Perasaan Yang Membelenggu. #2

14.8K 655 15
                                    

Part 25.

Author POV.

"Baiklah aku pergi ya, kalau ada apa-apa telepon, nanti setelah sampai aku akan meneleponmu, oke." Seru Rama, Neta mengangguk lalu Rama pergi.

Punggung itu lama Neta pandangi, punggung lelaki yang telah menemaninya selama beberapa tahun belakang ini, rasanya seperti perlahan menjauh, rasanya genggaman Neta mulai kendur dan hatinya mulai bertanya-tanya lagi.

Apakah sebegitu brengseknya Neta hingga dia mampu menyakiti pria itu lagi untuk kedua kalinya, memikirkannya saja Neta sudah bergidik ngeri dengan dirinya sendiri, dia takut karma apa yang akan dia dapat kalau saja di menyakiti Rama lagi.

Setelah Rama tidak terlihat, Neta menghembuskan napasnya lalu dia mulai berjalan untuk menuju tempatnya. Tapi ketika dia membalikkan badannya, ada Gilang tepat di depannya sedang berdiri dengan tegap. Neta membeku seketika seolah berada dalam mimpi yang seburuk-buruknya.

Jika Memang ini mimpi tolong bangunkan aku segera, karena aku tidak mau mimpi ini berlanjut. Tapi jika ini kenyataan tolong lakukan sesuatu tuhan agar aku tidak kembali jatuh kelubang yang dalam.

"Kau pergi meninggalkanku begitu saja, menyisahkan luka yang tidak pernah sembuh, terkadang aku berpikir pernahkan kau mencintaiku ? Pernakah Neta ?" Seru Gilang dengan kata-katanya yang mampu membuat Neta merinding, kenapa Gilang mengatakan itu.

"Apa yang sedang kau bicarakan Gilang, kau bau alkohol, kau minum ? Ini masih pagi Gilang.?" Balas Neta , dia mengambil langkah mundur. Gilang melihati Neta dari ujung kaki hingga kepala.

"Kau sekarang terlihat baik-baik saja, kau tambah cantik, tambah sempurna, dan bahkan kau telah memiliki kekasih, pasti sangat menyenangkan bukan melihatku seperti ini, apakah aku seperti mainan bagimu ?"

"Apa yang sedang kau bicarakan hah, kau Gila , berhentilah bicara omong kosong , ini tempat kerjamu, kau hanya mempermalukan dirimu sendiri, orang sedang melihati kita." Lalu Neta berjalan melewati Gilang, tidak ingin berlama-lama bersamanya. Lalu Gilang memegang tangan Neta.

"Pernahkah kau mencintaiku Neta ?" Tanya Gilang, kini mereka saling menatap.

"Aku bilang hentikan Gilang, hubungan kita sudah berakhir, mari kita Profesional." Neta membalas perkataan Gilang dengan tegas, dia tidak mau terlihat lemah di hadapan Gilang, tidak ,,dia tidak boleh lemah. Kalau sampai dia terlihat lemah, habis sudah pertahannya. Neta melepaskan tangan Gilang.

"Hah, Profesional kamu bilang ? Setiap detiknya aku menunggumu, mencari mu, memohon dengan siapa saja yang mau memberitahukan di mana kamu berada, tapi mereka semua bungkam. Aku hancur Neta, kenapa kau begitu egois hanya memikirkan dirimu sendiri, bukan hanya kau yang terluka, tapi aku, orang tua ku, orang tuamu, kita semua terluka Neta."

Neta mulai meneteskan air matanya karena dia sudah tidak tahan, mereka tidak peduli dengan sebagian orang yang saat ini sedang memperhatikan mereka.

"Hentikan Gilang, hentikan aku mohon, kita sudah selesai dan aku harap jangan bahas tentang itu lagi." Lalu Neta berjalan melewatinya, tapi Gilang menahannya lagi.

"Tunggu aku belum selesai bicara Neta, aku ingin bertanya ? Apakah ada sedikit saja dibenakmu untuk mempertahankanku dulu Neta, apakah ada ? Jawab aku Neta ? Jawab ?" Seru Gilang.

"Tidak, tidak sedikitpun , bahkan sekarang pun tidak, bertemu denganmu lagi adalah kesialan terbesar dalam hidupku, aku harap kau menjauh, dan jangan pernah hadir di depanku lagi. Kalau Memang kau tidak bisa profesional, aku akan membatalkan untuk menyewa stand di Mall mu, aku tidak keberatan dengan semua konsikuensinya. Aku mohon bijaklah, kau sudah dewasa, lupakan masa lalu, kau hanya masalalu ku yang sudah aku lupakan 6 tahun lalu." Lalu Neta berjalan meninggalkan Gilang yang masih terpaku shock setelah mendengar perkataanya yang sangat tajam dan menusuk. Gilang berteriak keras menyebut nama Neta. Banyak orang yang melihati mereka, terutama Gilang, Neta sendiri dia tidak yakin bisa mengatakan kata-kata itu. Air mata Neta tidak dapat dia bendung lagi, dia langsung masuk kekamar mandi dan mengunci pintunya.

Brondong Itu, Suamiku ! #Seri 2. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang