Part 37.
Author POV.
Aku percaya kamu akan menjadi satu-satunya cinta dalam hidupku Neta, Dulu, Sekarang, besok, nanti dan seterusnya.
Gilang Darmawan Bramanto
"Arneta Clarista Pramodjo, you, you and only you, the female owner of my only heart. Would you marry me ? Again ?" Gilang berlutut tepat di depan Neta, Neta sangat terkejut hingga menutup mulutnya dengan tangannya, matanya tidak berkedip hingga meneteskan air mata.
"Neta---Neta jawab Neta, kaki ku sudah mulai kesemutan nih." Gilang meringis kesakitan karena Neta tetap pada posisi itu dalam beberapa menit. Neta akhirnya tersadar dan mulai membaca situasi.
"Aku kan cuma bercanda Gilang, kok jadi serius gini sih." Ucap Neta sambil mengusap air matanya, dia mendadak gugup dan gemetar.
"Kok di jawab gitu sih, enggak sesuai harapan banget. "Seru Gilang dengan kondisi yang masih berlutut. Dia sedikit kecewa dengan jawaban Neta.
"Kan aku bilang kita perlahan-lahan saja." Kata Neta lagi.
Lalu Gilang menghembuskan napasnya dan berdiri lalu berjalan meninggalkan Neta.
"Gilang, kamu mau ke mana, Gilang kamu marah ya?" Neta Memanggil Gilang yang terus melangkahkan kakinya tanpa memperdulikan Neta.
"Gilangggg." Neta memekik.
"Aku mau ambil minum Neta, katanya mau nonton, masak enggak ada minuman, nanti malah lagi Asyik-asyik Tiba-tiba haus kamu bakal suruh aku juga, mending sekarang kan." Gilang sudah memasukkan cincin itu kembali ke kantong sakunya, dan mencoba untuk tidak membahasnya lagi, karena hati dia kini sedang berkecamuk. Dia kembali ke arah Neta dan meminum colanya.
"Kamu marah ya?" Tanya Neta lembut.
"Apanya." Jawab Gilang cuek.
"Ih, kamu Gilang, kamu marah ya yang tadi itu."
"Yang tadi mana, sudah yuk nonton sudah hampir jam setengah delapan nih, mau sampai kapan nontonnya." Seru Gilang mencoba untuk menghindari pembicaraan sensitif itu. Hatinya lagi rapuh.
"Enggak mau nonton, pokoknya aku mau bahas masalah yang tadi." Seru Neta lalu mengubah duduknya menjadi duduk bersila menghadap Gilang.
"Gilang, tatap aku." Seru Neta.
"Sudah lah, aku mau nonton. Aku putar ya Filmnya. Ketika Gilang hendak berdiri Neta menarik tangan Gilang membuat Gilang tersentak ke belakang dan terduduk di sofa lalu Neta langsung menghimpitnya dengan tubuhnya dan duduk di atas tubuh Gilang. Neta sendiri tanpa Basa-basi langsung mencium Gilang dan berbisik di telinganya.
"Yes, i do baby, i will marry you ! Again ." Seru Neta lembut ditelinga Gilang.
"WHAT." Sentak Gilang terkejut dan langsung terbangun hingga jidat Gilang mengenai jidat Neta, dan membuat Neta meringis kesakitan.
"Sakit Gilang...Sudah lah enggak jadi deh. I don't want to marry you." Sela Neta langsung duduk ke depan sambil mengelus jidatnya.
"Hahaha, maaf sayang. Sini -sini aku cium keningnya, sakit ya. Maaf ya, masak gitu saja langsung enggak jadi nikah." Lalu sekarang Gilang yang menarik Neta ke tubuhnya dan mereka kembali pada posisi semula.
"Kamu akan menikahiku kan Neta, kamu benar-benar setuju kan Neta ?" Tanya Gilang untuk memastikan.
