Amare #17

994 181 17
                                    



Pastikan kamu sudah vote sebelum membaca dan comment sesudah membaca😉

🍂🍂🍂

Chapter 17 - Pertukaran Pelajar

*

You're perfectly wrong for me, and that's why it's so hard to leave.

🍂🍂🍂

"DILL, lo kok gak bilang ke gue kalau lo ditawarin pertukaran pelajar ke Paris?" tanya Renata saat Dilla masih mencatat materi yang ada di papan tulis.

"Lo tau dari mana?" tanya Dilla bingung. Seingatnya Renata baru saja dari toilet. Dilla melirik sekitarnya, hanya ada Evan yang duduk diseberang mejanya dan Fitri yang duduk dipojok dekat mading kelas. Sialnya, sepertinya Evan mendengar percakapan mereka berdua.

"Waktu gue keluar dari toilet, Bu Retna manggil gue terus jelasin tentang pertukaran pelajar itu, terus nyuruh gue buat ngebujuk lo."

Mendengar penjelasan Renata, Dilla memijat pelipisnya lelah.

"Gue udah bilang kalau gue gak mau ikut," ucap Dilla kesal.

"Dill, lo harus dengerin gue sebagai sahabat lo. Lo tau pasti kan cita-cita lo apa?"

"Designer," jawab Dilla sambil mengangguk.

"Paris itu kota mode terkenal di dunia. Dengan lo tinggal di Paris selama beberapa bulan atau lebih, lo bisa belajar sambil ikutin perkembangan mode disana."

Dilla tersenyum kecil, Renata adalah satu-satunya orang terdekatnya yang mendukung pertukaran pelajar ini.

"Okay, Ren. Gue bakal mikir tentang itu lagi. Kalau bang Raka izinin, gue berangkat."

Renata tersenyum puas. "Nah gitu dong! Ayo kita makan mie ayam Pak Sugeng!"

Mendengar ajakan Renata, Dilla terkekeh. Pak sugeng adalah penjual mie ayam yang paling enak di sekolahnya karena ia satu-satunya orang yang menjual mie ayam.

"Biar gue aja yang pesenin," ucap Renata sesampainya dikantin.

Dilla hanya mengangguk, lalu melihat jamnya. 20 menit lagi jam istirahat akan berakhir. Ia pun duduk dipojok dekat kantin sambil memainkan ponselnya.

"Ini, neng." Dilla mendongkak saat melihat Pak Sugeng mengantar dua mangkuk mie ayam.

"Renata mana, Pak?"

"Tadi dia bilang ke saya kalo dia mau beli minum. Mana duitnya, neng?" tanya Pak Sugeng yang membuat Dilla mengerutkan keningnya.

Sialan, gue kira tadi dia mau traktir gue, batin Dilla kesal, lalu menyerahkan selembar uang berwarna biru.

"Ambil aja kembaliannya," ucap Dilla sambil tersenyum paksa.

"Makasih, neng."

Sepeninggal Pak Sugeng, datanglah Renata yang membawa dua gelas es jeruk.

"Nih buat lo," ucap Renata sambil menyodorkan satu gelas es jeruk.

"Udah dibayar kan?" tanya Dilla penuh antisipasi.

Amare [ALS #1] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang