Amare #49

1K 168 11
                                    

  Pastikan kamu sudah vote sebelum membaca dan comment sesudah membaca😉

💐💐💐

Chapter 46 - Attempted

+

💐💐💐

  TOKK.. tokk.. tokk..

  Dengan jantung yang berdegup cepat, Dilla mengetuk pintu rumah keluarga Atmaja yang sudah lama tidak ia datangi.

  "Eh, elo Dill?"

  Dilla mendongkak, ternyata Brian. "Bukannya lo kuliah?" tanyanya sambil tersenyum canggung.

  "Yaa, lo tahu kan, kalau Raffael sakit? Dia tuh jarang sakit, jadi gue langsung disuruh pulang buat jagain tuh bocah," jelas Brian.

  Dilla mengerutkan keningnya bingung, seingatnya terakhir Raffael sakit saat mereka makan samyang dengan bubuk cabai yang membuatnya sakit perut seharian.

  "Emang gak ada Tante Rayna?" tanya Dilla.

  "Saking lebaynya nyokap gue, satu rumah disuruh jagain Raffael. Bokap gue aja sampai gak kerja," jawab Brian sambil tersenyum, "Eh, lupa. Ayo masuk, lo mau jenguk Raffael, kan?" tanyanya.

  Dilla mengangguk, sepertinya Brian masih belum mengetahui masalahnya dengan Raffael, sehingga ia bersikap biasa saja.

  "Langsung masuk aja, Dill. Nyokap sama Bokap gue lagi di kamar, gak tau deh lagi ngapain," ujar Brian ambigu, lalu meninggalkan Dilla sendirian di depan pintu kamar Raffael.

Pas sekali, saat cewek itu ingin mengetuk pintu kamar Raffael, seorang pelayan datang membawakan nampan yang diatasnya terdapat semangkuk bubur dan segelas susu yang Dilla yakin untuk Raffael.

"Mbak, ini buat Raffael kan?" tanya Dilla yang diangguki pelayan itu. "Sini, saya aja yang ngasih," lanjutnya.

"Gak apa-apa, Miss?" tanya pelayan itu tak enak.

Dilla menahan tawanya, buset dah ini pelayan gaya amat dah ya, "Iya, gak apa-apa," jawabnya yang dengan hati-hati langsung mengambil nampan itu.

"Makasih ya, Miss."

Setelah pelayan itu hilang dari pandangannya, Dilla menggelengkan kepalanya pelan. Miss itu panggilan yang artinya 'nona' atau kependekan dari kata missqueen?

Tokk.. tokk.. tokk..

"Masuk aja, Mbak!"

Tanpa mengeluarkan suaranya, Dilla membuka pintu kamar Raffael, lalu menutupnya dengan mendorong sedikit pintu itu dengan kakinya. Untungnya sebelum memasuki tempat tidur Raffael, ada lorong yang tidak terlalu panjang untuk menaruh sendal rumah sehingga cowok itu tidak bisa melihat siapa yang datang.

Setelah melepas sepatunya, Dilla berjalan pelan-pelan menuju tempat tidur Raffael. Betapa kagetnya cewek itu saat melihat Raffael duduk di karpet sambil memegang stik PS, dan saat ia melihat kearah TV, game itu sedang di pause.

"Ngapain lo kesini?" tanyanya datar, tanpa menatap Dilla.

"Gue mau nyuapin lo makan," jawab Dilla sambil memaksakan senyumnya.

Sambil duduk di sebelah Raffael, Dilla mengambil alih stik PS itu dan menaruhnya di atas meja.

"Gue bisa makan sendiri," ucap Raffael sambil mengambil alih mangkuknya.

Amare [ALS #1] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang