Perasaan Yang Membelenggu. #1

17.3K 706 11
                                    

Part 24.

Author POV.

Keesokan harinya.

Neta bangun dengan perut yang sakit, dan kepala yang luar biasa sakit, dia bangun dari tempat tidurnya lalu segera mengambil obat dan meminumnya tanpa sarapan terlebih dahulu, lalu pergi mandi, dan Bersiap-siap pergi kerja.

Rama sendiri sudah menunggu di bawah dari tadi karena dia akan mengajak Neta sarapan seperti biasanya.

Neta segera Siap-siap dan langsung turun, dia melihat Rama dan tersenyum padanya.

"Pagi sayang, sudah merasa baikan, apakah perutmu masih sakit ?" Tanya Rama seolah tidak ada pertanyaan lain dan jelas dia menghindari pertanyaan tentang Gilang, mantan suaminya.

"Pagi Rama. Aku sudah baikan kok, kita akan sarapan kan ?"

"Iya, kamu pasti lapar sekali kan, yuk kita segera pergi."

Neta dan rama sudah berada di sebuah cafe untuk sarapan, Neta yang masih memilih bungkam membuat Rama tidak akan menanyakan terlebih dahulu masalah itu, dia takut akan ada kata-kata yang tidak sanggup dia terima. Rama sendiri sedari tadi, Dia terus berpikir apa yang harus dilakukannya, dia tidak ingin salah langkah dan membuatnya berada di keadaan yang sulit.

"Kau ingin tambah kopinya Neta ?" Neta hanya menggeleng.

"Rama?" Akhirnya Neta memutuskan untuk bicara dengan Rama.

"Iya Neta ? " Jawab Rama dengan hati-hati.

"Aku harus bagaimana?" Seru Neta matanya mulai berkaca-kaca lagi.

"Tentang apa ?"

"Kau tahu tentang apa."

"Dia hanya masa lalu Neta, aku lah masa depanmu. Kita akan membuat masa depan kita. Jangan terjebak di masa lalu, jalani dengan pikiran yang jernih, aku tidak ingin kau terjebak dalam Nostalgia. Dan masalah Stand kamu, kamu sudah tanda tangan kontrak selama 2 tahun untuk stand itu, aku harap sih kamu bersikap Profesional dan lupakan masalah pribadimu, inilah masa kejayaanmu Neta, kau harus bangkit dan membuat usahamu sukses, bukankah itu yang kau impikan. Ingat aku akan di sampingmu membantu dan menggenggam tanganmu, masalah Gilang aku yakin kamu bisa mengatasinya, lagipula kan dia CEO, aku rasa kau akan jarang bertemu dengannya."

"Aku takut Rama?"

"Takut apa?" Tanya Rama.

"Takut akan lemah di hadapannya, pengaruhnya terlalu besar dalam hidupku, semenjak semalam aku tidak bisa menghilangkan dia dari ingatanku ?" Rama menggenggam tangannya kuat, dia tahu inilah saatnya dia harus berjuang untuk mendapatkan Neta seutuhnya.

"Itu hanya karena kau memiliki masa lalu dengannya Neta, aku mohon kau pikirkanlah tentang masa depanmu, pekerjaanmu, dirimu. Ingat aku akan selalu ada bersamamu." Rama meraih tangan Neta dan menggenggamnya.

"Aku takut Rama ?"

"Jangan takut Neta. Aku ada bersamamu ?"

"Aku Takut Rama, aku takut dengan hatiku yang lemah di hadapannya, aku takut dengan pikiranku yang selalu memikirkannya, aku takut dengan tindakanku yang tiba-tiba ingin memeluknya, aku tahu ini gila, bukankah seharusnya aku mencacinya seperti dulu, memarahinya seperti dulu, mengusirnya dari hidupku seperti dulu, tapi kenapa kali ini perasaanku sangat aneh, aku lemah di hadapannya, aku sulit bernafas dan bertidak, aku sungguh takut kalau aku akan jatuh cinta padanya lagi." Seru Neta dalam hati, dan Air matanya menetes.

Nyatanya disini Rama lah yang seharusnya takut karena dia merasakan aura yang aneh semenjak Gilang dan Neta bertemu.

"Ingatlah sayang, Tidak ada yang perlu kau takuti, jangan lari lagi dari kenyataan, hadapilah apapun risikonya. Kau sudah dewasa Neta aku tahu kau kuat, aku tahu kau bisa melewatinya, ingat jangan terjebak dalam masa lalu. Itu hanya akan mengikat kakimu dan membuatmu terperangkap."

Brondong Itu, Suamiku ! #Seri 2. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang