banget, tapi aku revisi ulang terus karena ngerasa cerita ini kurang bagus, apalagi tanda bacanya.
2. Sebelumnya, judul Amare itu Regret, terus Yours Truly, baru Amare, dalam bahasa Italy, artinya Cinta.
3. Amare itu dulu ada visualnya, yaitu Alvaro Mel. Tau kan? Itu loh yang ganteng. Alvaro jadi Raffael, dan Raquel jadi Dilla. Itu aku bikin waktu Alvaro masih jadian sama Lucia, karena aku kurang suka kalau mereka pacaran. Bener bener kaget dan seneng banget waktu tahu Alvaro dan Raquel jadian. Untuk sekarang gak ada visualnya, supaya kalian bisa berimajinasi sesuka kalian.
Segitu aja fakta dari Amare, jangan lupa vote!
🍂🍂🍂
Chapter 30 - Little Things
-
I'm in love with you and all these little things.
🍂🍂🍂
DILLA menghembuskan napasnya lega saat menemukan Renata sedang menelfon seseorang di pinggir lapangan.
"Iya, Bang. Gue dapet peringkat tujuh. Itu udah bagus dari pada dapet peringkat terakhir," ucap Renata, lalu cewek itu terkekeh pelan. "Jangan bandingin gue sama Dilla, Dilla udah pinter dari lahir."
Cewek itu menyipitkan matanya saat mendengar namanya disebut. Ia pun menghampiri Renata yang terlihat kaget saat mata mereka bertemu.
"Lo telfonan sama siapa?" tanya Dilla.
"Bukan siapa-siapa," jawab Renata sambil mematikan ponselnya.
"Tadi gue denger lu manggil dia bang. Lo kan gak punya abang," ucap Dilla sambil menggelengkan kepalanya pelan.
Rona merah tiba-tiba muncul dipipi Renata yang membuat Dilla membulatkan kedua matanya.
"Really, Ren? Lo punya cowok baru?"
Renata menggeleng. "Bukan, kita cuma temenan."
"Iya, sama siapa?"
"Abang lo, Dilla." Renata menjawab sambil mencubit pipi Dilla yang agak chubby.
"Hah? Gimana bisa?" tanya Dilla setelah terpaku beberapa detik.
"Lo ingat waktu lo pergi dari rumah?" tanya Renata yang disambut anggukan oleh Dilla. "Ya, waktu itu Bang Raka ngamuk, terus nyari lo kerumah gue, dan waktu itu—"
"Waktu itu gue nelfon lo, kan?" potong Dilla.
"Ya, waktu itu udah malam banget, jadi gue suruh Bang Raka nginep dirumah gue. Sejak saat itu, Bang Raka sering ngechat gue, kadang telfon gue kayak tadi, nanyain kabar lo juga." Pipi Renata merona merah, membuat senyum Dilla mengembang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amare [ALS #1] ✔️
Teen Fiction[COMPLETED] Jangan pernah jatuh cinta. Itulah prinsip yang ditanamkan baik-baik di pikiran Aradilla Zavani Wijaya. Cewek yang masih berusia 16 tahun itu membentengi dirinya sendiri dari rasa cinta. Dilla bukan anak broken home, atau anak yang melamp...