"Iya aku mau Gilang, aku akan menikahimu dengan senang hati, bahkan kalau sampai kamu tidak mengajakku menikah, aku akan tetap memaksa kamu untuk menikah denganku." Lalu Neta mencium kening, hidung, pipi kiri dan kanan, lalu bibir Gilang secara cepat. Membuat Gilang tersenyum malu dengan kelakuan Neta.
Lalu Gilang duduk dan mangambil cincin itu lagi dari sakunya dan memasangkan dengan lembut ke jadi manis Neta.
"Kau masih menyimpanya." Tanya Neta.
"Ya tentu saja, dia harus kembali ke pemiliknya bukan." Lalu Neta langsung memeluk Gilang yang sedang berjongkok memasangkan cincin.
"Neta." Bisik Gilang di telinga Neta yang masih memeluknya.
"Iya Gilang." Jawab Neta sambil masih memeluk Gilang.
"Hm,,,Neta." Bisik Gilang lagi.
"Kekamar yuk." Ajak Gilang pelan. Ingin lihat reaksi Neta bagaimana.
"Katanya tunggu sudah nikah, baru ngelamar belum nikah padahal sudah ngajak kekamar saja ? "
"Sesak Neta, sesak." Neta mengerti maksud Gilang yang dia sebut sesak , lalu dia hanya tertawa.
"Ya sudah kita nonton Annabelle aja ya." Lalu seketika Gilang lesu, bukan hanya yang di bawahnya yang tadi Tiba-tiba mengeras, tapi kini hatinya, batinnya, semua langsung lesu. Karena Neta ternyata tidak melupakan tentang Film Horor itu.
"Sudah malam, mending tidur. Besok kan kerja." Rayu Gilang.
"Enggak mau, aku mau nonton sama kamu. Satu Film saja ya, nanti langsung tidur deh , yang jelas nonton Annabelle dulu."
"Nasib-nasib." Seru Gilang pasrah.
Akhirnya mereka menonton film boneka setan itu sampai jam setengah sebelas, selama menonton tentu saja Gilang tidak berhenti menjerit, dan Neta sendiri tidak berhenti memukul Gilang karena berisik. Tanpa disadar waktu terus berlalu dan mereka pun tertidur di sofa. Dengan posisi Neta di atas tubuh Gilang
Dan waktu berlalu begitu saja, dari yang hanya ketiduran sebentar sampai berlanjut hingga jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Dan terik matahari yang langsung menyoroti dari rumah yang penuh jendela kaca itu membuat mereka mengubah posisi dan saling meregangkan badan karena kaku tidur dalam posisi seperti itu.
Akhirnya mereka terbangun dan saling memandang sejenak. Gilang mengubah posisinya dan meregangkan kakinya ke meja yang ada di depan sofanya. Badannya sungguh kaku sekali karena tubuh Neta yang menghimpitnya semalaman.
Neta sendiri dengan malas bergerak tapi tidak jauh-jauh dari tubuh Gilang.
Pikiran mereka seolah kosong, masih mengumpulkan nyawa. Dan Neta melihat cincin di jari manisnya yang melingkar dan tersenyum. Lalu menangkup wajah Gilang dan mengucapkan.
"Good Morning, my future husband." Gilang yang sedari tadi masih memejamkan matanya, langsung melek dan tersenyum.
"Good Morning, my future wife." Lalu Gilang memeluk Neta dan mencium keningnya lama.
"I Love You Neta."
"I Love You Gilang."
Takdir yang mempersatukan, takdir yang memisahkan, takdir pula yang membawa mereka kembali bersama. Lalu seperti apakah takdir mereka selanjutnya.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong Itu, Suamiku ! #Seri 2. [END]
RomansaPerpisahan yang harus terjadi diantara dua sejoli yang baru saja menikah, pernikahan seumur jagung, dan baru tumbuh bibit-bibit cinta. Menjadi hancur berkeping-keping setelah terjadinya kesalahpahaman, yang membawa malapetaka untuk rumah tangga Gil...