Part 27.
Neta POV.
"Tapi kamu adalah jalanku Neta. Kamu adalah bahagiaku, Dulu, sekarang, dan selamanya." Ucap Gilang
Gilang meneteskan air matanya, dan mengepalkan tangannya dengan kuat. Ingin sekali aku memeluknya, mengelus pundak dan rambutnya agar dia tenang. Tapi jika aku lakukan itu , aku takut aku tidak bisa melepaskannya untuk kali ini.
"Maaf Gilang, aku harus kembali." Lalu aku berjalan menuju pintu.
"Neta." Panggil Gilang.
"Kenapa Gilang ?"
"Tatap mataku dan katakan, apakah kau pernah mencintaiku ?" Aku menatap mukanya, tangannya memegang handle pintu. Tapi aku tidak menjawab pertanyaannya, lalu aku pergi, aku menutup pintu itu dan berdiri kaku.
"Aku pernah mencintaimu, aku pernah menyayangimu, dan sampai saat ini pun aku masih mencintaimu, mungkin rasa itu telah terkubur di dalam lubuk hatiku yang paling dalam, tapi nyatanya itu kembali muncul dan membesar ketika melihatmu berada di hadapanku. Tapi kini aku tidak bisa bersama dirimu lagi Gilang, sudah cukup aku menyakiti Rama dulu, dan tidak untuk kedua kalinya. Dan sudah cukup pula aku menyakiti kamu, dan orang tua kita. Dan sudah cukup pula aku menyakiti diriku sendiri. Jadi maaf Gilang kisah kita telah berhenti 6 tahun yang lalu."
Lalu aku kembali ke Store ku. Aku langsung mengambil tas ku dan ingin pergi.
"Kak Neta, mau pulang ya ?"
"Iya nih, maaf ya enggak bisa nunggu. Tolong di jaga ya, nanti di tutup kalau sudah waktunya."
"Baik Kak, Hati-hati ya di jalan."
"Oke." Lalu aku langsung menuju parkiran untuk mengambil mobilku, dan ketika itu ponselku berbunyi. Aku melihat layar dan ada nama Rama terlihat di situ. Dan baru dering ke 4 aku mengangkatnya.
"Hai, Rama, apa kabar di sana ?" Tanyaku, mencoba untuk tenang dan santai agar Rama tidak khawatir, dia mudah sekali khawatir.
"Baik Neta, maaf ya baru menghubungi, aku sibuk banget di sini. Banyak yang harus aku urusi."
"It's okey baby, aku mengerti kok."
"Thank honey, you're the best my love, jadi bagaimana pembukaannya lancar enggak , rame enggak ?" Tanyanya.
"Tentu saja rame dong sayang, rame banget yang mampir dan yang beli, apalagi ada Discount 20 persen, jadi mereka tertarik. Cuma aku harus pulang sekarang, biar karyawan aku saja yang handle, soalnya badanku agak enggak enak, mungkin karena kelelehan dengan kesibukan mempersiapkan ini semua."
"Oh,,,My Love. Sorry, aku enggak ada di sana saat kamu butuh aku."
"Enggak kok Rama, kamu selalu ada di hatiku walaupun kamu enggak di samping aku, jadi aku selalu semangat."
"Duh, yang suka gombal, nanti ketika pulang mau aku belikan apa nih."
"Tidak perlu, asalkan kamu sehat-sehat saja ya."
"Baiklah tunggu aku ya, aku akan pulang secepatnya dan tentu saja dalam keadaan sehat dan tambah cinta dengan kamu, I Love You, Neta."
"Love You, Rama." Balasku.
"Oke ya sudah ya, kamu pulang lah istirahat ya, nanti aku telepon lagi."
"Oke Rama, Bye."
"Bye, sayang."
Entah kenapa air mataku terus menerus menetes setelah akhir dari telepon itu. Aku merasa entah Kenapa setiap kata yang aku keluarkan rasanya seperti kemunafikan .
Akankah aku hancur lagi seperti dulu, jika aku hancur lagi kali ini karena kebodohan ku yang tidak bisa menjaga perasaan diriku sendiri, dan selalu bimbang aku yakin kali ini aku tidak akan bisa bangkit lagi.
Jadi aku mohon Neta, kamu harus bisa mengendalikan perasaanmu dengan benar dan fokus dengan pekerjaanmu, karier mu, dan hanya fokus dengan Rama, Rama, dan Rama. jangan yang lain terutama jangan Gilang.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong Itu, Suamiku ! #Seri 2. [END]
Roman d'amourPerpisahan yang harus terjadi diantara dua sejoli yang baru saja menikah, pernikahan seumur jagung, dan baru tumbuh bibit-bibit cinta. Menjadi hancur berkeping-keping setelah terjadinya kesalahpahaman, yang membawa malapetaka untuk rumah tangga Gil...