Pastikan kamu sudah vote sebelum membaca dan comment sesudah membaca😉
🍂🍂🍂
Chapter 47 - Pacaran?
<>
All my love is just for you.
🍂🍂🍂
"RAFF, kayaknya gue suka sama lo."
Raffael menaikkan sebelah alisnya saat mendengar pernyataan suka dari Genita yang—jujur saja—mengejutkannya.
"Lo.. bercanda ya?" tanya Raffael setelah mereka terdiam beberapa detik.
Genita menggeleng sambil tersenyum. Tapi saat menyadari kalau tidak ada kesenangan sama sekali di mata Raffael, senyumnya memudar. "Gue beneran suka sama lo, Raffael. Dan gue.., gue gak bercanda," ujarnya.
Saat Raffael membuka mulutnya karena ingin membalas perkataan Genita, cewek itu buru-buru menyela.
"Kalau lo gak suka sama gue, kita masih bisa jadi teman, kok."
"Gak, bukan begi--"
"Gue balik ke kelas dulu ya, HP gue ketinggalan," potong Genita lagi, Dengan cepat, cewek itu berjalan menuju pintu rooftop.
"Genita!" bentak Raffael tidak sabar.
Genita terlonjak kaget, lalu berbalik, dan melihat wajah Raffael yang memerah karena emosi.
"Maksud lo apa?" tanya Raffael sambil menghampiri cewek itu.
"Lo tahu pasti apa maksud gue, Raffael," jawab Genita sambil tersenyum getir.
Raffael menghela napasnya, "Gue belum jawab apa-apa, Gen," ucapnya.
"Lo gak perlu jawab apa-apa, karena gue udah tau apa jawaban lo."
"Sok tau, lo!"
"Lewat mata lo, gue tahu apa jawaban lo," ucap Genita.
"Kalau gitu, apa jawaban gue?" tanya Raffael dengan nada menantang.
Mendengar pertanyaan Raffael, Genita menggigit bibir bawahnya gugup. Cewek itu berusaha mengatur napasnya, berusaha meyakinkan dirinya sendiri kalau setiap pertanyaan itu harus ada jawabannya.
💐💐💐
Dilla membanting tubuhnya sendiri ke kasur, lalu menggelengkan kepalanya saat mengingat saat evaluasi tadi. Genita seperti mengikuti Raffael kemana-mana, dan yang ada di pikiran Dilla saat itu, pasti mereka berdua sudah berpacaran, definitely.
"Woi, Dill! Kok lo ninggalin gue berduaan sama Bang Raka?" tanya Renata kesal.
"Kenapa? Gak suka?" tanya Dilla ketus.
"Ya.., bukannya gue gak suka, tapi keliatannya lo lagi bad mood. Masalah Raffael lagi?" tanya Renata.
"Kayaknya Raffael udah jadian sama cewek yang sering dia anterin pulang," ujar Dilla sambil memeluk gulingnya.
"Lo tahu darimana?"
"Yaa, tuh cewek nempel mulu sama Raffael," jawab Dilla.
"Masa cuma karena itu doang, lo langsung percaya kalau mereka jadian?"
"Sebenernya, bukan karena itu aja," ucap Dilla. "Tadi waktu gue mau samperin Raffael ke rooftop, gue liat dia sama tuh cewek berduaan, sepi lagi. Terus, tuh cewek nembak Raffael," jelasnya.
"Lo denger jawaban Raffael?" tanya Renata.
"Noo, gue gak berani," jawab Dilla ngegas.
"Yailah, mana sifat berani lo yang gue kenal?"
"Gak tahu deh, Ren. Kayaknya gue mau balik ke Berlin aja."
"Oh, God. Kenapa lo jadi pengecut gini?" Renata berkacak pinggang, lalu mendengus kesal, "Besok, gue mau ajak lo ke suatu tempat. Jam 10 gue jemput, okay?"
"Kemana?" tanya Dilla malas. Come on, ia hanya ingin bermalas-malasan di kasurnya sampai seluruh aktivitasnya di mulai pada hari senin nanti.
"Pokoknya, besok lo akan dapet jawaban dari semua pertanyaan yang ada di otak lo itu," jawab Renata dengan senyum misteriusnya.
Dilla memutar bola matanya malas tanpa menghiraukan ekspresi sok misterius dari sahabatnya itu. Cewek itu memejamkan kedua matanya, berharap akan melupakan semua tentang Raffael ketika ia membuka kedua matanya nanti.
💫💫💫
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Amare [ALS #1] ✔️
Fiksi Remaja[COMPLETED] Jangan pernah jatuh cinta. Itulah prinsip yang ditanamkan baik-baik di pikiran Aradilla Zavani Wijaya. Cewek yang masih berusia 16 tahun itu membentengi dirinya sendiri dari rasa cinta. Dilla bukan anak broken home, atau anak yang melamp...