Melepas Belenggu.

14.9K 687 14
                                    

Part 26.

Neta POV.


Takdir seperti apakah yang akan terjadi diantara Neta, Gilang, Dina dan Rama. Seperti sebuah misteri yang tidak pernah tahu akhirnya.

Hubungan diantara mereka sangatlah panjang dan berliku.


Gilang menjauh berdiri dari Dina, dia tidak ingin berbicara dengan Dina lagi, dia mendatangi Mr. Arnold dan mereka membahas tentang Investasi dan yang lainnya. Setelah selesai Mr. Arnold meminta pada Gilang untuk memasukkan Dina sebagai pegawai di sini, Gilang mencoba untuk tenang, dia juga tidak mungkin menolak keinginan Mr. Arnold, dia adalah Investor terbesar di Mall ini, jadi dia menyuruh Dina untuk membicarakan dengan HRD, bagian apa yang bisa dia kerjakan. Setelah semua selesai akhirnya mereka pulang dan Gilang bekerja seperti biasa, walaupun pikiran Gilang tidak fokus dan hanya terpikirakan tentang Neta.

Neta POV.

Keesokan Harinya.

Hari ini adalah pembukaan stand baru ku di Mall ini. Aku mencoba untuk melupakan apa yang terjadi kemarin dan fokus dengan usahaku. Semalaman aku hanya Video Call sama Rama. Aku mencoba untuk mengalihkan duniaku hanya kepadanya. Dia lah sosok orang yang bisa membuatku tenang dan damai, walaupun nyatanya pikiran ku juga tidak bisa teralihkan pada Gilang setelah aku sendirian.

Aku datang ke Mall dan Stand ku telah dibuka oleh beberapa karyawanku.

"Hai, apakah semuanya lancar." Tanyaku pada mereka, mereka semua mengangguk.

"Lancar kok Kak, tadi sudah sekalian sebarin poster untuk datang jam 7 malam, karena ada Discount Grand Opening 20% ."

"Oke, terima kasih banyak ya untuk kerjasamanya semua."

"Iya Kak Neta ! Oh iya Kak, ini ada beberapa karangan bunga yang dikirim. Salah satunya dari Pemilik Mall ini loh Kak."

Deg....aku langsung pucat pasi ketika mendengar dari pemilik Mall, berarti itu dari Gilang kan.

"Siapa yang mengantar ?" Tanyaku pada mereka.

"Beliaunya sendiri Kak , aku kira pemilik Mall ini seseorang bapak-bapak tua, buncit, pendek, tapi ternyata ganteng banget Kak, masih muda lagi kayak umur 30 an gitu."

"Umurnya 26 , sebentar lagi 27." Ucap ku spontan.

"Masih umur 26 tahun tapi sudah sesukses itu ya Kak, salut banget, andaikan seperti di drama-drama dapat suami seperti itu pasti bahagia banget kan Kak Neta ?"

"Eh, tunggu dulu , kok Kak Neta tau umurnya, memangnya Kakak kenal ya Kak ?"

"Kemarin kan ada pertemuan , kenal disana ." Elakku pada mereka.

"Memangnya kalau pertemuan seperti itu, bisa tahu umur ya Kak , kira-kira bisa tau status dan rumah serta nomor HP-nya enggak ya Kak ?"

"Sudah-sudah jangan ngelantur kalian, kerja sana." Ucapku.

Mereka semua adalah Sari dan Ririn, mereka sengaja aku bawa dari Indonesia, karena Memang aku lebih suka sama orang Indonesia kalau mau dijadikan Karyawan. Biar satu koneksi gitu, susah kalau mau cari orang sini, untuk bahasa mereka sudah sangat terlatih dan paham dengan bahasa Inggris, jadi itu adalah point utama juga aku berani membawa mereka kesini.

"Nih Kak bunganya." Sebuah Mawar Putih, ternyata dia masih ingat kalau aku sangat menyukai mawar putih. Aku melihat ada sebuah kartu ucapan di sana. Aku membukanya dan mulai membaca.

Brondong Itu, Suamiku ! #Seri 2. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang